Oleh: Misbahuddin
Banyak hal yang perlu saya katakan "terimakasih untukmu". Mengajarkan banyak arti kehidupan ini. Mematangkan kesiapan hati nurani. Yang kau indahkan dengan segala ilmu yang ada dalam dirimu.
Tuhan begitu adil dan bijaksana. Dengan segala keputusan-Nya. Yang tak satu pun manusia mengetahuinya.
Semalem, 27 September 2017 saya merasakan kebingungan dan kebimbangan. Saya, menunggu waktumu sejenak untuk bercerita. Sembari kau terlihat serius dengan tugasmu.
Saya pun bercerita dengan ulasan kisah yang menyelimuti hati dan pikiran. Kata per kata mulai terbentuk kalimat. Kalimat perkalimat mulai terbentuk paragraf. Akhirnya, cerita itu terangkum dalam lima paragraf. Untuk kau baca dan pahami.
Kamu pun membaca dengan seksama. Memahami dengan hati. Dan kemudian kau balas dengan bahasa naluri.
Saya sangat senang membacanya. Bahasa yang membuatku tersentuh. Mengingatkan untuk terus ikhlas dan bersabar. Memberikan makna mendalam dari arti perjuangan meraih keberkahan hidup.
Kamu meyakinkan saya. Betapa bahasa yang terangkai dari jawaban per paragrafmu itu benar adanya. Bahasamu adalah hatimu. Kata-katamu adalah cerminan hidupmu. Semuanya akan saya simpan rapat dalam memori.
Kamu yang aku kirimkan tulisan pertama di pagi ini. Kamu yang mungkin membacanya nanti di sela kesibukanmu. Saya selalu ingin bersamamu. Dari kemarin yang telah berlalu. Kini, dan selamanya sampai ajal memisahkan raga kita.
Wallahu a'lam
*) Indana Zulfa
Malang, 28 September 2017
Posting Komentar