Dua hari yang lalu teman-teman seangkatan di jurusan
pendidikan matematika Universitas Islam Malang baru selesai ujian
pertanggungjawaban atas karyanya berupa skripsi. Kebahagian terlihat dari
wajah-wajah yang dinobatkan lulus sebagai sarjana pendidikan matematika. Acara
penyambutan dan ucapan selamat datang silih berganti. Antara satu dengan yang
lain saling bergantian mengucapkan kata “selamat dan sukses”.
Saya tersenyum melihat kegembiraan dari teman-teman yang
baru lega dengan tuntasnya tugas akhir yang mereka perjuangkan. Saya pun
berbahagia ketika hari Rabu tanggal 26 Juli 2017 lalu juga disambut oleh
teman-teman Tabalwar. Untuk memberikan selamat atas selesainya tugas akhir
saya. Ucapan terimakasih dari hati yang mendalam untuk kalian semua.
Tapi, saya jadi termenung dan memikirkan hal baru ketika
saya merefleksikan hasil skripsi. Saya tidak terlalu merasa senang apalagi
bangga. Entah karena saya hanya niat menyelesaikan tugas akhir atau
menggugurkan kewajiban. Ada pekerjaan rumah yang belum saya tuntaskan. Benarkah
krispsi yang dilakukan saya dan teman-teman akan menjadi solusi dalam
pengembangan pembelajaran? Ataukah memang ini sebuah tradisi, layaknya
rutinitas perguruan tinggi? Saling mencontoh dari karya terdahulu. Saat ini
mencontoh tahun-tahun kemarin. Dan tahun yang akan datang akan mencontoh tahun
ini dan seterusnya.
Tentu pembaca akan tahu jawabannya, ketika melihat
tumpukan skripsi di rak perpustakaan yang semakin tahun semakin menumpuk. Bahkan
di salah satu univertsitas tetangga, hasil skripsi dicetak dalam ukuran A5,
karena sudah tidak ada ruang di rak perpustakaannya. Kalaupun misalkan terpaksa
harus dipajang di rak buku perpustakaan, maka karya-karya beberapa tahun
sebelumnya harus dikeluarkan entah kemana melayang. Dibakar atau ditimbang ke
rongsokan?
Sangat tragis, ketika saat ini saya harus mengumpulkan
dengan biaya sekian. Kemudian 10 tahun yang akan datang nasib tulisan saya ini akan
dibakar dan dibuang karena kapasitas rak semakin menumpuk. Suatu saat akan
menjadi arang dan debu.
Tapi Alhamdulillah, zaman modern berbasis teknologi setidaknya
hasil karya kecil ini bisa tersimpan di komputer atau di google drive. Sehingga
aman dari hilangnya data walaupun nasib tetap tidak ada yang baca. Wallahu ‘alam
bisshowab
Posting Komentar