Sejarah
selalu membuka peluang untuk diisi dengan berbagai warna. Ketika yang lalu
tercatat sebagai oretan warna kemenangan, maka bagaimana dengan sejarah
berikutnya. Baru saja berlalu kita mengikuti perlombaan Micro Teaching yang
diadakan oleh salah satu mabna bernama Khadijah Al-Kubro (KD) yang ada di MSAA
UIN Maliki Malang sebagai torehan tinta sejarah yang kedua kalinya. Setelah
perjuangan pertama yang masih duduk di semester II berhasil meraih pemenang ke
dua, ternyata sejarah itu stagnan di posisi yang sama. Rasa haru
dan ucap syukur bahagia dari kita semua sebagai member of tabalwar tak
terhitung nilainya.
Bukan
kemenangan itu yang kita harapkan, bukanlah hasil tetesan tinta juri yang hanya
beberapa menit yang kita impikan, dan bukan pula bentuk aplos dari banyak orang
yang kita dambakan, tapi ada banyak kisah terselubung untuk terus membuat
sejarah menarik dalam kisah hidup bersama tabalwar.
Kisah itu
adalah kisah yang kita bangun bersama demi sebuah nama Tabalwar. Memang sedikit
aneh dari nama itu, banyak orang mengaggapnya nama tak berarti dan tak
bermakna. Nama yang kurang etis dan estetis, sehingga tidak banyak orang
mendengar merasakan romantis. Walau sebenarnya nama itu punya filosofis
tersirat dalam jiwa mendalam di kelas ICP Arabic. Yang terbentuk dari ide
tipis-tipis kekeluargaan dalam nama Tabalwar itu sendiri.
Hari demi
hari nama itu terdengar tidak asing lagi. Tetangga-tetangga dekat semakin akrab
menyapa kita di media sosial dengan kisah-kisah keakraban, kekeluargaan, dan
kebahagian bersama. Saat itu pula, orang bertanya apa sebenarnya tabalwar itu?
Kita pun merangkai menjelaskan menjadi sebuah kalimat indah yang bisa dipahami
banyak orang. Bahwasanya tabalwar adalah sebuah kristal kecil yang akan menjadi
penyebab perubahan dunia.
Malam itu
tepat di tanggal supersemar 11 Maret 2016 sebagai malam sejarah tahunan yang
sudah ke dua kalinya. Kami member of Tabalwar menyumbang ide kreasi pendidikan
dalam dunia pembelajaran melalui lomba Micro Teaching se UIN MALIKI Malang.
Kami mencantumkan nama Tabalwar sebagai delegasi kami, dan menjadi awal
munculnya nama Tabalwar di kalangan kampus UIN Maliki Malang. Dan uniknya
Tabalwar menjadi salah satu perwakilan jurusan PAI bahkan salah satu dari
seluruh jurusan di FITK yang memberanikan diri terjun bergabung dalam lomba
MICRO TEACHING se UIN Maliki Malang.
Memang
terbukti bahwa Tabalwar adalah kristal kecil yang nantinya akan merubah dunia.
Sebuah cita-cita yang tidak hanya setinggi langit, melainkan melampaui
ketinggian langit. Harapan bersama demi sebuah perubahan lebih baik di masa
depan. Tabalwar adalah milik kita untuk menjadi wadah inspirasi bersama
melangkah menuju masa depan yang lebih baik.
Dua kali
latihan menjadi modal awal kami melangkah dengan metode dan model yang kami
ringkas sedemikian indah. Sehingga hasil dalam perlombaan di pentas Masjid Ulul
al-Bab di urutan ke empat dapat berjalan sesuai RPP yang telah kita susun
bersama-sama. 15 menit yang waktu yang diberikan kepada semua peserta, kami pun
mampu mengatur dengan tertib dan sistematis.
Sebuah
aspirasi gemilang bagi para member of tabalwar yang begitu semangat untuk
menunjukkan kristal yang sebenarnya menjadi perubahan. Awal yang baik telah
mampu mencoret nama miring dari jurusan PAI yang ada di FITK. Bahwasanya
kristal kecil ini berani menunjukkan eksistensinya dari ada menjadi tidak ada.
Begitupun di lingkup ICP FITK kami menerobos jurang pendiskriminasian untuk
bangkit menorehkan jejak yang mulai hilang di telan kesimpangsiuran
kepemimpinan. Kami ini ada, ICP ARABIC PAI 2015 bangkit dengan nama TABALWAR.
Sehingga
kami pun harus benar-benar meresmikan dengan berbentuk tertulis dalam banner
berukuran 2x1 meter. Tak terkecuali semua member akan berdeklarasi dari tanda
resmi jari jemari mengukir dengan kuat di banner putih dibalik bertuliskan
TABALWAR.
Malam itu
sehabis perlombaan selesai, dengan niat tulus tanpa paksa kita berangkat menuju
bukit paralayang untuk berceria bersama melukiskan sebuah karya resmi berupa
nama Tabalwar. Bukan sekedar nama belaka yang kita ikrarkan, melainkan sebuah lebih
eratnya persaudaraan menjadi satu keluarga besar. Penulis tak sabar untuk
melukiskan rasa simpati dalam bentuk untaian kata indah yang terangkai dari tubuh
tabalwar yang semakin hari semakin menguatkan batin.
Kala itu, hujan datang tak diundang
Alam bergembira tanpa sinar senja
Mengunci jalan para pemilik kristal
Untuk berlatih di markas ASWAJA
Meraih mimpi menuju sang juara
Tapi,
Alangkah mulia, pejuang pencari rido ilahi itu
Telah mampu menembus gelap
Menuju satu ikatan kemenangan
Satu
kekuatan besar yang perlu dirawat dan dijaga adalah kekeluargaan. Untuk terus
bersama merangkai langkah-langkah kecil di perjuangan kuliah. Tanpa ada penguat
dan pendorong, tanpa ada rasa saling mengayomi, seakan bumi tabalwar tidak akan
berumur lebih lama dari umur kuliah. Kita sadar dengan sebuah keyakinan, dimana
ada kebersamaan disitu ada cobaan besar untuk meruntuhkannya. Semakin sering
berkumpul maka semakin banyak pula gangguan untuk memporak-porandakan kita. Sebuah
ikhtiar kuat untuk melawan itu semua hanya ada pada diri kita masing-masing.
dan
pikiran yang menyatu untuk mengenal satu sama lain dari kelebihan dan
kekurangannya. Untuk tidak egois pada keluarga sendiri, bahwa kita adalah satu
keluarga yang tidak boleh ada yang tersakiti. Kita koreksi bersama, jika ada
khilaf dari salah satu saudara kita di tabalwar untuk menjaga keutuhan yang
sudah mulai kecium aromanya. Kita tak punya saudara seerat kita, sekompak kita,
kecuali hanya ada di tabalwar tercinta. Maka alangkah lebih baik jika jiwa
pemaaf yang dicontohkan baginda Rosulullah SAW selalu menjadi bagian sifat hati
kita di Tabalwar.
Semoga tuhan
selalu memberikan rido dan rahmat dari setiap langkah kita. Wallahu ‘alam
+ komentar + 1 komentar
Kerennn
Posting Komentar