Khumairoh dan Pangeran

Kamis, 06 Oktober 20160 komentar



http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2016/10/khumairoh-dan-pangeran.html

Khumairoh dan Pangeran  - Malam syahdu menggema biru,, bintang-bintang menghiasi langit malam, sinar rembulan yang indah menyelimuti kota Arzaktain. Suasana sepi mulai menghantui sudut kota. Mungkin saat ini semua orang sudah tertidur lelap dalam peraduan mimpinya masing-masing.
          Namun, ternyata di sebuah puncak menara Istana, ada seseorang gadis yang belum bisa memejamkan kelopak mata indahnya malam ini. Ialah sang Putri Kerajaan Arzaktain yang bernama “Khumairoh”, namanya terinspirasi dari panggilan Rassulullah kepada istrinya Khodijjah  “Ya Khumairoh” (Wahai gadis yang pipinya kemerah-merahan). Begitu pula dengan Putri Khumairoh wajahnya sangat cantik jelita dengan rona-rona merah yang mewarnai ke dua belah pipi manisnya. Kecantikan sang Putri memang sudah terkenal keseantero negeri,,kalo bisa ditanya “Siapa sih yang tidak mengetahui kecantikan Putri kerajaan Arzaktain???” , kecantikannya yang luar biasa sudah menjadi buah bibir semua orang. Bahkan gadis-gadis dan putri-putri saudagar kaya banyak yang iri terhadap kecantikannya.
          Akan tetapi, ternyata kecantikan yang dimilikinya saat ini, belum bisa membuat hati sang Putri menjadi bahagia. Dari pancaran wajahnya malam ini, terlihat raut kesedihan yang sangat mendalam. Ada sesuatu hal yang sedang mengganjal di hati sang Putri saat ini. Sang Putri pun termenung sambil mengutarakan isi hatinya kepada sang Khalik pemilik semesta alam.
          “Ya Allah,,malam ini hatiku bersedih, sangat bersedih. Untuk kesekian kalinya hatiku resah karena memikirkan siapakah “Jodohku”???. Semua gadis seumuranku di negeri ini pasti ingin menikah, begitu pula denganku Ya Allah. Namun, mengapa sampai detik ini belum ada satupun Pangeran yang datang untuk melamarku. Apakah kurangnya diriku,,mengapa tidak ada satupun lelaki yang memikat hatiku.”
          Malam ini Khumairoh pun bersedih, sehingga tetesan-tetesan bening dari matanya pun berjatuhan membasahi pipi merahnya.
          Sungguh malang nasib sang Putri, untuk seukuran seorang Putri Raja memang umurnya tak lagi muda, seharusnnya di umurnya yang sekarang ini Ia sudah mnikah dan sudah bisa memberikan pewaris Tahta Kerajaan untuk Ayahandanya.
          Sang Raja Abdullah yang merupakan ayahanda dari Putri Khumairoh memang saat ini sudah cukup tua untuk memimpin sebuah Kerajaan, terutama kerajaan sebesar Arzaktain. Kekuatan fisiknya kadang sudah tidak mumpuni untuk mengurus sebuah negeri yang besar. Oleh karena itu sang Raja selalu menuntut sang Putri untuk segera menikah, agar ia bisa memberikan seorang pewaris Tahta Kerajaan untuknya.
Suatu ketika Raja Abdullah memanggil sang Putri untuk menghadapnya.
Raja pun berkata:
“Wahai Putriku Ya Khumairoh, kau tahu Ayahandamu kini tak lagi muda, Ayahanda sudah tak mampu lagi untuk memimpin kerajaan sebesar Arzaktain ini, Ayahanda membutuhkan seorang Pewaris Tahta Kerajaan untuk menggantikan Ayah memimpin negeri ini. Sedangkan kau tahu Kaulah Putri satu-satunya yang Ayah miliki, dan Ayah tak memiliki Putra. Oleh karena itu segeralah kau cari pendamping hidupmu Anaku, dan menikahlah. Sebelum Ayahandamu ini tutup usia.”

Putri Khumairoh pun menjawab pesan Ayahandanya:
“Duhai Ayahandaku tercinta, bukan maksud hati Adinda untuk tidak mengabulkan permintaan Ayahanda. Namun, soal Jodoh dan Calon Pendamping hidup bukanlah perkara yang mudah buat Adinda. Asal Ayahanda tau Adinda pun ingin segera menikah, namun apa daya Allah SWT, belum mempertemukan Adinda dengan  Jodoh Adinda.
Sang Raja pun berkata:
“ Baiklah anakku jika hal itu yang menjadi penyebab yang menghalangimu untuk menikah. Biarlah kini Ayahanda yang akan mencarikan dan menentukan Jodoh untukmu. Seminggu lagi akan ada pertemuan antara kerajaan-kerajaan di seluruh negeri dan disana akan ayah pilihkan Putra Kerajaan mana yang akan menjadi calon suamimu dan akan menikahimu.”
Mendengar perkataan Ayahandanya itu Putri Khumairoh bagaikan di sambar Petir di siang bolong. Ia kaget dan sedih, di dalam hatinya mulai berkecambuk oleh perasaan-perasaan yang tidak menentu. “Ya Allah,,aku memang ingin menikah, tetapi bukan berarti aku ingin dijodohkan. Aku tidak ingin menikah dengan seorang lelaki yang tidak aku cintai. Karena aku tidak ingin hidup terpasung dalam kepalsuan, aku ingin menikah dengan lelaki yang aku cintai dan yang juga mancintaiku. Ya Allah,,kini apakah yang harus hamba lakukan, berilah hamba petunjukmu Ya Allah.”
Seketika Putri Khumairoh pun bersedih dan dirundung duka. Duka itulah yang membuatnya tidak bisa memejamkan mata setiap malam. Hatinya kalang kabut tidak menentu. Ia bingung apakah yang harus Ia lakukan, Ia tidak ingin di jodohkan namun di sisi lain Ia juga tidak mempunyai calon untuk diajukan pada Ayahandanya.
Di malam kedua sebelum pertemuan antar Kerajaan itu dilaksanakan. Putri Khumairoh pun tertidur lelap, karena kelelahan setelah berhari-hari ia tidak bisa memejamkan matanya. Di dalam tidur lelapnya itu Putri Khumairoh pun bermimpi. Di dalam mimpinya Ia bertemu dengan seorang Nenek tua yang mengatakan “Pergilah Cucuku,,pergilah temukan Jodohmu,,, Bin Aydan,,,Bin Aydan,,,Bin Aydan”. Berulang-ulang kali sang Nenek mengatakan kata yang sama “Bin Aydan” (yang dalam bahasa Turki artinya adalah Seribu Bulan).
Sang Putri pun terbangun dari tidurnya,,dan mulai merenungkan perkataan sang Nenek yang di jumpainya di alam mimpi tadi. “Ya Allah,,sebenarnya apakah arti mimpiku tadi, mengapa Nenek itu menyuruhku untuk pergi dan Ia berulang kali juga mengatakan Bin Aydan. Apakah ini merupakan petunjukMu Ya Allah, agar aku pergi mencari jodohku ke Negeri Aydan negeri seribu bulan. Ya Allah jika memang ini petunjukMu, maka detik ini juga aku harus pergi untuk menemukan Jodohku ke negeri Aydan.”
Di malam yang dingin itu sang Putri pun bergegas pergi dengan membawa bekal seadanya Ia pun menggendap pergi meninggalkan Istana. Setelah usaha kerasnya mengelabui beberapa penjaga Istana dengan cara menyamar, akhirnya Ia pun berhasil meninggalkan istana.
Negeri Aydan letaknya memang cukup jauh dari negeri Arzaktain. Butuh sekitar tiga hari perjalanan untuk sampai ke negeri itu dengan berjakan kaki. Di hari ketiga akhirnya sang Putri pun sampai di negeri Aydan. Namun sayang, kini bekal yang Ia bawa sudah habis di perjalanan yang Ia miliki hanyalah sebuah Kalung Kerajaan peninggalan mendiang Ratu Fatimah Ibunda tercintanya.
Sementara itu di negeri Arzaktain Kerajaan mulai di gemparkan tentang berita hilangnya sang Putri Khumairoh, lebih tepatnya lagi sang Putri kabur meninggalkan Istana. Raja Abdullah selaku Ayahanda Putri Khumairoh pun kalang kabut dan resah, hari itu juga Ia mengerahkan  seluruh Prajurit Istana untuk mancari Putri Khumairoh.
 Sementara hari Pertemuan Antar Kerajaan yang kurang dari dua hari lagi tidak mungkin untuk dibatalkan semua undangan telah disebar dan berita pencarian Jodoh untuk sang Putri pun sudah tersebar luas ke seluruh kerajaan-kerajaan termaksuk Kerajaan Aydan.
Di negeri Aydan yang jaraknya bermil-mil jauhnya dari negeri Arzaktain sang Putri sedang kebingungan, perutnya sangat lapar sekali sedangkan Ia sudah tidak mempunyai uang untuk membeli makanan. Sementara yang Ia punya kini hanyalah sebuah kalung peninggalan Ibunda tercintanya dan tidak mungkin baginya untuk menjual kalung tersebut. Begitu malang nasib sang Putri Ia hanya bisa menahan rasa laparnya sambil melihat orang-orang makan dengan lahap di sekelilingnya. Di antara orang-orang itu ada beberapa orang yang sedang membicarakan Pangeran Kerajaan Aydan yang terkenal Tampan dan sangat Dermawan, Pangeran tersebut bernama Pengeran Ali. Pangeran Ali adalah merupakan Putra ke dua dari Raja Faruk yang merupakan Raja dari Kerajaan Aydan. Raja Faruk dan putra bungsunya Pangeran Ali memang terkenal sangat Dermawan. Di setiap Hari Jumat yaitu hari besar Umat Islam Raja Faruk dan Pengeran Ali selalu berkeliling negeri Aydan untuk membagi-bagikan Uang dan Makanan untuk rakyat-rakyatnya yang kekurangan.
Mendengar percakapan orang-orang itu dalam hati Putri Khumairoh pun berkata:
“Subhanallah..Ya Allah jelas saja negeri Aydan ini sangat kaya dan sangat makmur. Ternyata negeri ini di pimpin oleh orang-orang yang berhati Mulya, yang selalu menyebarkan hartanya di JalanMu Ya Allah. Ohh,,andaikan Pengeran Ali itu adalah jodohku Ya Allah betapa beruntungnya hidupku kelak.” Decak kagum dan harapan sang Putri di dalam hati.
Kebetulan hari ini adalah Hari Jumat, yang merupakan hari Raja Faruk dan Pangeran Ali untuk bersedekah keliling negeri. Mendengar hal itu, membuat Putri Khumairoh semakin penasaran seperti apakah sosok Pengeran Ali yang Tampan dan Dermawan itu. Di dalam hatinya Ia bertekata, “Hari ini aku harus bisa bertemu dengannya, minimal bisa menatap mukanya. Ya Allah pertemukanlah aku dengan Pangeran Ali,,Amin.” Dengan penyamarannya sebagai rakyat biasa Putri Khumairoh mempunyai peluang besar untuk bertemu dengan Pangeran  Ali.
Saat-saat yang ditunggu oleh Putri Khumairoh pun tiba, sang Putri sudah berdiri berjajar dengan para penduduk kerajaan Aydan yang akan mengantri mendapatkan sedekah dari Raja Faruk dan Pangeran Ali. Iring-iringan Raja dan Pengerran pun semakin mendekati tempat Khumairoh berdiri. Dan tiba saatnya Putri Khumairoh mendapatkan jatah sedekahnya berupa 3 keping uang Dirham. Kebetulan yang memberikan uang itu kepada Khumairoh adalah Pangeran Ali secara langsung. Karena gugup melihat ketampanan Sang Pangeran secara langsung dan dengan jarak yang dekat,,akhirnya uang yang di pegang Putri Khumairoh pun terjatuh ke tanah dan berserakan.  Melihat kejadian itu Sang Pangeran pun dengan sigap dan tanpa sungkan turun dari Kuda Putihnya untuk memungut uang tersebut dan menyerahkannya kembali kepada Khumairoh.
Ketika menyerahkan uang tersebut tanpa sengaja mata mereka pun saling bertatapan. Di dalam hati Khumairoh berkata “Subhanallah,,betapa tampannya pemuda ini, dan begitu baiknya hatinya, ia tidak sungkan untuk memungut uang itu demi aku Ya Allah.” Dan di dalam hatinya Pangeran Ali pun berkata, “Subhanallah,, Ya Allah betapa cantiknya gadis yang ada di hadapanku ini, matanya sungguh Indah, dan pipinya yang kemerah-merahan sungguh mempesona”.
Rupanya awal pertemuan itu, menjadi pertemuan yang tak terlupakan bagi keduanya. Di dalam Istananya Pangeran Ali selalu terniang-niang  akan wajah Putri Khumairoh, “Ya Allah,,bayang-bayang wajah gadis itu memenuhi fikiranku. Entah mengapa aku tak bisa melupakannya, kecantikan yang terpancar dari wajahnya dan pipinya yang kemerah-merahan sungguh mempesona hatiku, dan sepertinya Ia juga seorang gadis yang baik hati. Ya Allah apakah aku sudah Jatuh Cinta kepada gadis yang kutemui siang tadi. Ohh,,siapakah gerangan engkau sang gadis yang telah memikat hatiku, ingin sekali aku berjumpa denganmu sekali lagi.” Di dalam hatinya sang Pangeran bertekat bahwa esok pagi ia harus mencari gadis itu dan bertemu dengannya lagi.
Namun sayangnya malam itu Pangeran Ali mendangar berita buruk dari Ayahandanya Raja Faruk, bahwa Ia akan di jodohkan dengan seoarang Putri dari kerajaan Arzaktain yang bernama Putri Khumairoh. Akan tetapi kabar baiknya ternyata Putri itu di kabarkan menghilang dan kini entah ada dimana. Pangeran Ali pun berkata kepada Ayahhandanya, “ Yasudahlah,,Ayahanda sebaiknya perjodohan ini di batalkan saja, lagi pula Putri tersebut juga sudah hilang entah kemana. Mungkin Putri itu juga tidak ingin di jodohkan denganku. Sebenarnya Ayahanda,,Ananda kini juga telah menemukan Pujaan Hati Ananda, jadi Ayahanda tidak perlu repot-repot menjodojkan Ananda.”
Mendengar perkataan anaknya Raja Faruk pun terkejut, dan berkata: “Benarkah begitu Anakku, benarkah kau sudah menemukan Pujaan Hatimu??. Baiklah Anakku Ayahanda tidak akan memaksakan kehendak Ayah padamu. Mendengar berita itu pun Ayah sudah cukup senang. Sekarang coba tolong secepatnya kau bawa Gadis Pujaan Hatimu ke hadapan Ayah, Ayahanda ingin melihat apakah Gadis itu benar-benar layak untuk menjadi Pendamping Hidupmu.”
Pagi pun tiba, dan Pangeran Ali sudah siap dan bersamangat sekali untuk mencari Gadis Pujaan Hatinya itu berada. Hatinya sungguh sangat berbunga-bunga, ia ingin segera bertemu dengan gadis itu dan segera membawa gadis itu ke Istana dan di pertemukan dengan Ayahandanya.
Seharian ia mencari keberadaan Putri Khumairoh di seluruh pelosok negeri. Tidak peduli panas  terik yang menyengat siang itu ia tetap bersemangat untuk menemukan sang Gadis Pujaan Hatinya.
Sementara di sudut lain, Putri Khumairoh sudah berputus asa. Karena hingga hari ke-enam ia belum juga menemukan Jodohnya. Dan Ia mulai berfikir untuk pulang ke kerajaannya dan menerima perjodohan dari Ayahandanya. Dengan bekal 3 keping uang Dirham hasil pemberian Pangeran Ali, ia pun bersiap untuk melakukan perjalanan kembali pulang ke Kerajaan Arzaktain.
Di tengah perjalanan akhirnya keduanya pun di pertemukan.
“Hai tunggu wahai Gadis!!!”, seru Pangeran Ali dari atas kudanya.
Mendengar panggilan dari belakang, Putri Khumairoh pun berhenti dan menoleh kea rah sumber suara, sungguh Ia terkejut atas apa yang dilihatnya. Ternyata sosok yang memanggilnya itu adalah Pangeran Ali.
“Iya,,Tuan ada apa?? Apakah saya telah berbuat salah”, jawab Khumairoh.
“Wahai Gadis, bolehkah kiranya saya bertanya,,siapakah gerangan namamu??” ,Tanya Pengeran Ali.
Sambil tergugup Khumairoh pun menjawab, ”Na,,na,,nama saya Khumairoh Ya Tuanku Pangeran Ali.”
Mendengar nama itu Pangeran Ali pun terkejut, “Apa,,,namamu Khimairoh?? Apakah kamu Khumairoh Putri dari Kerajaan Arzaktain yang kabur melarikan diri itu??.”
Sang Putri pun terkejut, dan berkata, “Masyaallah,,dari mana Tuan bisa tau semua itu, padahal saya tidak pernah menceritakan hal itu kepada siapa-siapa.”
“Benarkah kamu sang Putri itu?? Subhanallah,,ternyata sang Putri yang akan dijodohkan denganku itu. Adalah Gadis Pujaan Hatiku. Dan sekarang Putri itu ada di hadapanku. Sungguh ini semua merupakan kehendakmu Ya Allah.”
Setelah mendengar penjelasan dari Sang Pangeran, sang Putri pun langsung dibawa ke hadapan Ayahandanya Raja Faruk. Setelah mengetahui semuanya Raja Faruk pun sangat senang, dan segera mengabarkan kabar baik itu kepada Raja Abdullah di Arzaktain.
Setelah 3 hari berlalu akhirnya Pangeran Ali yang Dermawan dari Kerajaan AYDAN dan Putri Khumairoh yang Cantik Jelita dari Kerajaan ARZAKTAIN akhirnya menikah. Pernikahan mereka dilangsungkan dengan sangat mengah dan meriah yang di hadiri oleh seluruh penduduk kedua negeri Aydan dan Arzaktain. Setelah setahun menikah akhirnya Putri  Khumairoh dan Pangeran Ali di karuniai Seorang Putra yang di beri nama FurQon Bin Ali. Dan akhirnya Putri Khumairoh berhasil mengabulkan keinginan Ayahandanya untuk memberikan Pangeran Sang Penerus Kerajaan Arzaktain

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger