Jika
sholatku saja tidak engkau terima, terus apa yang bisa aku bawa mati untuk
menghadapmu. Bagaimana engkau menerima sholatku, saat adzan berkumandang aku
masih sibuk dengan pekerjaan duniaku. Dan saat aku sholat pun pikiranku masih menduakanmu
dengan segala urusan dunia. Sungguh aku malu Tuhan.
Aku
belum mampu menegakkan sholat seperti yang engkau perintahkan dalam ayat
sucimu. Keseharianku masih penuh dengan maksiat. Keseharianku masih penuh
dengan kedzaliman. Keseharianku masih jauh dari yang syariatkan kepadaku.
Pertanda sholatku masih belum apa-apa. Sungguh aku malu Tuhan.
Aku
belum pandai membaca ayat qauliyah dan qauniyah-Mu Tuhan. Lebih dari itu aku juga tidak pandai
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai hamba. Aku masih jauh dari
harapan Engkau untuk menjadi khalifahmu di muka bumi ini. Aku masih sering
sombong dan membanggakan diri dengan segala nikmat yang engkau titipkan
kepadaku. Tuhan, aku benar-benar malu.
Air
mataku jarang menetes untuk meratapi segala kedzolimanku pada-Mu dan pada mahluk-Mu
Tuhan. Tidak seperti Adam yang ratusan Tahun menangis karena satu kesalahan
saja di surga. Jika Adam dikeluarkan dari surga hanya karena kesalahan
melanggar perintah-Mu, apalagi dengan diriku ini Tuhan.
Allahu
Robbi. Jadikanlah aku manusia yang benar-benar seperti tujuan diciptakannya
manusia di muka bumi ini. Yang benar-benar memanusiakan manusia yang lain. Yang
benar-benar akan arti bertasbih, bertahmid dan bertakbir kepada engkau. Yang
tidak hanya mulut yang berteriak lantang. Tapi sikap dan perilaku mencerminkan
kemahasucian-Mu.
Aku
terlalu sering beralasan lupa menjalankan apa yang engkau perintahkan. Aku
terlalu sering mengulur waktu dan menunda-nunda perintah-Mu. Padahal aku tahu.
Padahal aku diajarin ngaji. Padahal aku kadang-kadang membaca ayat suci-Mu. Apa
mungkin karena aku membacanya tidak pakai hati nurani. Apa mungkin karena aku
terlalu membanggakan diri ketika satu kali saja membaca ayat suci-Mu Tuhan.
Allahu
Robbi. Hanya Engkau yang mampu memberi hidayah atas kehinaan hamba. Atas kelalaian
hamba. Atas segala kedzoliman hamba. Hamba tidak pernah putus asa atas segala
Rahmat dan Petunjuk-Mu Robbi. Engkau maha mendengar dan maha pengampun.
Ampunilah aku dan istriku, da kedua orang tua kami, serta sanak saudara kami,
dan seluruh muslimin dan muslimat.
Sampaikanlah
salam kasih hamba kepada Baginda Nabi kekasih-Mu yakni Muhammad Rasulullah dan
ahli baitnya. Karena beliaulah yang mampu memberi syafaat kelak ketika kami
sudah tidak berdaya lagi. Karena beliaulah yang mampu mengantarkan kami berada
pada dunia keilmuan. Mengantarkan kami untuk membaca ayat-ayat perintah dan
larangan-Mu Robbi. Dan beliaulah yang mengajarkan kami menjadi manusia.
Beliaulah yang menuntun kami menghadap-Mu. Melalui Sunnah dan wasiatnya.
Ya
Rasulullah, maafkanlah umat-mu ini yang masih jauh dari sikap dan sifat
kemanusianmu. Yang masih jauh dari ajaran sunnah-mu. Yang masih jauh dari
kepedulian-mu pada sesama. Masih sering lupa untuk bersholawat kepada-mu.
Terimalah sholawat kami ini, bantulah kami ya Rasulallah untuk mengerti dan
berperilaku sebagai hamba Allah. Sampaikan doa umat-mu ini kepada Allah SWT.
Allahumma sholli 'ala Muhammad Shalallahu Alaihi wasallam.
Wallahu
a'lam bishshowab.
Denpasar, 10-10-2018
Posting Komentar