Sebenarnya saya sudah memikirkan hal ini semenjak baru
menginjakkan kaki pertama di kampus. Waktu itu saya masuk perpustakaan melihat
deretan Skripsi hasil karya mahasiswa terdahulu. Sama sekali tidak membuat daya
tarik saya untuk menghampirinya. Tapi ketika saya menoleh di rak sebelahnya ada
banyak deretan buku dan kitab yang membuat saya tanpa pikir panjang untuk
menghampirinya, menyentuhnya, dan mengambilnya.
Sejenak saya terpikir, buat apa sebenarnya hasil karya
mahasiswa berupa skripsi itu. Apa sekedar karena menggugurkan tridarma
perguruan tinggi? Dan saya pun dengan terpaksa mencoba menghmpiri deretan hasil
karya yang tidak menarik itu, coba saya lihat satu per satu judul dari deretan
buku yang warna sampulnya sama semua. Dan ternyata sudah saya duga, dari tiga
angkatan itu yang tertata rapi rata-rata yang dikarang mahasiswa tidak jauh
berbeda.
Mahasiswa yang berkarya dari pengembangan media maka
karya pengembangannya tidak jauh dari media sebelumnya. Mahasiswa yang berkarya
di penelitian tindakan kelas maka tidak jauh dari upaya-upaya yang dilakukan
mahasiswa sebelumnya. Dan mahasiswa yang berkarya di kuantitatif hanya berkutat
di pengaruh dan hubungan dari variabel-variabel penelitian orang. Dan mahasiswa
yang berkarya di kualitatif hanya berkutat di analisis-analisis yang orang
sudah analisis sebelumnya.
Andai bukan skripsi, apa ya? Saya sempat berpikir
andaikan untuk menjadikan mahasiswa lulus strata satu bukan skripsi tapi
mencetak sebuah buku dengan tema sesuai jurusannya masing-masing. Buku itu
berupa novel, buku non fiksi, dan buku-buku keilmuan lainnya yang erat
kaitannya dengan jurusan yang mahasiswa ambil. Dengan desain cover layaknya
buku-buku, dan ukuran layaknya buku-buku, serta segala isisnya pun layaknya
buku-buku, betapa indah ketika dilihat di rak. Apalagi hasil tulisannya menarik
dan bermanfaat kepada khalayak umum.
Pikiran itu memang sangat aneh, berpikir tidak jelas, dan
tidak mungkin akan menjadi solusi. Hanyalah pikiran polos tanpa inspirasi. Pikiran
tak berarti apalagi bermanfaat. Maaf ini hanyalah pikiran bebas saya. Wallahu
a’lam bisshowab
Posting Komentar