Ketika itu saya
berada di masjid at-tarbiyah tepatnya di kampus uin maliki malang mengikuti
kuliah tujuh menit setelah sholat dhuhur. Pada waktu itu saya tidak bisa
menyimpulkan tema yang di sampaikan oleh penceramah. Akan tetapi moment itu
adalah hal yang selalu datang pada pikiran sadar ketika saya berjalan ke suatu
tempat, baik itu di jalan, di bukit, di pantai, di mall, dan di berbagai
tempat.
Beliau memulai
ceramahnya dengan satu pertanyaan yang berbunyi “apa sebenarnya ilmiah itu?”. Sapaan itu membuat para jamaah
terpikir di tempat sholatnya masing-masing dan tidak beranjak pergi sebelum
kultum itu selesai. Suaranya yang tegas dan lantang juga membuat mahasiswa dan
dosen terperangah dan tertarik untuk mengikuti kajian yang disampaikan.
Banyak kita
ketahui di sekitar kita tentang pemikiran-pemikiran baru yang diklaim sebagai
suatu pengetahuan ilmiah. Melalui pendidikan formal yang semakin modern
terdapat berbagai penelitian dan eksperimen tentang teori-teori baru sehingga
menghilangkan begitu saja terhadap pengetahuan sebelumnya.
Pada dasarnya
kita tidak akan pernah lahir pengetahuan baru tanpa adanya pengalaman atau
pengetahuan sebelumnya. Seperti halnya keberadaan sepeda motor dikarenakan
adanya penemuan roda terlebih dahulu kemudian ada proses dan pengelolaan sesuai
zamannya pada akhirnya bisa kita kendarai dengan penuh kepuasan.
Kalau dikatakan
temuan-temuan baru yang terjadi saat ini adalah hasil dari peneletian ilmiah
lalu bagaimana dengan keilmuan yang sudah lahir sejak zaman nenek moyang kita.
Seperti halnya adanya tukang pijet, adanya bajak sawah dengan tenaga hewan, dan
banyak lagi hal lain. bukankah itu merupakan sesuatu yang ilmiah juga.
Saya pikir
ilmiah itu tidak selamanya yang berkaitan dengan perkembangan teknologi modern.
Karena jika kita kaji ulang semakin berkembangnya teknolgi modern maka akan
semakin terkikis teknologi tradisional. Adanya bajak sawah dengan sapi atau
kerbau saya kira lebih tidak membahayakan pada lingkungan dari pada mesin
modern saat ini.
Perbandingannya
jika menggunakan sapi akan lebih menyuburkan tanah kerena air urine dan
kotorannya jatuh disawah yang sedang dibajak. Sedangkan asap dari mesin modern
akan selalu menumpuk dilapisan ozon kita, sehingga semakin hari semakin
menipis.
Begitu pun
seorang tukang pijet. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan kedokteran dengan
berbagai obat-obatan modern semakin menghilangkan juga pada apa yang telah
terjadi sebelumnya. Padahal kadar obat yang ada rata-rata terbuat dari bahan
kimia yang tidak sedikit efek negatifnya. Sedangkan obat-obat tradisional dari
bahan alami dianggap suatu mitos belaka.
Bukan saya
menyalahkan melakukan penelitian-penelitian baru, sehingga bisa menemukan
teori-teori praktis dan modern dengan proses lebih cepat dan tepat. Akan tetapi
dari penemuan itu harus kita pikirkan juga masa depan bumi dan penduduknya
dalam jangka waktu yang panjang. Kalau kita mengatakan kontraktor itu lebih
praktis dan lebih cepat itu tidak salah. Kenyataannya memang begitu.
Tapi apa tidak
perlu khawatir penggunaan itu sebenarnya membahayakn bumi kita. Bukannya tuhan
telah menyuruh manusia untuk memanfaatkan hewan sebaik-baiknya. Seperti dalam
surat An-nahl ayat 6 yang artinya “Dan kamu memperoleh pendangan yang indah
padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu
melepaskannya ke tempat penggembalaan”.
Posting Komentar