sumberfoto: Surabayaonline.co
"Saya Donald John Trump
bersumpah akan dengan setia menjalankan tugas sebagai Presiden Amerika Serikat,
dan akan memberikan yang terbaik dari kemampuan saya dalam menjaga, melindungi
dan mempertahankan Konstitusi Amerika Serikat,"
Kurang lebih seperti itu yang dikatakan Donald Trump dalam pelantikan yang
saya saksikan semalem di Televisi. Donald Trump akhirnya resmi menjadi presiden
Amerika Serikat setelah melalui prosesi panjang pelantikan di Washington DC
pada Jumat (20/1).
Tidak bisa dipungkiri lagi, Amerika Serikat sebuah negara adikuasa yang tidak ada satu pun negara di dunia yang tidak mengenalnya. Entah mengapa hal ini terjadi, hanyalah sejarah yang berbicara. Indonesia pun tidak ingin ketinggalan dengan perkembangan apapun yang terjadi di sana. Sampai setiap pelantikan yang digelar, telivisi-televisi Indonesia menyiarkan langsung dengan komentar dan responnya masing-masing.
Trump mengucap sumpahnya di gedung
Capitol, di hadapan ratusan ribu pendukung dan penentangnya. Trump telah
menjadi presiden AS ke-45, menggantikan Barack Obama. Meletakkan tangan kirinya
di Injil milik Abraham Lincoln dan Injil miliknya saat kecil, Trump mengucapkan
sumpahnya di bawah bimbingan Ketua Mahkamah Agung John Roberts:
Mike Pence mengangkat sumpahnya
sebagai wakil presiden sebelum Trump.
Donald Trump berusia 70 tahun,
presiden tertua AS saat dilantik. Presiden tertua sebelumnya adalah Ronald
Reagan yang dilantik di usia 69 tahun pada 1981.
Sorak sorai pecah di antara para
pendukung Trump usai pembacaan sumpah itu. Sebelumnya sekitar 900 ribu orang
ini meneriakkan "USA! USA". Turut
hadir dalam acara itu Barack Obama yang kini telah menjadi mantan presiden AS,
Hillary Clinton, rival Trump dalam pemilu, dan para mantan presiden Amerika
lainnya, di antaranya George W Bush dan Jimmy Carter.
Prosesi ini adalah akhir
perjalanannya dalam pemilu calon presiden AS yang melelahkan, dimulai sejak dia
mengumumkannya pada tahun 2015. Namun prosesi adalah langkah pertama Trump
dalam sebuah perjalanan baru sebagai pemimpin negara super power itu.
Trump menandai kampanyenya dengan
kontroversi dan menuai permusuhan dengan berbagai lapisan masyarakat di AS.
Pria 70 tahun ini pernah mengatakan imigran asal Meksiko adalah pembawa
penyakit dan narkoba, melarang Muslim masuk Amerika, dan melontarkan kata-kata cabul
terhadap wanita.
Kemenangan Trump dalam pemilu dari
Hillary Clinton juga tidak kalah kontroversialnya. Trump tertinggal suara
hingga jutaan dari Clinton, namun menang dalam perebutan pemilih elektoral.
Memimpin Amerika Serikat, Trump membuat banyak negara khawatir. Trump mengancam akan meningkatkan bea masuk barang-barang perusahaan AS yang diproduksi di luar negeri, memusuhi China dan semakin dekat dengan Israel.
Untuk Israel, Trump mengatakan akan
memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke Yerusalem dari Tel Aviv. Langkah ini
dikhawatirkan akan semakin membuat perdamaian Israel-Palestina semakin jauh
dari kenyataan.
Dalam survei terakhir yang saya baca
di ABC News/Washington Post, popularitas Trump terus menurun, menjadi hanya 40
persen. Dengan angka ini, Trump adalah presiden dengan popularitas terburuk di
awal kepemimpinannya.
Posting Komentar