foto: 2016
Dalam kehidupan ini kita pastinya tidak lepas dari dua
keadaan. Ada malam dan juga siang, ada atas dan juga bawah, dan pembaca dan
penulis, ada positif dan juga negatif. Dalam menjadi subjek dari suatu
pekerjaan juga dijumpai dua keadaan, misalnya ada yang mengajar dan juga yang
diajar, ada yang mencintai dan juga yang dicintai, dan ada yang menunggu dan
juga yang ditunggu dan berbagai macam keadaan-keadaan yang lain. Tulisan ini
lebih membahas pada contoh yang terahir yaitu “ada yang menunggu dan ada orang
yang ditunggu”. Tetapi fokusnya pada orang menunggu.
Banyak orang mengatakan bahwa menunggu termasuk pekerjaan
yang dianggap membosankan. Karena seakan-akan waktu begitu banyak waktu yang
terbuang sia-sia. Dikatakan membosankan dengan alasan orang yang menunggu tidak
mendapatkan aktifitas lain selain tercapainya sesuatu yang ditunggu.
Menunggu sering terjadi di berbagai tempat dan waktu. Misalnya
antri molornya kegiatan seminar, menunggu dosen di kelas, menunggu teman di
jalan, menunggu dimulainya rapat, menunggu giliran di bank, menunggu jemputan
orang tua, bahkan menunggu tibanya waktu sholat, dan masih banyak
menunggu-menunggu yang lain. Semuanya itu memang sangat membosankan karena
pikiran hanya aktif pada satu tujuan yaitu datangnya apa yang ditunggu. Apalagi
menunggu dalam keadaan sendiri. Seakan semenit seperti satu jam, dan satu jam
seakan berjam-jam.
Jika ada teman ngobrol dalam menunggu sesuatu tentu
tingkat kebosanan tidak terlalu tinggi. Atau orang yang terbiasa berkenalan
dengan orang baru yang ada di sekitar kita ketika menunggu. Maka hal itu akan
mengurangi rasa bosan. Dan terlebih lagi orang yang terbiasa ditemani buku dan
sudah menjadikan buku sebagai teman hidup. Kemana pun seseorang itu pergi maka
tidak lepas dari buku dalam kehidupannya. Sehingga tak ada waktu yang
membosankan. Bahkan menunggu seberapa lama pun no problem is okey saja. Karena
bosan itu hanya dipikiran yang biasanya di suguhkan rasa gelisah dan resah. Maka
untuk menghilangkan hal itu buatlah pikiran kita merasa nyaman.
Untuk menjadikan pikiran kita merasa nyaman saat menunggu
sesuatu tentu ada berbagai cara yang dilakukan setiap orang. Bagi saya membaca
buku menjadi solusi utama, karena di samping bermanfaat pada waktu yang terasa
cepat juga memberikan wawasan baru dalam keilmuan kita. Tentu pembaca juga tahu
betapa pentingnya membaca, dan lebih penting lagi membiasakan membaca. Dari bacaan
apapun akan selalu ada petikan ilmu. Dari setiap petikan ilmu akan selalu
menjadikan kita tahu dengan sesuatu yang baru.
Di zaman gadget seperti sekarang teman hidup
manusia sudah berubah lebih praktis. Baik yang berteman dengan buku ataupun
yang berteman dengan game. Benda berupa gadget yang praktis
dibawa kemana-mana membuat seseorang lebih terobati lagi dari rasa bosannya
saat menunggu. Dalam hal ini sejauh mana kita bisa memanfaatkan waktu menuggu
menjadi bermanfaat.
Saya pribadi lebih suka menunggu dari pada orang yang
ditunggu. Karena dengan menunggu akan
lebih banyak waktu untuk saya manfaatkan. Salah satunya dengan membaca buku,
jika lupa tidak membawa buku kita bisa membaca buku elektronik yang tersimpan
di HandPhone atau kita browsing membaca secara online dari
situs-situs resmi yang diakui. Atau juga bisa dengan menulis di gadget entah itu puisi, pengalaman, diary dan tulisan yang membuat kita nyaman.
Tapi dalam benak saya pribadi membaca sesuatu yang
dicetak akan lebih baik walaupun memang banyak orang menganggap tidak praktis. Karena
terkadang mata akan terasa perih ketika lebih sekian jam berhadapan dengan
layar HandPhone. Setiap orang tentu akan punya cara sendiri-sendiri
untuk menjadikan perbuatan menunggu menjadi tidak membosankan. Dan gunakan
waktu itu sebaik mungkin. Karena sedetik yang telah berlalu tidak mungkin kita
bisa mengulangnya. Wallahu a;lam bisshowab.
Posting Komentar