Waktu
bagi sebagian orang mungkin adalah sesuatu yang berharga dalam
hidupnya. Banyak di antara kita yang gagal memperoleh atau mengalami sesuatu
karena waktu yang tersedia jumlahnya terbatas. Atau mungkin tidak dapat
mengatur waktu, sehingga waktulah yang mengatur hidup kita…Jika sampai
demikian, tidak heran banyak di antara kita yang akan mengalami stress.
Apakah kita mau diri kita mengalami stress karena hidup kita diatur oleh waktu?
Jawabannya tentu kita semua tidak mau sampai mengalami keadaan seperti itu.
Menurut
Hardjana, “mengelola waktu dengan baik dapat membantu kita menghadapi stress
yang menimpa hidup kita”. Dalam hal ini, kegiatan mengatur waktu menjadi
penting bagi kita dan harus dilakukan oleh setiap pribadi yang ingin
hidupnya lebih teratur, terarah, sehat dan terkendali dan tentunya terhindar
dari stress.
Proses
mengatur waktu dimulai dengan mengidentifikasi sejumlah kegiatan yang biasa
kita lakukan setiap harinya, dengan kata lain mengidentifikasi kegiatan
rutinitas kita setiap harinya. Hal ini akan memudahkan kita mengatur dan
mengorganisir setiap kegiatan satu per satu dan menempatkannya pada kuadran
waktu yang telah kita tentukan. Setelah proses ini selesai dilakukan, maka
kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah:
- Menentukan prioritas. Menentukan prioritas merupakan kegiatan memilah-milih kegiatan atau rencana kerja yang paling utama, penting, mendesak dan yang menuntut perhatian lebih dari diri kita, sampai pada kegiatan-kegiatan atau rencana-rencana kerja yang tidak utama, tidak penting, tidak mendesak dan yang tidak menuntut perhatian lebih dari diri kita. Buatlah perankingan untuk masing-masing kegiatan atau rencana tersebut agar memudahkan kita dalam menentukan urutan prioritasnya.
- Langkah berikutnya adalah membuat jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan yang dibuat bisa berupa jadwal harian, mingguan atau bisa juga jadwal bulanan. Jadwal adalah daftar atau rincian rencana-rencana yang akan kita lakukan, lengkap dengan hari dan jamnya. Kemudian masukkanlah kegiatan-kegiatan atau rencana-rencana yang akan kita lakukan itu ke dalam jadwal yang telah kita buat berdasarkan urutan prioritasnya. Menurut Hardjana, “jadwal menjadi pegangan untuk mengatur kegiatan hidup kita, mengerjakan hal yang baik kita kerjakan pada waktunya”.
Lebih
lanjut ia mengatakan bahwa jadwal harian dapat membebaskan kita untuk
memikirkan apa yang akan kita lakukan pada setiap saat dalam hidup kita,
sehingga dengan demikian kita dapat memiliki irama hidup. Menurut
Hardjana, “isi jadwal meliputi waktu untuk makan, tidur, istirahat santai,
untuk mengerjakan tugas kerja dan studi kita, dan waktu untuk bersosialisasi
dan bergaul dengan rekan, teman, sahabat, tetangga sekitar kita”.
- Setelah kita menentukan prioritas dan membuat jadwal, langkah berikutnya adalah melakukan atau melaksanakan jadwal tersebut. Jadwal yang telah kita buat akan berarti jika kita melaksanakannya. Laksanakanlah itu sesuai jadwal atau porsi yang sudah ditentukan sebelumnya.
Perlu
juga diperhatikan, bahwa pada saat kita melaksanakan kegiatan tersebut, kita
juga perlu melihat apakah waktu yang disediakan untuknya cukup atau tidak.
Ini dilakukan untuk membantu menentukan jadwal dan mengatur pembagian
waktu untuk jadwal berikutnya. Hardjana menganjurkan untuk mencatat semua
kegiatan penting beserta waktu yang dihabiskan untuk melakukan kegiatan itu dan
disetiap akhir pekan atau minggunya, jumlahkanlah waktu yang telah kita pakai
menurut kelompok-kelompok kegiatan tertentu.
Lebih
lanjut Hardjana mengatakan bahwa “dari hasil penjumlahan itu kita akan tahu
berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk bekerja, tidur, bersantai,
berolahraga, bersosialisasi dan bekerja bagi masyarakat. Dari hasil catatan
itu, kita dapat merencanakan penggunaan waktu yang lebih baik pada minggu
berikutnya, dengan mengurangi waktu untuk kegiatan yang satu dan menambah waktu
untuk kegiatan yang lain”.
- Langkah berikutnya adalah berusaha untuk fleksibel. Maksudnya adalah kita juga dituntut untuk “lentur” dalam melaksanakan jadwal yang telah kita buat. Terlalu kaku juga dapat membuat diri kita tidak nyaman. Sebab kadangkala kita menjumpai hal-hal yang tidak terduga yang muncul dari perencanaan kita, misalnya menghadiri pesta ulang tahun atau pesta perkawinan teman kita, menerima telepon dari seorang sahabat atau keluarga, atau pengaruh-pengaruh yang datang dari lingkungan sekitar kita.
Kalau
dipikir-pikir nampaknya itu hanya persoalan sepele, namun sulit juga bagi kita
untuk menghindarinya. Respon atau tanggapan yang demikian wajar-wajar saja,
namun kita juga harus belajar untuk menghindarinya. Ini kita lakukan
karena dalam diri kita masih ada diri-diri yang lain, misalnya diri fisik, diri
sosial, diri rohani maupun diri emosional.wallahu alam
Posting Komentar