Hari
ini, besok dan lusa menjadi catatan akhir kenangan kita bersama seragam hitam
putih dalam deretan kursi yang berjarak dengan perhatian satu dosen di depan
kelas. UAS yang terahir ini penutup untuk berurusan dengan rentetan mata kuliah,
penutup mengurus kartu ujian dalam deretan antrian panjang, penutup untuk
menunggu kabar bahwa hari ini libur. Tapi sebentar lagi kita akan menghadapi
ujian di luar kelas yang berkelanjutan untuk menemui dosen-dosen pilihan. Untuk
duduk berbdua di kursi skripsi, yang penuh revisi karena tak pasti. Sebuah tugas
akhir kita untuk dijadikan pajangan di rak yang berdebu itu. Upss..
Tingkat
akhir bagi setiap mahasiswa pastinya menjadi momok yang begitu krusial,
bagaimana tidak setelah menempuh pendidikan selama sekian tahun, Mahasiswa
akhirnya dihadapkan pula pada titik puncak perjuangan, hari-hari yang akan
merekan pertaruhkan untuk mimpi, cita, serta harapan yang disematkan dalam
pundak mereka.
Bagi
saya berada dipenghujung sebagai pelajar yang menyandang status sebagai
mahasiswa merupakan sebuah dilema, dilema itu semakin terasa manakala tugas
akhir semakin dekat antara menyelesaikan kuliah secepat mungkin dan yang paling
sulit tentu keluar dari zona nyaman sebagai mahasiswa serta masih belum ada
gambaran mau kemana setelah lulus nanti apakah mencari kerja atau menempuh
pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Skripsi
merupakan tugas utama bagi mahasiswa tingkat akhir, seringkali tugas yang satu
ini digambarkan dengan sesuatu yang menakutkan dan cenderung kejam, memang
tidak berlebihan jika dikatakan demikian karena apabila kita menoleh dari
perjuangannya hal ini bukan suatu usaha yang kecil serta memerlukan konsentrasi
penuh, fisik, dan ketahanan mental yang prima, terkadang ada yang menggambarkan
ketika Dosen merevisi skripsi yang telah kita buat dengan susah payah rasanya
tak kalah hebat dengan cinta yang ditolak seperti kata-kata jaman anak sekarang
‘sakitnya tuh disini’, hehehe.
Akan
tetapi skripsi memberikan hikmah tersendiri dan pelajaran yang sangat
bermanfaat, skripsi mengajarkan keteguhan tekad, semangat, pantang menyerah
demi menggapa tujuan. Menulis skripsi sebenarnya hal yang paling sulit adalah
menaklukan diri sendiri. Ketikan kita menulis skripsi kita harus mampu meredam
rasa egoisme diri sendiri dari hal-hal yang menyenangkan seperti biasanya,
karena lebih baik kehilangan masa bersenang-senang selama dua bulan ketimbang
harus menambah kuliah satu semester.
Hari-hari
akhir sebagai mahasiswa tentunya menyimpan sejuta kenangan dan akan selalu
tersimpan dalam memori yang teramat dalam, jika kita menerawang kembali
kebelakang banyak kisah-kisah menarik yang sayang untuk kita lewatkan,
masa-masa sebagai mahasiswa perdana, entah itu cerita ospek, masa-masa
diperkuliahan, atau masa ketika kuliah kerja nyata yang penuh dengan nuansa
kebersamaan, hingga akhirnya tanpa terasa sampailah dipenghujung perjalanan.
Bagi
teman-teman CM kuadrat yang belajar bersama selama ini, UAS kali ini menjadi
terahir kali kita duduk dengan seragam putih hitam, saling contek mencontek,
lembur bareng untuk ngerjakan tugas, sampai terkadang cari tempat print dan
jilid tengah malam. Semua itu terangakum dalam nuansa cerita kita
masing-masing.
Selamat
menempuh UAS terahir teman-teman semua. Bagi yang masih ada tertinggal kuliah
jangan patah semangat. Doaku menyertai kalian.
puisi tanpa judul...
Akhir dari hela nafas
mengabdi
menatapi baris di binder
catatan hari bersama para pendidik dan dosen
ada sebuah kisah
perjuangan
menjadi mahasiswa yang
berjuta mimpi
berjuta harapan menggebu
di dada
selama kehidupan
berlayar
Aku selalu evaluasi,
pada 4 akhir bulan
untukmu, aku akan menggempal
rembulan
dibawah coretan mimpi
mimpi menjadi sang Mahasiswa
Mencoba berjalan diatas
azam,
tidak menoleh atau
menghiraukan
meski hanya mahasiswa
setengah hadir
karena waktu yang
membuatku memilih
jiwa terbagi antara dua
kampus dan dunia belajar mengajar
kerja dan kuliah adalah
nafas yang ku hirup
membawa pada rorong
cakrawala wawasan
Namun, sesal merasuk!
saat semakin tahu,
pradigmaku tak memenuhi lantera tahuku
waktu tertinggalkan oleh
lemahnya tekad
Atau....Azam ini yg tak
kokoh?
Mudah Pupus diterpa
asinya lautan ujian!
hingga yang didapat di
bangku kuliah masih samar
teori melintas cepat
pergi
dan aku harus berdiri
tegak
merapihkan kembali yang
menyelinap di memori
agar aku mampu menerangi
dunia dengan teori kuliah
agar sang dosen
tersenyum melihatku membawanya pada singasana keberhasilan
Mesin air berteriak
minta diperbaiki,
desisnya cepat secepat
internet.
Secepat kalender
perkuliahan di tiap semester.
Secepat SKS-ku yang
dipelesetkan
kini tinggal menghitung
bulan
aku akan pergi membawa catatan
akhir perkuliahan
aku selalu ingat saat
dosenku berkata,
maju keras.. jangan
tersisihkan oleh tertinggalnya pendidikan
Banyak kegagalan dalam
hidup ini
dikarenakan orang-orang
tidak menyadari betapa dekatnya mereka
dengan keberhasilan saat
mereka menyerah.
Harus kusadari semua
ini,
merangkai lagi tekad,
merajut lagi niat nan bersemayam.
Berjanji pada bulan
akhir semester, lagi.
Menghentikan puisi ini
dan kembali.....
meraih mimpi di dunia
yang akan membuatku meninggkal semeter akhir
potret rindu
menjulang tinggi padamu
sahabat perjuangan yang membuatku semakin kuat berjalan
padamu dosen yang buatku
semakin tahu dan kokoh dalan bermimpi
padamu orang tuaku
akan ku bawa catatan
semester akhir ini memjadi kado terindah
padamu waktu
akanku hembuskan napas
lantera pada hasil belajarku
bercahaya
hidup
dan tetap semangat
padamu yang semester
muda
selama napas masih
mengisimu jagalah kesempatan belajarmu
suksesmu ada pada
perjuanganmu...
menghisap udara
yang disemprot tinta
hitam dibawah kertas putih
telah menuliskan sejarah
kebersamaan dan program
yang telah dilalui
bukan tangisan yang
ingin ku kisahkan
meski tak bisa ku
palingkan akan ada yang berbeda
terpisah dan
meninggkalkan...
kampus yang telah lama
ku temui
kini akan jarang aku
sapa....
para pemimpi di langit
sana berkata...
Jadilah ‘orang kecil’
yang berfikir besar!
Jangan jadi ‘orang
besar’ yang berfikir kecil atau sempit
malang, 11-1-2017
Posting Komentar