Khumairoh dan Pangeran - Malam
syahdu menggema biru,, bintang-bintang menghiasi langit malam, sinar rembulan
yang indah menyelimuti kota Arzaktain. Suasana sepi mulai menghantui sudut
kota. Mungkin saat ini semua orang sudah tertidur lelap dalam peraduan mimpinya
masing-masing.
Namun,
ternyata di sebuah puncak menara Istana, ada seseorang gadis yang belum bisa
memejamkan kelopak mata indahnya malam ini. Ialah sang Putri Kerajaan Arzaktain
yang bernama “Khumairoh”, namanya terinspirasi dari panggilan Rassulullah
kepada istrinya Khodijjah “Ya Khumairoh”
(Wahai gadis yang pipinya kemerah-merahan). Begitu pula dengan Putri Khumairoh
wajahnya sangat cantik jelita dengan rona-rona merah yang mewarnai ke dua belah
pipi manisnya. Kecantikan sang Putri memang sudah terkenal keseantero
negeri,,kalo bisa ditanya “Siapa sih yang tidak mengetahui kecantikan Putri kerajaan
Arzaktain???” , kecantikannya yang luar biasa sudah menjadi buah bibir semua
orang. Bahkan gadis-gadis dan putri-putri saudagar kaya banyak yang iri
terhadap kecantikannya.
Akan
tetapi, ternyata kecantikan yang dimilikinya saat ini, belum bisa membuat hati
sang Putri menjadi bahagia. Dari pancaran wajahnya malam ini, terlihat raut
kesedihan yang sangat mendalam. Ada sesuatu hal yang sedang mengganjal di hati
sang Putri saat ini. Sang Putri pun termenung sambil mengutarakan isi hatinya
kepada sang Khalik pemilik semesta alam.
“Ya
Allah,,malam ini hatiku bersedih, sangat bersedih. Untuk kesekian kalinya
hatiku resah karena memikirkan siapakah “Jodohku”???. Semua gadis seumuranku di
negeri ini pasti ingin menikah, begitu pula denganku Ya Allah. Namun, mengapa
sampai detik ini belum ada satupun Pangeran yang datang untuk melamarku. Apakah
kurangnya diriku,,mengapa tidak ada satupun lelaki yang memikat hatiku.”
Malam
ini Khumairoh pun bersedih, sehingga tetesan-tetesan bening dari matanya pun
berjatuhan membasahi pipi merahnya.
Sungguh
malang nasib sang Putri, untuk seukuran seorang Putri Raja memang umurnya tak
lagi muda, seharusnnya di umurnya yang sekarang ini Ia sudah mnikah dan sudah
bisa memberikan pewaris Tahta Kerajaan untuk Ayahandanya.
Sang
Raja Abdullah yang merupakan ayahanda dari Putri Khumairoh memang saat ini
sudah cukup tua untuk memimpin sebuah Kerajaan, terutama kerajaan sebesar
Arzaktain. Kekuatan fisiknya kadang sudah tidak mumpuni untuk mengurus sebuah
negeri yang besar. Oleh karena itu sang Raja selalu menuntut sang Putri untuk
segera menikah, agar ia bisa memberikan seorang pewaris Tahta Kerajaan
untuknya.
Suatu
ketika Raja Abdullah memanggil sang Putri untuk menghadapnya.
Raja pun berkata:
“Wahai
Putriku Ya Khumairoh, kau tahu Ayahandamu kini tak lagi muda, Ayahanda sudah
tak mampu lagi untuk memimpin kerajaan sebesar Arzaktain ini, Ayahanda
membutuhkan seorang Pewaris Tahta Kerajaan untuk menggantikan Ayah memimpin
negeri ini. Sedangkan kau tahu Kaulah Putri satu-satunya yang Ayah miliki, dan
Ayah tak memiliki Putra. Oleh karena itu segeralah kau cari pendamping hidupmu
Anaku, dan menikahlah. Sebelum Ayahandamu ini tutup usia.”
Putri Khumairoh pun menjawab pesan
Ayahandanya:
“Duhai
Ayahandaku tercinta, bukan maksud hati Adinda untuk tidak mengabulkan
permintaan Ayahanda. Namun, soal Jodoh dan Calon Pendamping hidup bukanlah
perkara yang mudah buat Adinda. Asal Ayahanda tau Adinda pun ingin segera
menikah, namun apa daya Allah SWT, belum mempertemukan Adinda dengan Jodoh Adinda.
Sang Raja pun berkata:
“
Baiklah anakku jika hal itu yang menjadi penyebab yang menghalangimu untuk
menikah. Biarlah kini Ayahanda yang akan mencarikan dan menentukan Jodoh
untukmu. Seminggu lagi akan ada pertemuan antara kerajaan-kerajaan di seluruh
negeri dan disana akan ayah pilihkan Putra Kerajaan mana yang akan menjadi
calon suamimu dan akan menikahimu.”
Mendengar
perkataan Ayahandanya itu Putri Khumairoh bagaikan di sambar Petir di siang
bolong. Ia kaget dan sedih, di dalam hatinya mulai berkecambuk oleh
perasaan-perasaan yang tidak menentu. “Ya Allah,,aku memang ingin menikah, tetapi
bukan berarti aku ingin dijodohkan. Aku tidak ingin menikah dengan seorang
lelaki yang tidak aku cintai. Karena aku tidak ingin hidup terpasung dalam
kepalsuan, aku ingin menikah dengan lelaki yang aku cintai dan yang juga
mancintaiku. Ya Allah,,kini apakah yang harus hamba lakukan, berilah hamba
petunjukmu Ya Allah.”
Seketika
Putri Khumairoh pun bersedih dan dirundung duka. Duka itulah yang membuatnya
tidak bisa memejamkan mata setiap malam. Hatinya kalang kabut tidak menentu. Ia
bingung apakah yang harus Ia lakukan, Ia tidak ingin di jodohkan namun di sisi
lain Ia juga tidak mempunyai calon untuk diajukan pada Ayahandanya.
Di
malam kedua sebelum pertemuan antar Kerajaan itu dilaksanakan. Putri Khumairoh
pun tertidur lelap, karena kelelahan setelah berhari-hari ia tidak bisa
memejamkan matanya. Di dalam tidur lelapnya itu Putri Khumairoh pun bermimpi.
Di dalam mimpinya Ia bertemu dengan seorang Nenek tua yang mengatakan “Pergilah
Cucuku,,pergilah temukan Jodohmu,,, Bin Aydan,,,Bin Aydan,,,Bin Aydan”. Berulang-ulang
kali sang Nenek mengatakan kata yang sama “Bin Aydan” (yang dalam bahasa Turki
artinya adalah Seribu Bulan).
Sang
Putri pun terbangun dari tidurnya,,dan mulai merenungkan perkataan sang Nenek
yang di jumpainya di alam mimpi tadi. “Ya Allah,,sebenarnya apakah arti mimpiku
tadi, mengapa Nenek itu menyuruhku untuk pergi dan Ia berulang kali juga
mengatakan Bin Aydan. Apakah ini merupakan petunjukMu Ya Allah, agar aku pergi
mencari jodohku ke Negeri Aydan negeri seribu bulan. Ya Allah jika memang ini
petunjukMu, maka detik ini juga aku harus pergi untuk menemukan Jodohku ke
negeri Aydan.”
Di
malam yang dingin itu sang Putri pun bergegas pergi dengan membawa bekal seadanya
Ia pun menggendap pergi meninggalkan Istana. Setelah usaha kerasnya mengelabui
beberapa penjaga Istana dengan cara menyamar, akhirnya Ia pun berhasil
meninggalkan istana.
Negeri
Aydan letaknya memang cukup jauh dari negeri Arzaktain. Butuh sekitar tiga hari
perjalanan untuk sampai ke negeri itu dengan berjakan kaki. Di hari ketiga
akhirnya sang Putri pun sampai di negeri Aydan. Namun sayang, kini bekal yang
Ia bawa sudah habis di perjalanan yang Ia miliki hanyalah sebuah Kalung
Kerajaan peninggalan mendiang Ratu Fatimah Ibunda tercintanya.
Sementara
itu di negeri Arzaktain Kerajaan mulai di gemparkan tentang berita hilangnya
sang Putri Khumairoh, lebih tepatnya lagi sang Putri kabur meninggalkan Istana.
Raja Abdullah selaku Ayahanda Putri Khumairoh pun kalang kabut dan resah, hari
itu juga Ia mengerahkan seluruh Prajurit
Istana untuk mancari Putri Khumairoh.
Sementara hari Pertemuan Antar Kerajaan yang
kurang dari dua hari lagi tidak mungkin untuk dibatalkan semua undangan telah
disebar dan berita pencarian Jodoh untuk sang Putri pun sudah tersebar luas ke
seluruh kerajaan-kerajaan termaksuk Kerajaan Aydan.
Di
negeri Aydan yang jaraknya bermil-mil jauhnya dari negeri Arzaktain sang Putri
sedang kebingungan, perutnya sangat lapar sekali sedangkan Ia sudah tidak
mempunyai uang untuk membeli makanan. Sementara yang Ia punya kini hanyalah
sebuah kalung peninggalan Ibunda tercintanya dan tidak mungkin baginya untuk
menjual kalung tersebut. Begitu malang nasib sang Putri Ia hanya bisa menahan
rasa laparnya sambil melihat orang-orang makan dengan lahap di sekelilingnya.
Di antara orang-orang itu ada beberapa orang yang sedang membicarakan Pangeran
Kerajaan Aydan yang terkenal Tampan dan sangat Dermawan, Pangeran tersebut
bernama Pengeran Ali. Pangeran Ali adalah merupakan Putra ke dua dari Raja
Faruk yang merupakan Raja dari Kerajaan Aydan. Raja Faruk dan putra bungsunya
Pangeran Ali memang terkenal sangat Dermawan. Di setiap Hari Jumat yaitu hari
besar Umat Islam Raja Faruk dan Pengeran Ali selalu berkeliling negeri Aydan
untuk membagi-bagikan Uang dan Makanan untuk rakyat-rakyatnya yang kekurangan.
Mendengar
percakapan orang-orang itu dalam hati Putri Khumairoh pun berkata:
“Subhanallah..Ya
Allah jelas saja negeri Aydan ini sangat kaya dan sangat makmur. Ternyata negeri
ini di pimpin oleh orang-orang yang berhati Mulya, yang selalu menyebarkan
hartanya di JalanMu Ya Allah. Ohh,,andaikan Pengeran Ali itu adalah jodohku Ya
Allah betapa beruntungnya hidupku kelak.” Decak kagum dan harapan sang Putri di dalam hati.
Kebetulan
hari ini adalah Hari Jumat, yang merupakan hari Raja Faruk dan Pangeran Ali
untuk bersedekah keliling negeri. Mendengar hal itu, membuat Putri Khumairoh
semakin penasaran seperti apakah sosok Pengeran Ali yang Tampan dan Dermawan
itu. Di dalam hatinya Ia bertekata, “Hari ini aku harus bisa bertemu dengannya,
minimal bisa menatap mukanya. Ya Allah pertemukanlah aku dengan Pangeran
Ali,,Amin.” Dengan penyamarannya sebagai rakyat biasa Putri Khumairoh
mempunyai peluang besar untuk bertemu dengan Pangeran Ali.
Saat-saat
yang ditunggu oleh Putri Khumairoh pun tiba, sang Putri sudah berdiri berjajar
dengan para penduduk kerajaan Aydan yang akan mengantri mendapatkan sedekah
dari Raja Faruk dan Pangeran Ali. Iring-iringan Raja dan Pengerran pun semakin
mendekati tempat Khumairoh berdiri. Dan tiba saatnya Putri Khumairoh
mendapatkan jatah sedekahnya berupa 3 keping uang Dirham. Kebetulan yang
memberikan uang itu kepada Khumairoh adalah Pangeran Ali secara langsung.
Karena gugup melihat ketampanan Sang Pangeran secara langsung dan dengan jarak
yang dekat,,akhirnya uang yang di pegang Putri Khumairoh pun terjatuh ke tanah
dan berserakan. Melihat kejadian itu
Sang Pangeran pun dengan sigap dan tanpa sungkan turun dari Kuda Putihnya untuk
memungut uang tersebut dan menyerahkannya kembali kepada Khumairoh.
Ketika
menyerahkan uang tersebut tanpa sengaja mata mereka pun saling bertatapan. Di
dalam hati Khumairoh berkata “Subhanallah,,betapa tampannya pemuda ini,
dan begitu baiknya hatinya, ia tidak sungkan untuk memungut uang itu demi aku
Ya Allah.” Dan di dalam hatinya Pangeran Ali pun berkata, “Subhanallah,,
Ya Allah betapa cantiknya gadis yang ada di hadapanku ini, matanya sungguh
Indah, dan pipinya yang kemerah-merahan sungguh mempesona”.
Rupanya
awal pertemuan itu, menjadi pertemuan yang tak terlupakan bagi keduanya. Di
dalam Istananya Pangeran Ali selalu terniang-niang akan wajah Putri Khumairoh, “Ya
Allah,,bayang-bayang wajah gadis itu memenuhi fikiranku. Entah mengapa aku tak
bisa melupakannya, kecantikan yang terpancar dari wajahnya dan pipinya yang
kemerah-merahan sungguh mempesona hatiku, dan sepertinya Ia juga seorang gadis
yang baik hati. Ya Allah apakah aku sudah Jatuh Cinta kepada gadis yang kutemui
siang tadi. Ohh,,siapakah gerangan engkau sang gadis yang telah memikat hatiku,
ingin sekali aku berjumpa denganmu sekali lagi.” Di dalam hatinya sang
Pangeran bertekat bahwa esok pagi ia harus mencari gadis itu dan bertemu
dengannya lagi.
Namun
sayangnya malam itu Pangeran Ali mendangar berita buruk dari Ayahandanya Raja
Faruk, bahwa Ia akan di jodohkan dengan seoarang Putri dari kerajaan Arzaktain
yang bernama Putri Khumairoh. Akan tetapi kabar baiknya ternyata Putri itu di
kabarkan menghilang dan kini entah ada dimana. Pangeran Ali pun berkata kepada
Ayahhandanya, “ Yasudahlah,,Ayahanda sebaiknya perjodohan ini di batalkan saja, lagi
pula Putri tersebut juga sudah hilang entah kemana. Mungkin Putri itu juga
tidak ingin di jodohkan denganku. Sebenarnya Ayahanda,,Ananda kini juga telah
menemukan Pujaan Hati Ananda, jadi Ayahanda tidak perlu repot-repot menjodojkan
Ananda.”
Mendengar
perkataan anaknya Raja Faruk pun terkejut, dan berkata: “Benarkah begitu Anakku, benarkah
kau sudah menemukan Pujaan Hatimu??. Baiklah Anakku Ayahanda tidak akan
memaksakan kehendak Ayah padamu. Mendengar berita itu pun Ayah sudah cukup
senang. Sekarang coba tolong secepatnya kau bawa Gadis Pujaan Hatimu ke hadapan
Ayah, Ayahanda ingin melihat apakah Gadis itu benar-benar layak untuk menjadi
Pendamping Hidupmu.”
Pagi
pun tiba, dan Pangeran Ali sudah siap dan bersamangat sekali untuk mencari
Gadis Pujaan Hatinya itu berada. Hatinya sungguh sangat berbunga-bunga, ia
ingin segera bertemu dengan gadis itu dan segera membawa gadis itu ke Istana
dan di pertemukan dengan Ayahandanya.
Seharian
ia mencari keberadaan Putri Khumairoh di seluruh pelosok negeri. Tidak peduli
panas terik yang menyengat siang itu ia
tetap bersemangat untuk menemukan sang Gadis Pujaan Hatinya.
Sementara
di sudut lain, Putri Khumairoh sudah berputus asa. Karena hingga hari ke-enam
ia belum juga menemukan Jodohnya. Dan Ia mulai berfikir untuk pulang ke
kerajaannya dan menerima perjodohan dari Ayahandanya. Dengan bekal 3 keping
uang Dirham hasil pemberian Pangeran Ali, ia pun bersiap untuk melakukan
perjalanan kembali pulang ke Kerajaan Arzaktain.
Di
tengah perjalanan akhirnya keduanya pun di pertemukan.
“Hai
tunggu wahai Gadis!!!”, seru Pangeran
Ali dari atas kudanya.
Mendengar
panggilan dari belakang, Putri Khumairoh pun berhenti dan menoleh kea rah
sumber suara, sungguh Ia terkejut atas apa yang dilihatnya. Ternyata sosok yang
memanggilnya itu adalah Pangeran Ali.
“Iya,,Tuan
ada apa?? Apakah saya telah berbuat salah”, jawab Khumairoh.
“Wahai
Gadis, bolehkah kiranya saya bertanya,,siapakah gerangan namamu??” ,Tanya Pengeran Ali.
Sambil
tergugup Khumairoh pun menjawab, ”Na,,na,,nama saya Khumairoh Ya Tuanku
Pangeran Ali.”
Mendengar
nama itu Pangeran Ali pun terkejut, “Apa,,,namamu Khimairoh?? Apakah kamu
Khumairoh Putri dari Kerajaan Arzaktain yang kabur melarikan diri itu??.”
Sang
Putri pun terkejut, dan berkata, “Masyaallah,,dari mana Tuan bisa tau semua
itu, padahal saya tidak pernah menceritakan hal itu kepada siapa-siapa.”
“Benarkah
kamu sang Putri itu?? Subhanallah,,ternyata sang Putri yang akan dijodohkan
denganku itu. Adalah Gadis Pujaan Hatiku. Dan sekarang Putri itu ada di
hadapanku. Sungguh ini semua merupakan kehendakmu Ya Allah.”
Setelah
mendengar penjelasan dari Sang Pangeran, sang Putri pun langsung dibawa ke
hadapan Ayahandanya Raja Faruk. Setelah mengetahui semuanya Raja Faruk pun
sangat senang, dan segera mengabarkan kabar baik itu kepada Raja Abdullah di
Arzaktain.
Setelah
3 hari berlalu akhirnya Pangeran Ali yang Dermawan dari Kerajaan AYDAN dan
Putri Khumairoh yang Cantik Jelita dari Kerajaan ARZAKTAIN akhirnya menikah.
Pernikahan mereka dilangsungkan dengan sangat mengah dan meriah yang di hadiri
oleh seluruh penduduk kedua negeri Aydan dan Arzaktain. Setelah setahun menikah
akhirnya Putri Khumairoh dan Pangeran
Ali di karuniai Seorang Putra yang di beri nama FurQon Bin Ali. Dan akhirnya
Putri Khumairoh berhasil mengabulkan keinginan Ayahandanya untuk memberikan
Pangeran Sang Penerus Kerajaan Arzaktain
Posting Komentar