Ketika saya mendengar keluhan teman untuk menuangkan apa
yang sedang dipikirkan ke dalam bentuk tulisan selalu berkata “kehabisan ide”.
Bagi saya berkata kehabisan ide menjadi alasan yang kurang tepat. Karena pada
dasarnya menusia itu kaya dengan ide-ide menarik, ide-ide aktual, dan ide-ide
cemerlang dari suatu keadaan maupun suatu kejadian. Akan banyak orang tidak mau
mencoba, tidak mau membaca, tidak mau berpikir oleh karena misalkan malas, atau
ada kepentingan yang lebih dipentingkan, atau karena cepat menyerah.
Mungkin lebih tepatnya dikatakan bukan kehabisan ide tapi
“belum membuat ide”. Mengapa saya berkata demikian, karena pada dasarnya ide
itu datang ketika berpikir tentang sesuatu apa yang kita baca, alami, dan
rasakan. Baru kemudian muncul dalam pikiran kita perspektif setuju, atau tidak
setuju, sependapat atau tidak sependapat, mensuport atau mengkritik, memberi
solusi atau menjerumuskan.
Dari kejadian yang kita baca, alami dan rasakan tentu
bisa kita asah menjadi sebuah ide baru untuk dikembangkan menjadi sebuah
tulisan. Dari teman-teman yang berkata “kehabisan ide” sebenarnya mereka mampu
dan kreatif saat mereka bertindak menulis. Jadi alasan yang sebelumnya mereka
katakan gagal. Ketika bukti yang kita lihat ternyata mereka mahir dan pandai
menulis maka alasan untuk mereka yang tepat malas untuk bertindak.
Sebenarnya ini pernah dibincangkan dalam sebuah forum
kepenulisan. Dikatakan bahwa “ketika seseorang pandai berbicara sejatinya ia
pandai menulis”. Statement ini memang tidak disetujui banyak orang.
Karena ada salah satu tokoh berpendapat bahwa kemampuan menulis dan kemampuan
penyampaian melalui lisan punya level tersendiri. Artinya tidak semua orang
mampu menyampaikan secara lisan dan mampu menuangkan dalam sebuah tulisan.
Kehabisan
ide lebih tepatnya kekurangan ide.
Jika pun harus ada kehabisan ide maka caranya dengan mencari ide-ide baru.
Kalau kekurangan ide caranya hanya dengan menambah ide lagi. Ada berbagai cara
yang bisa dilakukan untuk menambah ide dalam menulis misalnya dengan mengikuti
banyak kajian, membaca banyak buku, dan diskusi-diskusi.
Ide itu juga bisa muncul dari pola pikir, nalar, dan
imajinasi dari masing-masing individu. Di samping itu adanya kejadian dan
pengalaman juga akan menambah wawasan dan ide dalam menulis. Maka selagi kita
ada hati untuk merenung, ada otak untuk berpikir, ada mata untuk melihat, ada
telingan untuk mendengar, maka tidak akan terjadi kehabisan ide. wallahu a'lam
Posting Komentar