Pasar Matematika (PASMAT)

Senin, 19 Oktober 20150 komentar

http://misbahuddinalmutaali.blogspot.com/2015/10/pasar-matematika-pasmat.html

Ketika kita membaca judul ini, sepertinya ada sedikit keanehan. Apa yang sebenarnya akan dibahas dalam “pasar matematika”. Bermacam-macam anggapan yang mungkin timbul dari para pembaca. Salah satunya PASMAT itu adalah sekumpulan orang jualan buku-buku matematika. Ada perkiraan lain bahwa PASMAT itu sekelompok pedagang alat-alat hitung, alat peraga, media pembelajaran dan perkiraan-perkiraan yang lain.

Namanya saja orang menganggap maka tidak mungkin juga disalahkan apapun itu yang mereka anggap. Karena mereka semua belum tahu apa sebenarnya PASMAT itu. Maka agar tidak salah tanggap dengan dua kata “Pasar” dan “Matematika” yang disingkat PASMAT itu penulis akan menjelaskan dalam tulisan ini.

Ada istilah “jika ada keramaian maka disitu ada orang jualan”. Tidak menutup kemungkinan dalam acara apapun itu, apalagi acara wisuda yang sudah menjadi moment istimewa dan berharga dari masyarakat Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwa para wisudawan tentunya punya sanak famili yang diajak untuk menghadiri acara itu. Sehingga tepat sekali para fotografer ikut andil dalam menjalankan bisnisnya.

Begitupun kami Pengurus DEPANMAT 2015 tidak mau ketinggalan dengan moment keramaian ini. Sehingga kami pun berjualan berbagai macam aksesoris wisuda misalnya seperti bunga, boneka, kado congratulation graduation atau pernak-pernik yang lain. Pada saat acara wisuda berlangsung sebagian ada yang menjaga stan sebagian yang lain ada yang berkeliling. Maka kegiatan berjualan ini kami sebut PASMAT dengan alasan bahwa mahasiswa matematika yang berjualan.

Dari asal mula ini maka PASMAT dijadikan program kerja di organisasi jurusan Departemen Pendidikan Matematika (DEPANMAT)  Universitas Islam Malang (UNISMA) yang dilaksanakan setiap acara wisuda saja. Disisi lain bentuk dari jualan ini sebenarnya untuk melatih jiwa kewirausahaan mahasiswa matematika. Dan untuk berpartisipasi meramaikan lingkungan kampus untuk sekedar bertemu para senior yang telah diwisuda. Biasanya di kampus kita ini hanya ada dua kali wisuda dalam satu tahun yaitu di bulan Oktober dan April.

Dalam foto yang terpangpang diatas kami DEPANMAT 2015 berjualan pada acara wisuda ke 54 tepatnya hari Sabtu tanggal 3 Oktober 2015 di depan Fakultas Ekonomi sebagaimana tempat para wisudawan dan undangan keluar masuk melewati stan kami.

Adapun prosedur yang kami lakukan sebelum jualan. Pertama, kami pengurus DEPANMAT menghubungi si penjual bunga di daerah Kota Batu tepatnya di daerah gunung sari. Kami pun memesan bunga di tempat pemesanan tahun-tahun sebelumnya, karena kami telah menjadi member sejati sehingga mendapat diskon dan bonus yang banyak. Kedua, kami melakukan kerjasama dengan penjual sofenir di daerah Dinoyo Kota Malang tanpa harus berbasis sistem dagang. Jadi kalaupun barang yang kami jual nantinya tidak laku, sisa dari barang tersebut bisa dikembalikan ke pihak toko. Kami pun diberi kebebasan menjual dengan harga yang kami inginkan.

Ketiga, memilih stan yang strategis. Sehari sebelum acara wisuda di gelar kami datang ke kampus untuk memberi tanda merah dari tempat yang kami pilih sebagai stan di hari H yaitu pelaksanaan wisuda. Sehingga tempat yang telah kami beri tanda tidak sembarangan diambil penjual lain.

Sejuk pagi dengan nuansa kampus yang penuh haru melihat para wisudawan berjalan bergandengan dengan orang tua, sahabat, dan sanak famili. Kami duduk manis di teras bunga memandang wajah-wajah yang sepertinya penuh dengan semangat merajut masa depan. Kami sambil merangkai bunga, tak henti-henti menyapa para pengunjung yang lewat depan stan kami. Bu... pak.... mas... bak... silahkan dipilih bunganya, kadonya, kuenya dengan harga murah. Begitulah sapaan kami.

Sedikit demi sedikit barang jualan kami laris. Kalaupun akhirnya masih ada yang tersisa, akan tetapi tidak membuat jualan kami mendapat kerugian.

Ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa kita tulis dari kegiatan kecil ini. Pertama, jiwa enterprising itu membutuhkan keberanian dan mental yang kuat. Tidak kenal rasa malu dalam berjualan adalah kunci dari lakunya barang yang dijual. Hal ini layaknya anak kecil yang menangis ditengah keramaian orang dewasa. Kedua, mendapatkan pengalaman yang tak bisa tergantikan oleh uang dikemudian hari. Ketiga, berjualan merupakan kebutuhan dasar dari terpenuhinya kehidupan. Karena di dunia ini kalau tidak berperan sebagai pembeli maka akan berperan sebagai penjual.


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger