Skripsi merupakan sebutan tugas akhir mahasiswa Strata
Satu yang dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang dikemas dalam bentuk
karya tulis ilmiah. Ada berbagai macam mahasiswa dalam membuat skripsi, dua
pilihan pertanyaan yang berbunyi skripsi itu disusun apa ditulis? Jika jawabannya
menyusun maka belum tentu menulis. Karena tidak beda jauh dengan mengkliping
tulisan atau hasil karya orang. Walaupun dilakukan dengan cara mengetik ulang
tetap saja itu bukan hasil karya tulis pribadi maka tidak bisa dikatakan
menulis.
Tapi jika jawabannya menulis atas dasar tanpa plagiasi maka
tentu akan menyusun sedemikian bagus. Jika memang penelitian yang dilakukan
mahasiswa benar-benar memberikan khazanah baru, baik dalam dunia sosial,
pendidikan, ekonomi, kedokteran dan keagamaan maka perlu diberikan penghargaan
dan apresiasi lebih dari pihak universitas. Mengapa demikian? Karena kebanyakan
penelitian yang dilakukan mahasiswa hanya melanjutkan dan melanjutkan tanpa ada
inovasi terbaru.
Untuk mendapatkan inovasi baru tentu tidak mudah. Karena skripsi
bukan menulis narasi ataupun puisi. Yang menyebabkan tidak mudah, karena dalam
penulisan skripsi harus dalam bentuk karya tulis ilmiah yang penuh dengan
aturan-aturan. Maka menjadi wajar bagi banyak mahasiswa termasuk saya hanya
mengembangkan dan merubah variabel dari penelitian sebelumnya.
Banyak mahasiswa yang mempunyai kemampuan menulis narasi,
puisi, essay, opini dan berbagai karya tulis yang lain tetapi ketika mereka
sudah berhadapan dengan yang namanya skripsi seakan pikiran mati dan buntu. Bukan
berarti mahasiswa ini tidak cerdas. Oleh karena mendapatkan bimbingan yang
menyebabkan mentalnya lemah. Atau karena mendapatkan dosen yang tidak
bersahabat dan sulit untuk ditemui akhirnya tidak ada waktu untuk konsultasi
dan akhirnya frustasi dan tak mendapatkan inspirasi.
Formalitas tugas skripsi tidak perlu dijadikan beban
berat. Kita tulis sebagaimana pendapat-pendapat yang ada dalam pikiran. Kita ajukan
argumen-argumen akurat dan kritis tanpa rasa takut salah dari teori yang kita
kutip. Kita punya hak untuk memberikan hasil pikir dan pendapat yang dapat
dipertanggungjawabkan agar hasil skripsi bukan semuanya dari hasil pendapat
orang.
Walaupun ribuan skripsi hanya menjadi sampah
perpustakaan. Setidaknya bisa kita nikmati sendiri hasilnya. Biarkan kampus
mengoleksi sebagai pajangan di rak dalam beberapa tahun. Dan ketika rak
perpustakaan tidak muat biarkan kampus menimbang untuk dijual. Setidaknya ikhtiar
kita untuk menulis walaupun dengan terpaksa menjadi satu kenangan hidup, bahwa
kita pernah menulis. Cetaklah sendiri, nikmati karya itu, siapa tahu di
kemudian hari dari hasil karya kecil menumbuhkan banyak inspirasi baru.
Selamat berkarya untuk teman-teman semua. Jika kalian
yang jarang bahkan tidak suka menulis, ambillah kesempatan skripsi sebagai
karya tulis satu-satunya. Wallahu a’lam
Posting Komentar