Sedikit
tulisan ini berawal dari sebuah pertanyaan teman saya ketika presentasi Aqidah
Akhlak tentang Tasawuf. Sehingga catatan kecil ini sebuah khulasoh dari munaqosyah
di kelas.
Pada
masa yang akan datang tampaknya akan berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi
serta industrialisasi akan berlangsung terus dan sangat menentukan peradaban
umat manusia. Namun demikian, masalah moral dan etika akan ikut mempengaruhi pilihan
strategi dalam mengembangkan peradaban dimasa depan. Ada beberapa kemungkinan
yang akan terjadi pada tingkat corak keberagaman umat islam. Kemungkinan itu
akan sangat ditentukan oleh berbagai factor yang saling menarik, misalnya
kekuatan internal atau factor dinamik ajaran islam dengan kekuatan eksternal.
Dengan demikian, kita hanya dapat memperkirakan beberapa kemungkinan corak
agama yang akan menjadi mental masyarakat dimasa mendatang.
Pertama, ialah kecenderungan bahwa islam
akan semakin kuat. Disini ulama’ tetap memegang peran penting dalam rangka
menjaga kemurnian agama, dan karena itu memiliki otoritas untuk berbicara atas
nama islam yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah.
Kedua, adalah kecenderungan bahwa islam
akan berfungsi sebagai ajaran etika akibat proses modernisasi dan sekularisasi
yang secara perlahan-lahan hanya memberikan peluang yang sangat kecil bagi
penghayatan keagamaan.
Ketiga, ialah kecenderungan islam dihayati
dan diamalkan sebagai sesuatu yang spiritual sebagai reaksi terhadap perubahan
masyarakat yang sangat cepat akibat kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan
industrialisasi.
Spiritualisme
baik dakam bentuk tasawuf, ihsan maupun akhlak menjadi kebutuhan sepanjang
hidup manusia dalam setiap tahap perkembanagan masyarakat. Untuk masyarakat
yang masih terbelakang, spiritualisme harus berfungsi sebagai pendorong untuk
meningkatkan etos kerja dan bukan pelarian ketidakberdayaan masyarakat untuk
mengatasi tantangan hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat mju industrial, spiritualisme
berfungsi sebagai tali penghubung Tuhan.
Perlu
di ingat bahwa tasawuf tidak bisa dipisahkan dari kerangka pengalaman agama,
dank arena itu harus berorientasi kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Inilah yang
mungkin disebutkan Hamka sebagai “Tasawuf Modern”, yakni tasawuf yang membawa
kemajuan, bersemangat tauhid dan jauh dari kemusyrikan, bid’ah serta khifarat.
Namun demikian, dalam kehidupan riil mungkin saja terjadi bahwa salah satu
aspek ajaran islam ditekankan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada zamannya.
Bagi masyarakat terbelakang, islam digambarkan sebagai ajaran yang mendorong
kemajuan. Bagi masyarakat maju-industrial, islam ditekankan sebagai ajaran
spiritual dan moral.
Posting Komentar