Sifat manusiawi yang tidak bisa dipungkiri lagi adalah
malas. Sampai kemudian ada orang yang mengatakan, lebih baik mengajar 100 orang
bodoh tapi punya niat dari pada orang pintar tapi bermalas-malasan. Hal tersebut
menjadi peringatan bahwa malas sebisa mungkin kita cegah.
Setiap orang tentu aktifitas yang berbeda-beda. Dan mengalami
titik jenuh sehingga akhirnya muncul rasa malas. Kalau kata Mas Gunawan dan Mas
Slamet dalam tulisan di forum literasi matematika, terjadi kemalasan itu karena
tidak berdasar kata cinta. Karena apapun yang menjadi aktifitas karena atas
dasar cinta maka ia akan konsisten dan sama sekali tidak akan malas.
Setelah direnungkan kembali, ungkapan dua orang di atas
benar. Bahwa hanya cinta yang mampu membangkitkan kemalasan. Dan untuk melawan
kemalasan itu tentunya harus membangun cinta terlebih dahulu. Dari berbagai
cara yang bisa kita lakukan.
Salah satu contoh misalnya, karena ada perasaan cinta
maka tidak akan malas melakukan apa saja yang disuruh kekasih. Semua akan
menyenangkan dan membahagiakan. Tidak memberatkan apalagi menjadi beban.
Tapi ketika cinta itu mulai surut. Mulai hilang dari
kehidupannya. Maka yang terjadi bukan hanya malas yang ia hadapi tapi
kebencian. Tidak heran jika ada orang sangat semangat mencari uang dari apapun
yang bisa dikerjakan. Karena dalam dirinya sudah tumbuh rasa cinta. Bahkan dari
saking cintanya sama uang, apapun caranya dilakukan untuk mendapatkannya,
walaupun itu cara yang salah.
Maka dapat dikatakan bahwa, kita tidak akan malas
melakukan sesuatu apapun jika semua atas dasar suka dan cinta. Dalam profesi
pun banyak kita jumpai, entah guru, dosen, pemain sepak bola, petani, pedagang
dan profesi-profesi yang lain. Tak terkecuali membaca dan menulis.
Bagaimana kemudian kita bisa mewujudkan rasa cinta itu? Itu
semua bergantung dalam setiap individu dalam bersikap dan menyikapi sesuatu. Karena
terkadang cinta datang dari apa yang sesuai dengan kemampuan kita, dari apa
yang kita bisa lakukan. Tanpa ada paksaan dari siapa pun.
Semoga kita dapat menumbuhkan cinta dengan baik. Pada apa
yang menjadi rutinitas baik kita. Tak terkecuali bagi kita yang sholat, sebisa
mungkin atas dasar cinta. Agar setiap sholat yang kita lakukan tidak hanya
menggugurkan kewajiban. Wallahu ‘alam bisshowab
Posting Komentar