Diskusi bersama pak Yolanda mengenai
Sejarah Peradaban Islam membuat saya tertarik untuk menuliskan sejarah yang
tidak hanya sekedar difahami sebagai ilmu hafalan nama tokoh, waktu, dan
tempat. Melainkan yang terpenting dalam belajar sejarah kita mengetahui sebuah
penyebab atau asal mula kejadian itu terjadi, dan apa yang menjadi trending
topic yang diperebutkan dalam suatu kejadian tersebut.
Terlepas dari ruang dan waktu Membahas
sejarah memang unik. Satu sisi ia bersifat pasti. Sebab peristiwa pada waktu
dan tempat yang sama itu tunggal. Sehingga seiring perjalanan waktu, maka
kebenaran sejarah itu satu. Tapi disisi lain, sejarah juga bersifat tidak
pasti. Sebab tidak semua peristiwa sejarah ditulis secara paripurna oleh satu
orang. Hal ini mengakibatkan perbedaan kualitas penulisan sejarah dan sumber
penulisannya sendiri. Walaupun (diandaikan) ada peristiwa sejarah yang bisa
ditulis secara paripurna dan penulisan tunggal (tidak ada versi lain), maka
penafsiran pun bisa jadi berbeda.
Artinya, sejarah bukanlah kebenaran
mutlak yang harus diyakini sebagaimana agama. Agama menyebut sejarah sebagai
pelajaran. Ini berarti, akan sia-sia kita belajar sejarah jika tidak mendapat
pelajaran dari peristiwa sejarah. Persoalannya sekarang adalah apakah kita
ingin jujur dan terbuka terhadap sejarah (yang tidak selamanya manis) ? dan
apakah kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita sedang membuat sejarah yang kelak
anak cucu kita akan perbincangkan ?
Kelak kita di alam kubur akan
mempertanggungjawabkan “sejarah” perbuatan kita selama didunia sambil menunggu
hari kebangkitan, sementara anak cucu kita sebagian akan membanggakan kita
sebagai leluhurnya, dan sebagian lagi akan mencela kita. Sebab kita juga
manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa.
Fungsi sejarah yang penting artinya
bagi penelitian dan pengembangan kabudayaan terutama fungsi edukatif, yang
mencakup pendidikan nalar, pendidikan moral, pendidikan kebijakan atau
kebijaksanaan (kearifan), pendidikan perubahan, pendidikan untuk masa depan,
dan sebagai ilmu bantu. Sejarah sebagai ilmu dapat membantu mempertajam
pengkajian masalah sosial budaya. Oleh karena itu, slogan-slogan yang
mengandung makna sejarah sebagai media pembelajaran, jangan hanya dipahami
sebagai konsep atau teori, tetapi dilaksanakan sesuai dengan proporsinya. Dalam
merealisasikan slogan-slogan itu hendaknya dilandasi oleh kesadaran akan
pentingnya pemahaman sejarah bagi kehidupan dan kiprah manusia, baik secara
individu maupun kelompok atau kegiatan tertentu.
Posting Komentar