Matematika Sosial (MATOS)
Fotografer + editor : Misbah
Matematika Sosial (MATOS) - Ada sesuatu yang berbeda pada kegiatan ini
yaitu kegiatan “Matematika Sosial” atau yang biasa disebut MATOS. Bukan lagi
sebuah kegiatan akademik dan bukan lagi sebuah kegiatan senang-senang belaka. Kegiatan
yang sudah dirintis oleh para senior terdahulu meninggalkan warisan uswatun
hasanah sampai saat ini. Setiap periode kepemimpinan Departemen Pendidikan
Matematika (DEPDIKMAT) kegiatan ini memang tidak banyak diminati oleh para
mahasiswa. Baik yang tergabung dalam organisasi DEPDIKMAT itu sendiri atau
warga yang beridentitas mahasiswa secara umum.
Pada acara MATOS periode 2015 ini mahasiswa yang tergabung dalam organisasi
DEPDIKMAT pun hanya beberapa saja yang
mengorbankan dan memperjuangkan waktunya untuk ikut berpartisipasi dari awal
acara direncakan sampai akhirnya terjun langsung ke lokasi acara. Sebuah kegiatan
rutinitas tahunan yang hanya terjadi satu kali dalam setahun sangat disayangkan
jika tidak menjadikan kegiatan ini sebagai kesempatan yang lebih penting dari
pada yang lain.
Filosofi kegiatan MATOS pada dasarnya sebagai bentuk ikhtiar kita
sebagai manusia agar terhindar dari sebutan orang yang mendustakan agama. Sebagaimana
orang-orang pendusta agama tersebut telah Allah firmankan dalam kitab Alquran
salah satunya pada ayat kedua yang berbunyi “maka itulah yang menghardik
anak yatim”. Sehingga yang menjadi sasaran di kegiatan MATOS ini adalah
yatim piatu.
Sebagai manusia yang berangkat dari pribadi kita masing-masing berbagi itu
hakikatnya adalah tidak dijadikan sebuah kegiatan tahunan atau rutinitas belaka
lebih-lebih kepada anak yatim. Karena berbagi itu adalah anjuran dimana pun dan
kapan pun. Akan tetapi dalam konteks organisasi hal ini sangat tidak mungkin
menggunakan konsep “dimana pun dan kapan pun”. Karena organisasi adalah
kelompok yang mempunyai tujuan tertentu. Namun setidaknya dari berbagai banyak
program kerja yang telah dijadikan rutinitas tahunan ada program kegiatan bakti
sosial baik itu kepada anak yatim atau fakir miskin sebagaimana yang di gagas DEPDIKMAT
adalah Matematika Sosial santunan anak
yatim.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 29 Nopember 20 15 DEPDIKMAT memilih yayasan panti asuhan Al-Qorni di Jl. Simp.
LA Sucipto 25 dengan tema “meningkatkan ukhuwah Islamiah dengan silatur
rahmi dan santunan”. Di yayasan ini kami memberikan berbagai macam bantuan
yang telah kami kumpulkan bersama-sama dari berbagai pihak, mulai dari
teman-teman mahasiswa matematika itu sendiri, mahasiswa universitas islam
malang secara umum, bahkan donator dari mahasiswa ICP ARABIC’14 UIN Maliki
Malang. Semoga Allah SWT senantiasa membalas yang lebih dari apa yang telah
disalurkan untuk panti asuhan Al-Qorni baik yang telah membantu doa ataupun
materi.
Tepat jam 09.45 kami tiba di lokasi dengan disambut haru oleh teman-teman
santriwan santriwati yang diasuh oleh seorang Kyai yang begitu Alim. Kami pun
disediakan tempat untuk acara yang sudah kita kemas pada jauh-jauh hari untuk
kita laksanakan saat itu. Santri-santri yang begitu santun menerima kita masuk untuk
masuk ke kediaman Bu Nyai dan Pak Yai (sebutan jawa kepada guru) membuat hati kita
tersentuh dan mata mulai menetes air mata.
Hati ini hanya terpikir bahwa mereka semua adalah anak-anak yang sejatinya
ingin hidup seperti anak-anak yang tersenyum bersama bapak dan ibunya. Tapi kehendak
Allah SWT kepada mereka yang ditampung dalam yayasan panti asuhan sudah menjadi
Sunnatullah yang tidak bisa bantah lagi. Allah SWT lebih mengetahui dan
lebih memahami jalan hidup manusia.
Acara pembukaan kami isi dengan penuh sederhana. Sambutan singkat dari
ketua pelaksana dan juga kepala DEPDIKMAT pada intinya memohon maaf jika
kegiatan yang kami selenggarakan ini mengganggu kegiatan santri-santri. Dan ungkapan
terima kasih atas kesediaanya menerima kami untuk melaksanakan kegiatan
Matematika Sosial. Sambutan pengasuh yang pada padat dan singkat begitu
bermakna begitu jelas untuk kita pahami bahwasanya salah satu ungkapan beliau ”semoga
kegiatan yang kalian laksanakan disini diridoi Allah SWT dan mendapat syafaat
Rosulullah SAW dan menjadi orang yang istiqomah dalam menuntut ilmu dan berbagi
ilmu”.
Sebagai bentuk berbagi senyum kita kepada mereka. Setekah kegiatan
pembukaan dan pemberian simbolis maka kegiatan berbagi tawa itu diisi dengan
belajar sambil bermain. Kami membagi kelompok santriwan dan santriwati
masing-masing terdiri dari tiga sampai lima anggota kemudian kami sediakan
delapan batang korek api untuk menjawab pertanyaan “jadikan batang delapan
batang korek api itu menjadi empat segit tiga dan dua persgi”. Di samping itu menyediakan
berbagai macam soal untuk melanjutkan ayat-ayat yang konsep sedemikian indah. Mereka
semua mulai bangkit dan berbahagia bersama kami.
Kegiatan belajar sambil bermain pun kami tutup dengan bernyanyi bersama menyuarakan lagu semangat “keblowok tek-tek”.
Dan sepertinya acara perlu akhiri dengan kebersamaan makan bersama baik kami dan
juga adik-adik panti asuhan. Sejenak acara itu selesai kami pun menutup acara
dengan do’a yang disampaikan oleh bapak pengasuh Panti Asuhan Al-Qorni. Harapan
besar dari kita DEPDIKMAT 2015 kegiatan ini tidak berahir disini baik kita
secara individu maupun secara organisasi. Disamping itu hal ini menjadikan
pembelajaran bermanfaat bagi kita sebagai hikmah hidup sosial.
Semoga apresiasi prestasi di sisi Allah AWT kepada teman-teman yang telah
berjuang dan berkorban mulai dari penggalangan dana, sampai pengumpulan bantuan
yang lain yang akan disumbangkan ke panti asuahan. Amin yaa robbal ‘alamin. Wallahu
‘alam
Posting Komentar