Setelah selang beberapa bulan tidak menyebarkan tulisan
lewat Facebook, Blogspot pribadi, WhatsApp, Kompasiana dan beberapa media
sosial yang lain rasanya ada yang kurang. Kemarin tepat 15 Juli 2017 saya
memulai menulis lagi dan dipublikasikan melalui media sosial. Tidak cukup
menulis setiap hari jika satu orang pun tidak ada yang tahu tulisan kita. Menulis
memang harus disebarkan dan dipublikasikan. Walaupun tidak ada yang baca sekalipun.
Untuk menyebarkan tulisan memang butuh media yang
mengeluarkan biaya. Salah satunya kalau zaman sekarang butuh alat untuk
menyambung koneksi internet misalnya paket data seluler, wifi, dan yang
lainnya. Tanpa itu semua maka sangat sulit untuk bisa mempublikasikan tulisan. Untuk
tersebar di koran pun harus mengirim lewat e-mail atau gmail. Maka mustahil
jika tidak membutuhkan biaya sedikitpun.
Kefakuman saya untuk menyebarkan tulisan dari beberapa
bulan yang lalu oleh karena tidak tersambung dengan koneksi internet yang kuat.
Ditambah kesibukan meramnpungkan penyusunan tugas akhir studi. Dan setelah
membaca beberapa tulisan di berbagai media dan buku yang menginspirasi saya
untuk tidak minder dalam menyebarkan tulisan, maka saya pun akan
mempublikasikan tulisan lagi.
Bagi sebagian orang yang terbiasa menulis akan menganggap
bahwa menulis sangat mudah. Bagi sebagian yang lain menulis dianggap pekerjaan
yang berat. Ada banyak pendapat mempersepsikan untuk menulis. Ada yang dengan
semangat menyuarkan bahwa menulis harus ditradisikan. Ada yang berkobar-kobar
memberikan inspirasi kepada kebanyakan umat untuk terus menulis. Semua itu
untuk merawat dan membumikan adanya makna dari sebuah tulisan.
Bagi saya siapapun orang tidak perlu dipaksa untuk
menulis, siapapun tidak bisa dipaksa untuk membaca, dan siapapun tidak bisa
dipaksa untuk berpendapat. Pola pikir setiap manusia sangat berbeda. Dengan
sendirinya akan berkembang dan berubah.
Kebiasaan orang dalam menulis bervariatif. Ada yang
dengan isitiqomah setiap hari harus satu tulisan. Ada yang setiap bulan
setidaknya terbit satu buku. Ada yang semangat menulisnya naik dan turun. Ada
yang beranggapan setidaknya dua tulisan dalam seminggu. Hal ini sangat wajar.
Tinggal kita memilih mau berada di posisi yang mana.
Butuh kepercayaan diri dan keberanian lalu kebiasaan
untuk menulis dan mempublikasikan tulisan. Awalnya saya malu dengan bahasa saya
yang kaku untuk dipahami orang. Minder dengan bobot tulisan yang kata orang
sulit dimengerti maknanya. Tapi rasa malu dan minder itu sedikit demi sedikit
saya kubur sedalam-dalamnya. Prinsip yang saya bangun, aku bangga ketika aku
menulis. Entah apapun yang bisa saya tulis. Karena ketika aku menulis maka aku
adalah penulis. Tidak perlu minder dengan hasil karya sendiri. Karena setiap
manusia mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang berbeda.
Mulai detik ini semoga Allah SWT memberikan semangat dan
ketekunan untuk menulis yang bermanfaat bagi saya pribadi lebih-lebih pada
orang lain. Tulisan inspirasi untuk terus menulis ada di berbagai tempat.
Sejuta ide berserakan dimana-mana. Obrolan panjang tidak hanya menjadi omong
kosong ketika diikat dengan tulisan. Maka sangat Aku berjanji pada diri pribadi
akan menulis dan mempublikasikan lagi. Wallahu ‘alam bisshowab
Posting Komentar