Terima Kasih Sahabat Tabalwar

Minggu, 03 April 20161komentar

http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2016/04/terima-kasih-sahabat-tabalwar.html


Hari-hari istimewa telah aku lewati bersama kalian. Kenapa saya sebut hari-hari istimewa? Karena disetiap hari itu saya mendapatkan begitu banyak doa, harapan, perhatian dan kejutan yang tidak pernah saya dapatkan sebelumnya. Terkadang saya berangkat tanpa membawa uang sepeserpun, tapi saya masih bisa minum cappicino kesukaanku. Terkadang saya berangkat dengan motorku dalam posisi pantum bensin dibawah tanda merah, tapi kalian mengisinya sampai diatas tanda merah.

Kalian semua tidak hanya menyapaku saat kalian membutuhkanku saja, meraih tanganku disaat aku jatuh, menarik kembali diriku agar bisa bangkit dan melangkah ke depan, menerimaku apapun keadaanku, menghapus airmataku disaat bersedih, dan berlari bersama disisiku saat kita mengejar meraih mimpi.

Kalian menungguku dalam waktu lama untuk makan bereng di lingkaran taman Merjosari. Kalian mengajakku selalu untuk makan bersama, padahal sama sekali terkadang dompetku berangkat dalam keadaan kosong. Kalian mengajakku bertamasya atau piknik tipis-tipis, sedangkan aku hanya bermodalkan kata “budal”. Mulai uang bensin, uang parkir, uang makan, uang ngemil kalian semua yang membayariku. Sampai-sampai saya duduk di cafe mewah waktu itu untuk sekedar rame-rame, saya pun tak membawa uang untuk membayar apalagi membayari kalian.

Kalian sering kali melihat motor saya yang tidak pernah lebih dari separuh. Karena memang setiap kali saya ada rejeki yang Allah limpahkan pada saya, saya harus memikirkan dua kali, untuk perut dan untuk sepeda motor. Sudah hampir tiga tahun saya hidup di Malang hanyalah bersama kalian yang tak pernah saya tolak ajakan kemanapun kalian pergi, dimanapun kalian berkumpul, kecuali memang alasan fardu saya “ada kuliah”. Karena saya sudah sangat terbantu oleh kalian, untuk saya pinjami uang, untuk saya ajak curhat, untuk saya ajak canda.

Kalian luar biasa, berkali-kali menasehatiku bahwa menulis itu tidak untuk dinilai apakah tulisan itu baik ataupun buruk, namun menulis adalah penyaluran bakat yang harus selalu diasah.

Kalian yang selalu mengajakku keliling dunia hanya untuk mengunjungi keindahan alam, mengunjungi museum-museum yang hampir punah dan musnah, mengunjungi bunga mekar di taman.

Kalian yang mengajakku berlari mengejar mimpi-mimpi dan harapan ini. Sehingga akhirnya saya pun bertahan sampai hari ini di ICP.

Kalian yang selalu mengajariku bermain dengan kamera. Mengingatkanku akan negeri ini. Kalian yang mengantarku pulang kala habis lembur dengan tugas.

Keeratan bersama kalian ini, menyebabkan naluriku untuk ngontrak dalam satu atap bersama kalian, untuk saling mengingatkan tibanya waktu shalat, ngaji, dzikir bareng, dan kalau bisa puasa sunnah bareng.

Jikalau tidak untuk itu, hanyalah modorat yang kita peroleh, bukan sebuah kebahagiaan atau ketentraman. Menjaga kekeluargaan ini memang butuh pengorbanan dari depan, samping, belakang dan dari segala penjuru.

Ingatkan saya jikalau saya sudah punya uang, untuk mengganti uang “hadiah micro teaching” karena sudah saya pakai untuk buat kartu saat hp-ku hilang dan keperluan yang lain waktu itu. Karena bersama kalian itulah saya pun berani maju bersama untuk mencoba menunjukkan bakat sebagai calon guru.

Maafkanlah saya, dengan kerendahan hati atas khilafku yang sering meminta-minta kepada kalian. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. Dan saya mohon doa dari kalian semoga beasiswa bidikmisiku bisa saya terima dengan lancar sampai saya memakai toga wisuda di dua kampus. Untuk membayar kontrakan, uang kuliah, dan sedikit uang makan.

Jikalau beasiswa harapan satu-satunya itu terbengkalai, maka saya tidak lama lagi untuk berhenti sejenak dari dunia perkuliahan. Untuk hijrah ke dunia prekonomian. Hanyalah antar doa ke doa dari kita semua yang akan membuat kita sebagai penguat persaudaraan se-iman.


Saya hanya berterima kasih banyak. 
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

3 April 2016 pukul 14.45

Keluarga itu karna kita punya empat tiang yg belum dimiliki yg lain, mengerti, memahami, saling menjaga, dan tak tak ada kata tinggi semua sama rata. Kita bertahan dg puing2 kekeluargaan yg tulus dari kita tak peduli siapa kita dan bagaimana mana kita.

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger