Tulisan pagi ini saatnya saya mengevalusi tulisan-tulisan
sebelumnya yang bisa dibilang belum ilmiah dan belum menunjukkan bahwa tulisan
saya bisa difahami pembaca. Dari sekian teman yang membaca tulisan saya, ada
sebagian dari mereka berpendapat bahwa tulisan saya masih seperti anak TK,
belum bisa kritis terhadap suatu keadaan. Ada juga yang mengomentari dalam
tulisan di blog saya, tulisan semacam ini tidak cocok dipublikasi apalagi
disebarluaskan lewa WhatShap. Dan yang paling membuat hati bahagia ketika
pembaca berkata “buat apa kamu mengekpost tulisan pengalaman pribadi, sama
sekali tidak menarik hati pembaca, apalagi pengalamanmu, emang kamu siapa”.
Saya pun berterimakasih dengan masukan-masukan yang
membuat saya bangkit untuk tidak sekedar menulis ala kadarnya. Saya pun tambah
semangat untuk mengistiqomahkan menulis walaupun memang tulisan saya bukan
kelas profesor, doktor, maupun sastrawan dan budayawan. Tulisan kece, gak
jelas, datang dari pikiran tak terkira. Begitu lepas dan lugas bagaikan
mahluk tak bernapas. Tapi itulah saya menulis, untuk menyenangkan dan
membahagiakan batin. Dan jika memang tulisan saya tidak perlu dipublikasi, saya
akan menikmati sendiri dan untuk teman sejati yang menghargai.
Saya terkadang juga berpikir, menulis yang penuh kutipan
dan referensi menjadi sensasi tersendiri bagi setipa penulis. Pembaca pun pasti
berpikir, ketika membaca tulisan yang referensinya dari buku ke buku maka akan
menganggap bahwa penulisnya sudah membaca ratusan buku, berilmu tinggi dan
berwawasan luas. Dan pastinya ketika membaca tulisan saya yang kadang sama
sekali tak ada kutipan, rujukan, dan salinan dari buku-buku orang terkenal,
penulis tekenal, dan ilmuan.
Saya masih takut menulis tentang agama, masih khwatir
menulis tentang kondisi sosial, masih bodoh untuk menulis berkaitan pendidikan,
masih ragu kebenarannya untuk menulis tentang politik, masih naggung
keilmuannya untuk menulis tentang kritik dan komentar terkait publik. Dengan
tulisan empat paragraf ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pembaca
blog dan tulisan-tulisan saya di kompasiana. Pembaca begitu perhatian kepada
saya, sungguh anugerah tuhan yang tiada ternilai harganya bagi saya. Saya
tambah semangat untuk beristiqomah menyusun bait-bait kalimat setiap hari
walaupun hanya selembar kertas.
Sekali lagi semoga pembaca mendapatkan sedikit ilmu dari
apa yang terbiasa saya tulis setiap bagi. Kesalahan ketik, kesalahan kata,
kesalahan makna itu semua murni dari kebodohan saya. Saya memohon maaf untuk
pembaca semua. Semoga kita semua tetap dalam keistiqomahan untuk membaca dan
menulis, mengaji dan mengeja, berfikir dan berdzikir, berbuat baik dan tidak
dzolim, dan toleran kepada sesama. Amin ya robbal ‘alamin. Wallahu a’lam
bisshowab.
Posting Komentar