Semalem saya dan teman-teman Matematika Unisma berkumpul
untuk mengerjakan tugas bareng. Di tengah-tengah keseriusan, ada salah satu temen
yang bernostalgia dengan permainan tradisional sewaktu masih kecil. Maka bangkitlah
semua teman-teman untuk saling berbagi kisah, dan saling menyocokkan satu sama
lain, manakah permainan yang sama-sama ada di kampungnya dulu.
Saya pun harus menulis tentang masa itu untuk tulisan hari
ini, dimana masa kecil merupakan masa yang paling bahagia bagi setiap orang.
Anak-anak bisa bermain bebas bersama kawan-kawannya. Jika dibanding dengan
dulu, anak-anak sekarang lebih suka bermain game dan permainan modern lainnya.
Padahal permainan tradisional lebih menyenangkan untuk dimainkan bagi saya.
Permainan zaman dulu bisa membuat kita selalu berkumpul dan
menambah wawasan social. Tidak bisa kita lakukan dengan bermain sendiri, semua
harus dialakukan dengan orang lain. Masa-masa kecil itu adalah masa-masa yang
sangat-sangat indah untuk dikenang. Dan semua itu tidak akan kembali lagi
kepada kita, semuanya, tidak akan pernah terjadi lagi.
Bahkan banyak sekali orang berkata tentang ini yang menurut
saya adalah kata-kata mutiara untuk masa kecil “aku rindu masa kecil, ketika
semuanya sederhana…dan ketika aku jatuh yang luka hanyalah kaki dan lutut,
bukan hati”
Dari bergbagai perbincangan yang tidak terlalu serius, saya
dapat mengingat-ingat dan merangkumnya dalam beberapa macam permainan dibawah
ini, yang mungkin bisa sama dengan permainan di kampong pembaca juga.
1. Bentengan
Apakah Anda masih ingat permainan yang satu ini? Bentengan
adalah permainan yang dimainkan oleh dua kelompok, masing-masing terdiri dari 4
sampai dengan 8 orang. Masing-masing kelompok memilih suatu tempat sebagai
markas, biasanya sebuah tiang, pilar atau pohon sebagai benteng pertahanan.
Setiap kelompok harus bisa menyentuh benteng lawan, sekaligus mempertahankan
bentengnya dari lawan.
2. Ular Naga
Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa
dimainkan di luar rumah, di sebuah tanah lapang atau halaman rumah yang agak
luas. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih. Anak-anak
berbaris sambil memegang anak yang di depan. Barisan akan bergerak melingkar
seperti ular naga sambil bernyanyi. Ketika lagu habis, seorang anak akan
ditangkap.
3. Lompat Tali
Permaian ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena
permainan lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluruh Indonesia.
Permainan lompat tali ini biasanya identik dengan anak perempuan, tetapi tidak
sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.
4. Petak Umpet
Petak umpet bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika
semakin banyak akan semakin seru. Dalam permainan ini ada bertugas sebagai
kucing dan memejamkan mata sambil berhitung sampai 10. Setelah hitungan usai,
si kucing akan bergegas mencari teman-temannya yang bersembunyi.
5. Congklak
Congkak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal
dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan,
sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada,
kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan. Permainan ini
dilakukan oleh 2 orang. Bagi siapa yang mendapat biji congklak terbanyak dialah
pemenangnya.
6. Gobak Sodor
Permainan yang juga dikenal dengan nama Galasin ini, adalah
sebuah permainan yang terdiri dari dua grup. Masing-masing tim terdiri dari 3–5
orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati
garis yang sudah ditentukan.
7. Egrang
Permainan ini membutuhkan kekuatan otot-otot kaki dan
tangan, karena menggunakan batang kayu atau bambu sebagai alat penopang tubuh.
Untuk bisa memainkannya dengan baik seseorang harus melatih keseimbangannya.
Permainan ini biasanya juga dimainkan saat lomba peringatan 17 Agustus.
8. Bola Bekel
Permainan bekel umumnya dimainkan oleh anak-anak perempuan
tapi permainan ini juga bisa dimainkan oleh anak laki-laki. Bekel merupakan
permainan melontarkan bola ke atas dan menangkapnya kembali. Tetapi pada saat
bersamaan harus mengambil atau mengubah posisi biji-biji yang ada sesuai
peraturan tingkat kesulitan yang dijalankan.
9. Gasing
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan
berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang
ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Sebagian besar
gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan
lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing.
10. Layang-Layang
Layang-layang merupakan lembaran bahan tipis berkerangka
yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan benang ke pengendali.
Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya.
Tak hanya anak-anak yang menyukai permainan ini, terkadang orang dewasa juga
memainkannya. Selain sebagai alat permainan, layang-layang diketahui juga memiliki
fungsi ritual, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi
alternatif
Di samping permaina-permainan yang terdaftar itu, masih banyak lagi permainan yang terangkum dalam memori saya, misalnya petak slodor, jenduran, dan masih banyak lagi yang lain. Akan tetapi sulit untuk saya tuangkan dalam narasi-deskriptif agar bisa difahami pembaca. Mungkin cukup sekian dulu nostalgia kita pada masa dulu.
Masa kecilku mungkin tidak sempurna, tidak semua
yang diinginkan bisa didapatkan, tidak semua yang diminta bisa diberikan oleh
orang tua. Akan tetapi, justru itulah sebenarnya yang menyebabkan saya kuat dan
tidak takut mengarungi kehidupan. Hidup ini tidak selamanya mudah, perlu
perjuangan untuk mendapatkan hal yang kita inginkan. Setelah beranjak dewasa,
justru masa-masa kecil yang penuh petualangan itulah yang saya rindukan.
Posting Komentar