CM2
dan B29
JEJAK PETUALANG - Sebuah rencana dari kelompok kecil CM2
dalam rentang waktu yang cukup lama untuk mendaki sebuah
bukit B29. Kelompok yang hanya diikuti dari 11 orang dan ditambah dari
pendatang baru seorang saudara dari salah satu anggota CM2. Pendakian itu berlangsung pada tanggal 23-24 mei 2015
di Kabupaaten Lumajang. Rencana yang tak mudah terjadi bisa sampai pada titik
kesuksesan. Mulai dari keterlambatan pemberangkatan, sampai pada
masalah-masalah internal anggota.
Dalam perjalanan itu pula masih terdapat persinggahan
untuk bersilaturrahmi dengan teman yang sedang ditimpa musibah yaitu Uryatul
hikmah yang bertempat di Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Walaupun
berangkat pada jam 17.00 dari kota Malang, tapi masih bisa menikmati malam
dalam beberapa jam bersama keluarga disana karena bisa tiba sesuai harapan
yaitu pada jam 20.00. setelah kurang lebih satu jam bercanda gurau untuk
menghibur keluarga, sekaligus ramah tamah disertai sumbangan doa akhirnya
teman-teman bersiap untuk beranjak menuju penginapan dirumah Eva yang berlokasi
dipinggiran Kabupatan Lumajang.
Jarak yang tidak terlalu jauh antara rumah Ury dan Eva
tidak membutuhkan perjalanan yang begitu lama. Dalam perjalanan ini ada suatu
yang menarik untuk dijadikan bahan renungan yaitu jalan yang sudah tidak
bersahabat untuk dinikmati pengguna jalan, utamanya warga setempat disana.
Campur tangan pemerintah belum dikatakan berhasil untuk menyejahterakan rakyat.
Sesampainya di penginapan bintang 10 dirumah Eva ada
sedikit perbedaan antusias keceriaan dari anggota CM2. Mungkin karena sudah mulai kenyang dan mulai merasa
kelelahan. Tidak lama kemudian suara sudah mulai hening, suara satu persatu
mulai menghilang, pertanda tidur lelap sudah dianugerahkan tuhan.
Sekitar empat sampai lima jam berlalu, suara ngaji di
desa itu mulai terdengar, dan satu persatu dari anggota CM2 mulai bangkit dari mimpi-mimpi indahnya. Pagi yang cerah
menyemangati untuk bersiap-siap bergegas melaju perjalanan selanjutnya sebagai
tujuan spesial. Dalam mempersiapkan mereka menggunakan waktu sekitar dua sampai
tiga jam. Mulai dari belanja ke Pasar sampai Break fast bareng-bareng yang
telah dipersiapkan oleh bunda Eva tercinta.
Dua dari anggota CM2 itu berangkat terlebih dahulu karena bertugas untuk
meminjam sleeping bad dan kebutuhan peralatan masak. Sebelum bercerita pada
sesi pemberangkatan dari rumah Eva menuju B29. Alangkah indahnya jika memetik hikmah
dari persinggahan di kedua rumah itu, yaitu satu lokasi dalam dua wilayah. Dua
rumah itu teletak dalam satu bahasa madura swasta yang sama-sama dekat
perbatasan. Satu berada dibagian selatan Kabupaten Probolinggo satunya lagi
berada di bagian Utara Kabupaten Lumajang. Di dua kabupaten ini dikenal dengan
penggunaan bahasa Swasta Madura. Bisa dikatakan semua penduduk di dua desa itu
sudah kental dengan penggunaan bahasa Madura sebagai bahasa daerah.
Ada pepatah berkata “jika seseorang tidak paham dengan
bahasa orang lain, maka orang itu akan mudah tertipu”. Pepatah itu dirasakan
oleh sebagian anggota CM2 yang berasal dari Mojokerto atas nama Atus, dari Lampung
Rizqi, dari Malang Risma dan Ainur, dan dari Bima Kasturi. Selain dari anggota
tersebut seperti Nursiah dan Rina yang berasal dari Pontianak Kalimantan barat,
serta Suhairy dari Banyuawangi dan juga Fita dari Jember merasa biasa saja,
karena di tempat kediamannya sudah familiar dengan bahasa Madura, walaupun ada yang
tidak semua menggunakan seperti Jember dan Banyuawangi. Walaupun sering terjadi
miskomunikasi, tapi tidak ada yang merasa terganggu, bahkan bahasa dengan
ketidakpahaman itu yang menjadi bahan tertawaan. Hahaha... begitulah sepenggal
kisah sebelum bergegas ke pendakian.
Jam sudah menunjukkan 09.00, dan dengan kondisi sudah
siap akhirnya tiba saatnya melaju kearah Puncak B29. Dengan kondisi semangat yang luar biasa dari
semua anggota CM2 tak ada
kata jauh, tak ada kata lama dalam menempuh tempat pendakian. Walaupun sempat
berhenti untuk menambah bekal dan mengisi perut yang sudah mulai kriuk-kriuk
untuk makan siang.
Perjalanan sudah mulai menanjak dengan suhu yang mulai
dingin pula. Kegairahan wajah para pendaki sangat terlihat sekali. Dua anggota
Atus dan Rizqi yang masih tertinggal dengan tugasnya sebagai pemimjam sleeping
bad harus ditunggu di pintu masuk gapura B29. Dalam selang waktu sekitar dua
jam menunggu, para anggota mulai resah dan gelisah diiringi kekhawatiran. Dalam
perjalanan menuju puncak itu banyak tawaran dari para ojek untuk diantar
ketempat tujuan. Tapi semua dari anggota CM2 menolak dengan rendah hati. Sesuai komitmen para anggota
untuk mendaki sebagai pendaki sejati.
Hampir setengah lebih perjalanan tepatnya pada pembayaran
loket masuk ada salah satu teman bernama Atus tertimpa kram pada kaki kanannya
sehingga harus diantar ojek. Dengan saran dan masukan dari teman-teman lain
akhirnya atus diantar terlebih dahulu. Kejadian itu tidak membuat peserta yang
lain patah semangat. Melainkan tambah antusias dan tambah semangat untuk
menjadi pendaki sejati.
Perjalanan tampak mulai lelah, langkah kaki mulai
tersendat-sendat, ada yang merasa nyeri kaki, sakit perut, bahkan sakit
pinggang. Puncak itu sudah terlihat jelas, kabut sudah mulai tertinggal jejak
dibawah telapak kaki. Salah seorang pejuang bernama Rizqi harus diantar juga
dari tukang ojek, dengan keterpaksaannya yang sangat melelahkan. Tiada masalah
dalam sebuah pendakian jika memang fisik tidak memungkinkan lagi maka tidak
harus menukar nyawa dengan kebahagian semata. Dalam waktu yang tidak lama,
jarak itu terlihat hampir beberapa kotak dalam CM2 . terdiri dari
arah kanan dan kiri untuk sampai pada puncak itu.
Suara adzan maghrib itu terdengar di puncak, satu persatu
anggota CM2 mulai tiba bergantian, teriakan suara keras dari setiap
teman-teman yang saling memanggil membuat puncak semakin kacau kegembiraan.
Setelah semuanya tiba di lokasi, masih ada tugas berat lagi untuk membangun
tempat teduh dari kedinginan dan embun. Tenda berukuran 2 m x 1,5 dibangun
bersama-sama. Ukuran yang tidak terlalu lebar itu sempat membuat kebingungan
teman-teman CM2 karena belum pernah ada pengalaman banyak tentang
bentuk tenda yang di pakai di B29 itu.
Melalui masukan dan sumbangan hasil pikir dari group lain
dan juga kekompakan teman-teman CM2 yang juga ada di lokasi B29
akhirnya tenda itu bisa berdiri tegak dalam waktu berkisar setengah jam.
Teman-teman semua ayok masuk....! intruksi dari pimpinan CM2. Dengan
segera semua pada masuk, dinginnya lokasi membuat air minum seakan ngambil dari
lemari es. Setelah semua ada di dalam tenda, pimpinan membuka dengan ucapan
syukur karena semua diberi kesalamatan oleh Allah SWT. Disamping itu juga
mengevaluasi dari masalah-masalah sebelumnya yang sempat terjadi saat
perjalanan. Setalah evaluasi itu selesai maka tiba saatnya untuk makan malam,
dengan menu seadanya mie goreng dan kerupuk serta nasi putih yang lembut-lembut
tidak terlalu mateng, akhirnya disantap bareng-bareng yang penting kenyang.
Panggilan alam sudah mulai bergantian untuk
menyembunyikan diri di sebelah tenda yang gelap. Mulai dari panggilan kecil
sampai pada panggilan besar. Setalah beberapa jam bercanda gurau, bersorak
ceria, bernyanyi, yang di prakarsai oleh komando Kasturi yang dikenal dengan
kentut kompor gasnya membuat suasana sangat bersahabat, setelah percandaan pada
lelah dan kayu bakar mulai mati satu persatu mulai masuk ke alam mimpinya.
Tepat pukul 23.00 ada teriakan tangis histeris dari seorang rizqy rahmawati
yang kesakitan kaki saking dinginnya malam waktu itu, ungtungnya api masih
terus membara menemani malam kami. Rasa sakit pun dialami oleh Ainur rosidah,
dengan keperihan dua anak ini yang
sangat tidak karuan membuat para anggota khawatir ada hal apa yang akan
terjadi.
Hanya kesabaran menanti kesembuhan yang diilhamkan tuhan.
Bulan mulai tak mulai bersinar, bintang tak mulai indah, menunggu datangnya
sunrise. Adzan subuh sudah terdengar, para anggota CM2 bersiap dan
bergegas untuk bangkit dengan semangat pagi. Ayo bangun...ayo bangun... sunrise
hampir tiba, teriakan komando CM2. Dengan kecerahan warna emasnya
akhirnya matahari pun mulai tersenyum pada kita, satu persatu bergantian untuk
selfie mengambil moment bareng matahari tersenyum. Hangat sinar sudah mulai
menyengat.
Posisi berubah pada arah yang berlawanan dari matahari,
sekaligus seakan terbang diatas awan B29. Di arah yang berlawanan itu terlihat pegunungan
yang sudah terkenal di Jawa Timur bahkan di Indonesia. Foto bersama pun di
gelar dan dijadikan sebagai penutup sekaligus perpisashan. Selamat tinggal
b29.. kita CM2 balik dulu yaaaa,,, terimakasih engkau telah
mengajarkan aku kebersamaan, dan persahabatan bye bye bye...
Posting Komentar