Kali
ini Upa harus gagal lagi dalam mencapai niat baik dalam waktu satu bulan karena
ujian Allah berupa sakit. Cobaan-cobaan berupa derita kesakitan silih berganti
dari waktu ke waktu. Cobaan yang hanya dispesialkan untuk seorang Indana Zulfa.
Tentu
cobaan sakit yang silih berganti buat Upa juga cobaan untuk bersabar bagi kedua
orang tua dalam mengasuh. Beliau yang tak mengenal lelah dan capek untuk terus
menerus dalam satu pelukan bersama Upa. Beliau dan juga saudara-saudara Upa sangat
menyayangi dan mencintai Upa.
Memang
ya dut…. Kehidupan yang kita lalui tak selalu menyenangkan, sering kita merasa
berputus asa dalam menyikapi ujian hidup yang datang bertubi – tubi. Manusia
sering menganggap bentuk ujian hidup hanyalah berupa penderita dan kesedihan
belaka. Padahal kecukupan dan kebahagiaanpun adalah wujud dari sebuah ujian .
namun kita sering lupa menganggap semua kesenangan itu juga sebagai ujian.
Ujian
yang berupa kebahagiaan sering membuat kita lupa untuk bersyukur kepada Sang
Maha Pemberi Nikmat yaitu Allah swt dan kita sering sekali tidak menginginkan
ujian yang berupa kesenangan dan kebahagiaan itu cepat berlalu. Namun bagi Upa Indana
yang sering mendapat cobaan berupa sakit pertanda wasilah untuk terus bersyukur
dan berdzikir kepada Allah sang maha segalanya.
Sangat
berbeda dengan saat dimana kita menghadapi ujian yang berupa kesedihan
,kekecewaan, sakit, merasa serba kekurangan atau tertimpa suatu bencana , kita
menginginkan semuanya cepat berlalu. Disaat – saat tersebutlah baru kita
teringat kepada Allah swt . Kita mengetuk pintuNya di malam buta, menangis dan
mengadukan nasib yang menimpa.
Allah
senang dengan hamba yang kembali padaNya. Allah senang melihat hambaNya yang
mengetuk pintuNya ditengah malam buta, Allah senang melihat hambaNya berdoa dan
menangis mengharap pertolonganNya. Allah senang dengan hambaNya yang mendekat
dan mengingatNya. Allah senang dengan hamba yang tidak menggantungkan hidupnya
kepada sesama makhluk. Allah senang dengan prasangka baik dari hambaNya.
Dengan
demikian , hamba yang tengah dilanda duka cita janganlah berputus asa dalam
rahmat Allah.
Tidak
mudah memang untuk mampu bersikap sabar dan ikhlas, Sayapun hanya bisa
mengingatkan dan mengingatkan untuk diri saya sendiri dan untuk orang yang
sedang butuh untuk diingatkan. Karena hal itu memang tugas sesama dalam hidup
bersama. Dengan menulis tulisan ini untuk Upa, juga menjadi introspeksi saya
yang selama ini tidak memanfaatkan waktu sehat dengan sebaik-baiknya.
Namun
kita harus belajar dan terus belajar. Kita harus melatih diri kita untuk siap
sedia menerima apapun cobaan yang diberikan Allah, baik berupa duka cita maupun
senang dan bahagia. Bagaimana seseorang dapat dikatakan sabar bila tidak diuji
terlebih dahulu .
Maka
yakinlah, bahwa semua cobaan pahit dalam kehidupan Upa tidak mungkin Allah
ujikan bila kita dianggapNya tidak mampu untuk melaluinya. Allah tidak bermain
– main dalam hal penciptaan apapun. Allah sangat memahami dan tahu akan
kekuatan dan kemampuan hambaNya. Allah tidak asal memilih seorang hambanya
untuk diuji . Berat ringannya suatu ujian yang diujikan Allah kepada hambaNya
telah Allah tetapkan dengan pengetahuanNya.
Terus bersabar ya dut…
Ikutan sedih..
Posting Komentar