OLEH
: MISBAHUDDIN
Saat kita
menemuai orang muslim yang memakai jubah dengan jenggot lebat dan kopiyah putih
seakan menstimuli kita untuk menganggap mereka orang alim (ahli ilmu) atau abid
(ahli ibadah). Padahal kita melihat
sesuatu jangan dari kulitnya saja. Kita ibaratkan buah durian, rambutan, salak
yang isinya disukai banyak orang. Disisi lain bagi wanita muslimah yang hanya
terlihat dua bola matanya seakan mereka terlepas dari godaan setan yang mengajak
untuk berbuat maksiat. Apakah mereka sudah tidak perlu untuk kita aplikasikan
teori amar ma’ruf nahi munkar? Saya kira tidak, karena sebenarnya merekalah
yang lebih besar mendapatkan godaan syetan. Kalau saat ini sudah banyak
pelanggaran pelacuran, pemerkosaan dan pelecehan seksual yang pelakunya adalah
orang-orang muslim dengan gelar kyai atau ustadz bagaimana kita menanggapinya?
Tentu kita bangun kesadaran diri kita masing-masing untuk tidak menganggap
hanya diri kita yang benar dan patut dicontoh.
Siapapun
orangnya, dan kapanpun kita melihat suatu kemungkaran maka seorang muslim wajib
hukumnya untuk mencegahnya. Melalui etika dan moral yang baik dalam mencegah
dapat menghasilkan pengaruh yang baik. Rosulullah merupakan tokoh figur akhlak
yang mulia mampu menyadarkan banyak kalangan untuk berbuat baik dan
meninggalkan larangan allah swt. Dengan caranya yang tidak memaksa dan tidak
secara keras mempengaruhi orang lain. Dalam hal amar ma’ruf nahi munkar
sewajarnyalah kita dalam bertindak tanpa harus berlebihan apalagi sampai
berbuat anarkis seperti halnya dalam demonstrasi masyarakat. Karena pada
hakikatnya ketika melakukan demontrasi secara tidak langsung manusia mengubur
banyak potensi untuk berfikir yang lebih baik dari pada demontrasi. Dan hal itu
akan menghasilkan konflik yang mengakibatkan korban. Terkadang banyak kalangan
organisasi agama melakukan demontrasi yang itu disebut sebagai jihad untuk
mencegah yang menerut pemeluk ormas itu sebagai suatu yang menyimpang. Islam sama
sekali bukan agama yang keras, sekalipun tampak jelas didepan mata kita
perbuatan dzolim. Islam adalah agama yang selamat dan saling menyelamatkan. Sebagai
agama yang mempunyai aturan-aturan yang selalu adil dalam segala hal.
Tindak kriminal
yang marak terjadi dikalangan masyarakat kita seakan sulit untuk dipecahkan
baik oleh kalangan masyarakat itu sendiri atau aparat yang bertugas. Alasan kesulitan
itu muncul karena semakin banyaknya kejadian yang merajalela. Salah satu cara
yang menurut penulis ampuh adalah teman sekitar yang paling dekat. Sebagai teman
yang mempunyai ilmu pengetahuan lebih baik lebih-lebih dibidang keagamaan jangan
sampai terpengaruh melainkan harus memberikan pengaruh. Karena sebagai lingkungan
yang menggantikan posisi orang tua jangan sampai takut akan kebaikan teman
dimasa depan. Melalui pendekatan secara kekerabatan atau secara hal-hal
estetika.
Posting Komentar