Hari-hari
istimewa telah aku lewati bersama kalian. Kenapa saya sebut hari-hari istimewa?
Karena disetiap hari itu saya mendapatkan begitu banyak doa, harapan, perhatian
dan kejutan yang tidak pernah saya dapatkan sebelumnya. Terkadang saya
berangkat tanpa membawa uang sepeserpun, tapi saya masih bisa minum cappicino
kesukaanku. Terkadang saya berangkat dengan motorku dalam posisi pantum bensin
dibawah tanda merah, tapi kalian mengisinya sampai diatas tanda merah.
Kalian semua
tidak hanya menyapaku saat kalian membutuhkanku saja, meraih tanganku disaat aku
jatuh, menarik kembali diriku agar bisa bangkit dan melangkah ke depan,
menerimaku apapun keadaanku, menghapus airmataku disaat bersedih, dan berlari
bersama disisiku saat kita mengejar meraih mimpi.
Kalian menungguku
dalam waktu lama untuk makan bereng di lingkaran taman Merjosari. Kalian mengajakku
selalu untuk makan bersama, padahal sama sekali terkadang dompetku berangkat
dalam keadaan kosong. Kalian mengajakku bertamasya atau piknik tipis-tipis, sedangkan
aku hanya bermodalkan kata “budal”. Mulai uang bensin, uang parkir, uang makan,
uang ngemil kalian semua yang membayariku. Sampai-sampai saya duduk di cafe
mewah waktu itu untuk sekedar rame-rame, saya pun tak membawa uang untuk
membayar apalagi membayari kalian.
Kalian sering
kali melihat motor saya yang tidak pernah lebih dari separuh. Karena memang
setiap kali saya ada rejeki yang Allah limpahkan pada saya, saya harus memikirkan
dua kali, untuk perut dan untuk sepeda motor. Sudah hampir tiga tahun saya
hidup di Malang hanyalah bersama kalian yang tak pernah saya tolak ajakan
kemanapun kalian pergi, dimanapun kalian berkumpul, kecuali memang alasan fardu
saya “ada kuliah”. Karena saya sudah sangat terbantu oleh kalian, untuk saya
pinjami uang, untuk saya ajak curhat, untuk saya ajak canda.
Kalian luar
biasa, berkali-kali menasehatiku bahwa menulis itu tidak untuk dinilai apakah
tulisan itu baik ataupun buruk, namun menulis adalah penyaluran bakat yang
harus selalu diasah.
Kalian yang
selalu mengajakku keliling dunia hanya untuk mengunjungi keindahan alam,
mengunjungi museum-museum yang hampir punah dan musnah, mengunjungi bunga mekar
di taman.
Kalian yang
mengajakku berlari mengejar mimpi-mimpi dan harapan ini. Sehingga akhirnya saya
pun bertahan sampai hari ini di ICP.
Kalian yang
selalu mengajariku bermain dengan kamera. Mengingatkanku akan negeri ini. Kalian
yang mengantarku pulang kala habis lembur dengan tugas.
Keeratan bersama
kalian ini, menyebabkan naluriku untuk ngontrak dalam satu atap bersama kalian,
untuk saling mengingatkan tibanya waktu shalat, ngaji, dzikir bareng, dan kalau
bisa puasa sunnah bareng.
Jikalau tidak
untuk itu, hanyalah modorat yang kita peroleh, bukan sebuah kebahagiaan atau
ketentraman. Menjaga kekeluargaan ini memang butuh pengorbanan dari depan,
samping, belakang dan dari segala penjuru.
Ingatkan saya
jikalau saya sudah punya uang, untuk mengganti uang “hadiah micro teaching”
karena sudah saya pakai untuk buat kartu saat hp-ku hilang dan keperluan yang lain
waktu itu. Karena bersama kalian itulah saya pun berani maju bersama untuk
mencoba menunjukkan bakat sebagai calon guru.
Maafkanlah saya,
dengan kerendahan hati atas khilafku yang sering meminta-minta kepada kalian. Semoga
Allah membalas semua kebaikan kalian. Dan saya mohon doa dari kalian semoga
beasiswa bidikmisiku bisa saya terima dengan lancar sampai saya memakai toga
wisuda di dua kampus. Untuk membayar kontrakan, uang kuliah, dan sedikit uang
makan.
Jikalau
beasiswa harapan satu-satunya itu terbengkalai, maka saya tidak lama lagi untuk
berhenti sejenak dari dunia perkuliahan. Untuk hijrah ke dunia prekonomian. Hanyalah
antar doa ke doa dari kita semua yang akan membuat kita sebagai penguat
persaudaraan se-iman.
Saya hanya
berterima kasih banyak.
+ komentar + 1 komentar
Keluarga itu karna kita punya empat tiang yg belum dimiliki yg lain, mengerti, memahami, saling menjaga, dan tak tak ada kata tinggi semua sama rata. Kita bertahan dg puing2 kekeluargaan yg tulus dari kita tak peduli siapa kita dan bagaimana mana kita.
Posting Komentar