Ketika kita
membaca judul ini, sepertinya ada sedikit keanehan. Apa yang sebenarnya akan
dibahas dalam “pasar matematika”. Bermacam-macam anggapan yang mungkin timbul
dari para pembaca. Salah satunya PASMAT itu adalah sekumpulan orang jualan
buku-buku matematika. Ada perkiraan lain bahwa PASMAT itu sekelompok pedagang
alat-alat hitung, alat peraga, media pembelajaran dan perkiraan-perkiraan yang lain.
Namanya saja
orang menganggap maka tidak mungkin juga disalahkan apapun itu yang mereka
anggap. Karena mereka semua belum tahu apa sebenarnya PASMAT itu. Maka agar
tidak salah tanggap dengan dua kata “Pasar” dan “Matematika” yang disingkat
PASMAT itu penulis akan menjelaskan dalam tulisan ini.
Ada istilah
“jika ada keramaian maka disitu ada orang jualan”. Tidak menutup kemungkinan dalam
acara apapun itu, apalagi acara wisuda yang sudah menjadi moment istimewa dan
berharga dari masyarakat Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwa para wisudawan
tentunya punya sanak famili yang diajak untuk menghadiri acara itu. Sehingga
tepat sekali para fotografer ikut andil dalam menjalankan bisnisnya.
Begitupun
kami Pengurus DEPANMAT 2015 tidak mau ketinggalan dengan moment keramaian ini.
Sehingga kami pun berjualan berbagai macam aksesoris wisuda misalnya seperti
bunga, boneka, kado congratulation graduation atau pernak-pernik yang
lain. Pada saat acara wisuda berlangsung sebagian ada yang menjaga stan
sebagian yang lain ada yang berkeliling. Maka kegiatan berjualan ini kami sebut
PASMAT dengan alasan bahwa mahasiswa matematika yang berjualan.
Dari asal
mula ini maka PASMAT dijadikan program kerja di organisasi jurusan Departemen
Pendidikan Matematika (DEPANMAT)
Universitas Islam Malang (UNISMA) yang dilaksanakan setiap acara wisuda
saja. Disisi lain bentuk dari jualan ini sebenarnya untuk melatih jiwa
kewirausahaan mahasiswa matematika. Dan untuk berpartisipasi meramaikan
lingkungan kampus untuk sekedar bertemu para senior yang telah diwisuda.
Biasanya di kampus kita ini hanya ada dua kali wisuda dalam satu tahun yaitu di
bulan Oktober dan April.
Dalam foto
yang terpangpang diatas kami DEPANMAT 2015 berjualan pada acara wisuda ke 54
tepatnya hari Sabtu tanggal 3 Oktober 2015 di depan Fakultas Ekonomi
sebagaimana tempat para wisudawan dan undangan keluar masuk melewati stan kami.
Adapun
prosedur yang kami lakukan sebelum jualan. Pertama, kami pengurus
DEPANMAT menghubungi si penjual bunga di daerah Kota Batu tepatnya di daerah
gunung sari. Kami pun memesan bunga di tempat pemesanan tahun-tahun sebelumnya,
karena kami telah menjadi member sejati sehingga mendapat diskon dan bonus yang
banyak. Kedua, kami melakukan kerjasama dengan penjual sofenir di
daerah Dinoyo Kota Malang tanpa harus berbasis sistem dagang. Jadi kalaupun
barang yang kami jual nantinya tidak laku, sisa dari barang tersebut bisa
dikembalikan ke pihak toko. Kami pun diberi kebebasan menjual dengan harga yang
kami inginkan.
Ketiga, memilih stan yang strategis. Sehari sebelum
acara wisuda di gelar kami datang ke kampus untuk memberi tanda merah dari
tempat yang kami pilih sebagai stan di hari H yaitu pelaksanaan wisuda.
Sehingga tempat yang telah kami beri tanda tidak sembarangan diambil penjual
lain.
Sejuk pagi
dengan nuansa kampus yang penuh haru melihat para wisudawan berjalan
bergandengan dengan orang tua, sahabat, dan sanak famili. Kami duduk manis di
teras bunga memandang wajah-wajah yang sepertinya penuh dengan semangat merajut
masa depan. Kami sambil merangkai bunga, tak henti-henti menyapa para
pengunjung yang lewat depan stan kami. Bu... pak.... mas... bak... silahkan
dipilih bunganya, kadonya, kuenya dengan harga murah. Begitulah sapaan kami.
Sedikit demi
sedikit barang jualan kami laris. Kalaupun akhirnya masih ada yang tersisa,
akan tetapi tidak membuat jualan kami mendapat kerugian.
Ada banyak
pelajaran dan hikmah yang bisa kita tulis dari kegiatan kecil ini. Pertama, jiwa
enterprising itu membutuhkan keberanian dan mental yang kuat. Tidak
kenal rasa malu dalam berjualan adalah kunci dari lakunya barang yang dijual.
Hal ini layaknya anak kecil yang menangis ditengah keramaian orang dewasa. Kedua,
mendapatkan pengalaman yang tak bisa tergantikan oleh uang dikemudian hari.
Ketiga, berjualan merupakan kebutuhan dasar dari terpenuhinya kehidupan.
Karena di dunia ini kalau tidak berperan sebagai pembeli maka akan berperan
sebagai penjual.
Posting Komentar