Hari
sabtu 11-02-2017 saya diajak teman saya untuk jadi guide ke Bukit Jaddih
Madura. Teman dari lampung ini kedatangan
saudaranya untuk berlibur ke Malang, setelah hampir dua minggu di Malang dia
ingin merasakan aura madura wisata madura salah satunya bukit jaddih di
Bangkalan.Dia benar-benar penasaran untuk mengunjungi
lokasi yang pernah liat di Instagram temannya. Sehingga rasa penasaran itu
harus terobati sebelum balik lagi ke Lampung. Saya pun mengiyakan untuk
mengantar dengan syarat bisa meminjamkan uang transpot.
Pagi jam 04.30 kita pun berangkat dari Malang dan tiba di
bebek sinjay jam 08.00 WIB. Sarapan sejenak di bebek sinjay untuk mengisi
stamina perjalanan berikutnya. Tidak lama kemudian kita pun goes to
bukit jaddih dengan perjalanan kurang lebih 30 menit. Di lokasi kita tiba jam
10.00 dan mulailah kita menikmati bukit mirip padang safana.
Alam
madura sebagian memang mengandung batu kapur. Batu yang biasanya dibuat untuk
membangun tembok di pulau berjulukan pulau garam itu. Batu ini berwarna putih. Para
penambang menggunakan alatnya dengan membuat batu ini menjadi kotak-kotak seperti balok. Ada yang ukuran kecil, sedang
dan besar. Cara membuatnya dengan
memahat dan menggali dan menggali. Sampai akhirnya dari hasil
galiannya itu berbentuk pola tebing-tebing yang unik dan indah.
Sebuah
kerja yang tak sengaja dari para penambang membuat bebatuan itu dikunjungi
banyak orang. Karena dinilai memberikan kesan menarik layaknya batu-batu di
timur tengah. Selain menampilkan tebing-tebing raksasa di bukit ini terlihat pahatan unik berupa ukiran dan
juga gua-gua kecil menarik.
Dengan karya para penambang ini madura mempunyai wahana
wisata yang pengunjungnya datang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari
manca negara. Bukit pemandangan batu kapur ini bertempat di desa Jaddih,
kecamatan Soccah, kabupaten Bangkalan. Perjalanan kurang lebih 1- 1,5 jam atau
27 km dari pusat kota Surabaya lewat jalur jembatan Suramadu.
Di bukit ini juga juga terdapat genangan air yang
beranika ragam warnanya. Salah satunya kolam renang bernama “goa potte”. Di samping
itu juga terdapat goa-goa bekas penambangan kapur terbuka yang terbuka lebar. Di
beberapa dinding-dinding bukit ini juga terdapat berbagai macam ukiran unik. Dan
ketika semakin ke atas semakin ke puncak maka akan terasa semakin berada di
padang safana yang terik, sebab sangat sedikit pohon tumbuh di bukit ini. Dan untungnya
saat saya mengantar teman ke tempat ini kondisi cuaca lagi mendung dan
berangin.
Saat saya sampai puncak aat saya sampai puncak saya dapat
melihat keindahan pulau madura secara keseluruhan dari puncak bukit. Saya pun
bersantai sejenak dengan menikmati hamparan bukit hijau yang luas. Di sini kita
bisa sejenak melepaskan segala rutinitas bersama kawan. Tak sampai disitu
keindahan yang ditawarkan di tempat ini, karena masih ada beberapa kawasan yang
berada di bukit jaddih yang bisa dinikmati. diantaranya seperti sisi utara
bukit jaddih terdapat sebuah pemandian alami yang berada di tengah-tengah bukit
kapur. masyarakat sekitar biasa menyebutnya dengan ” Aeng Goweh Pote” dalam
bahasa madura, yang berarti Air Gua Putih. Awal mulanya pemandian atau yang
lebih pas disebut kolam renang ini merupakan bekas lubang galian tambang kapur
yang kemudian memancarkan mata air secara alami.
Pada musim hujan di bukit ini berbeda dengan musim panas.
Bukit yang dilalui angin sejuk dan keindahan pesona rumput hijau dan dedaunan
memberikan nuansa berbeda dari musim kemarau. Jika musim panas tiba kabur itu
layaknya salju saat tersentuh sinar matahari, tapi ketika diajatuhi air hujan
juga memberikan nuansa historis layaknya batu timur tengah.
Bangkalan, 11 Februari 2017
Posting Komentar