Saya awali tulisan ini dengan ucapan doa untuk beliau
Almarhum Hasyim Muzadi “allahummaghfirlahu, warhamhu, waafihi wa’fu ‘anhu”.
Walaupun saya tidak bisa berziaroh ke kediaman maupun ke pemakaman. Saya bisa ziaroh
melalui tulisan singkat ini dengan membaca dan belajar dari pemikiran-pemikiran
beliau. Wawasan keilmuan yang ia sampaikan baik dalam ceramah maupun
tulisannya, sungguh memberikan sumbangsih besar pada kerukunan umat beragama di
negeri ini.
Tentu atas nama rakyat, pemerintah Indonesia akan merasa
kehilangan sosok ulama yang piawai dalam menyatukan bangsa. Sosok yang selalu
mengedepankan toleransi dan kerukunan. Piawai dalam berpolitik dan cerdas dalam
memberikan solusi dari masalah kebangsaan negeri ini. Seorang ulama yang tidak
sekedar ulama, karena apa yang ia sampaikan selalu menyejukkan hati para
pendengar.
Ulama Nasionalis yang berperan penting dalam kemajuan
bangsa terbukti atas kecintaannya pada NKRI. Beliau seorang guru bangsa yang
betul-betul menjaga kebinnekaan yang akhirnya dipercaya sebagai anggota Dewan
Pertimbangan Presiden. Riwayat kepemimpinan di organisasi Nahdatul Ulama telah
memberikan perubahan besar selama menjabat sebagai ketua PBNU.
Seorang Kyai yang tangguh dalam memperjuangkan Islam yang
rahmatan lil alamin mampu menyemai rasa damai, kesejukan dan cinta kasih
bukan yang menggunakan kekerasan. Dalam pesan beliau di berbagai ceramah di
media baik di televisi maupun yang tersebar di youtube selalu untuk menjaga
persaudaraan antarumat Islam, antarwarga NU, antarsesama bangsa, dan sesama
manusia. Kalau semua terjaga, akan tercipta harmoni. Kalau harmoni akan terjaga
NKRI.
Kalau kita belajar dari pesan-pesan yang beliau
sampaikan, tentu kita akan lebih memahami esensi beragama itu sendiri. Pemikiran-pemikiran
yang selaras dengan apa yang dipikirkan Mantan Presiden keempat KH. Abdurrahman
Wahid. Semua agama punya kesamaan nilai, bangunlah jiwa dalam kebersamaan itu
melalui nilai-nilai yang sama. Setiap agama tentu mempunyai sebuah perbedaan
yang itu tidak boleh dipaksa untuk sama. Sesuatu mari kita bangun, dan sesuatu
yang berbeda biarkanlah berbeda.
Negeri ini tentu butuh pemimpin-pemimpian layaknya sosok
Hasyim Muzadi. Ulama Islam dan juga Ulama Nasionalis. Pemikiran-pemikiran yang
berdasar atas Al-Quran dan As-Sunnah yang dipadukan dengan pemikiran rasional
untuk melihat sesuatu yang kontekstual menjadi pemikiran yang diinginkan banyak
orang. Keterbukaan dan keluasan berpikir yang ia miliki yang menjadikan umat
dan bangsa ini merasa kehilangan dan merasa butuh generasi berikutnya.
Semoga apa yang ia berikan untuk bangsa, umat dan negeri
ini bisa menjadi amal yang diterima di sisi Allah. Dan jika terdapat kesalahan
diampuni oleh Allah. Wallahu a’lam bisshowab.
Posting Komentar