Terdapat dua orang sahabat baik di sebuah kampus.
Mereka masuk keruang kuliah, pada kelas yang sama. Setiap perkara yang mereka
buat akan dilakukan bersama-sama. Dari mengerjakan tugas, diskusi, belajar dan
apa-apa sahaja sekalipun, mereka akan melakukannya bersama-sama. Pendek kata,
dimana ada sahaja, akan ada mereka berdua.
Seawal perkuliahan semester genap, kampus mereka
menggelar gebyar lomba. Ini telah memaksa semua mahasiswa untuk melibatkan diri
dalam bidang lomba yang telah diadakan oleh kampus. Tidak terkecuali, dua orang
sahabat ini. Mereka memasuki bidang yang berbeda. Yaitu MTQ dan PUISI. Dengan
waktu yang bersamaan dalam ruangan berbeda.
Mereka membuat target perjanjian bagi yang juara
harus ditraktir ke tempat makan atau yang juara harus diberikan hadiah apapun
yang penting bermanfaat.
Pada suatu pagi yang hening, ada pengumuman
terbaru yang diinformasikan melalui papan informasi asrama. Bahwasanya lomba dimajukan
dua hari dari waktu yang ditentukan sebelumnya. Sebut saja mereka berdua dengan
nama Andi dan Dian.
Andi tidak bisa melihat pengumuman karena masih
ada perlombaan OLIMPIADE di Bandung. Dengan kondisi tidak membawa HP, dia
terpaksa tidak mendapatkan informasi dari siapapun. Hp yang dia miliki hilang
dalam perjalanan dijambret oleh pencopet bus angkut.
Dian tahu kalau si Andi sedang diluar kota, dan
pasti belum mendapat kabar mengenai penundaan waktu gebyar lomba. Akhirnya Dian
dengan bergegas mengambil HandPhonnya dan mulai mengetik sms dengan nada
santun. “pean sudah dengar informasi tentang penundaan waktu lomba ta?”
begitulah ucapnya.
Laporan berita terkirim pun belum kunjung datang
di Hp Dian, sebagai seorang sahabat tentu ada perasaan kasian jika sahabat
sejatinya gagal tidak bisa mengikuti lomba dengan alasan tidak mendapatkan
informasi. Dengan gelisah dian tidak bisa berbuat apa-apa. Perasaan negative
pun menghantui kalau si Andi ganti nomer. Dia pun mulai tidak semangat dalam
berlatih, karena partner yang menyemangati tidak sesuai harapan.
Di Bandung, Andi bukannya tenang. Dia merasa lebih
sedih dan gelisah dari apa yang dialami Dian. Dengan kondisi uang sedikit, dan
atm juga ikut hilang. Apalah daya yang bisa dia perbuat. Dengan modal 10 ribu
dia pergi ke XL centre dan mengaktifkan kembali nomer yang sudah hangus dibawa
pencopet.
Semua kontak telfonnya pun menjadi baru, yaitu
hanya terisi kontak untuk melihat pulsa saja. Dan hanya hafal pada nomer
emaknya. Dengan segera dia menelfon emaknya untuk minta doa yang sudah 1 jam
lagi akan dimulai. Seusai menelfon emaknya melalui Hp panitia pendamping. Andi
pun ingat pada sahabat yang tiada henti memberikan semangat. Dengan kondisi
tidak mencatat nomer hpnya dikertas, akhirnya tidak bisa menghubungi. Karena
belum sempat dihafal.
Betapa sahabat adalah arti dalam segalanya. Andi
juga ingin bertanya kabar persiapan lomba dikampusnya. Dengan kondisi megang hp
yang sangat cepat dan belum sempat hafal nomer hp-nya dia tidak bisa
menghubiungi akhirnya dia pun juga ada dalam ketidaksemangatan.
Dengan kondisi ini dia mulai berfikir positif
kalau sahabatnya yang bernama Dian juga akan menghadapi lomba, doa batiniahpun
dia lantunkan dalam hatinya. Dia mulai semangat untuk memberikan kejutan ketika
sudah tiba kembali diperlombaan yang diadakan kampusnya sendiri.
Hari ini tepat hari sabtu, gebyar lomba akan
dimulai pada pukul 07.00 WIB. Dian dengan berfikir positif juga mulai melupakan
prasangka sebelumnya yang mengira Andi ganti nomer. Dian memulai pagi itu juga dengan
penuh semangat karena kalau pun andi tidak bisa ikut dalam gebyar saat itu, dia
harus memberikan kejutan.
Dua hari setelah Andi pulang dari bandung, dengan
ongkos hasil juara yang diaraih sangat
cukup untuk bayar ongkos bus dan bahkan masih tersisa lebih dari sekedar cukup
buat makan dan jalan-jalan.
Dian pun juga sudah selesai. Mereka punya kejutan
masing-masing. Dengan komitmen yang mereka bangun sebelumnya bahwansanya H-1
mereka akan berlatih bersama di taman seribu bunga. Andi tanpa masuk asrama
dulu, dengan kondisi belum tahu kalau gebyar lomba PUISInya sudah selesai akhirnya
dia langsung bergegas menuju taman seribu bunga samping kampus mereka.
2 jam Andi menunggu Dian dengan membawa piagam
perhargaan sebagai juara 2 olimpiadenya dan oleh-oleh buat Dian. Dia Mulai
bosan menunggu kenapa sahabatnya belum kunjung datang?
Tidak lama kemudian 3 jam berlalu Andi mau
beranjak pulang, sebelum lima langkah kearah asrama, akhirnya Dian pun datang
dengan wajah sangat sedih.
Kenapa pean dian? Tanya Andi. Akhirnya Dian pun
bicara dengan nada rendah, “Maaf telah membuat pean menunggu lama disini. Saya
sebenarnya sudah melihat pean 3 jam yang lalu disini, tapi saya bingung tidak
bisa merangkai kata untuk berbicara sama pean. Karena saya tahu kalau pean tidak
memegang Hp. Sekali lagi maaf.
Memangnya ada apa Dian…? Ucap Andi lagi. Dengan
penuh penasaran melihat wajah Dian yang sudah meneteskan air mata.
“saya dulunya pernah beprasangka buruk kepada pean
kalau pean ganti nomer, tapi ternyata Hp pun pean gk ada di tangan pean saat
ini, emang dimana Hp Pean? Tanya Dian dengan wajah belum berseri di mata Andi.
“maaf Dian, sekali lagi maaf. Hp saya hilang,
selama ini saya tidak bisa ngabarin pean, disamping itu, juga belum hafal nomer
pean waktu di bandung. Kata Andi dengan nada meyakinkan.
“ya tidak apa-apa kok, saya juga minta maaf, kita
tidak usah pikirkan hal itu lagi, Tuhan tidak tidur kok, pasti pean dapet ganti
yang lebih barokah lagi, dengan serempak mereka berkata AMIN… mari kita mulai
latihan, pean dulu ya… !! ucap Dian dengan menyimpan rahasia.
Akhirnya Andi melantunkan sajak-sajak puisinya di
depan sahabat yang selalu mensuportnya itu. Dengan penuh haru dan terinspirasi
Andi membaca baris demi baris bait demi bait dengan judul SAHABATKU akhirnya
derai air mata Andi menghentikan puisi itu.
support dan pemberian penilaian secara spontas
dari Dian pun dilontarkan.
SELAMAT ya Andi…. Pean benar-benar telah juara, ini
piala penghargaan buat pean. Dengan tulisan “Juara 1 MTQ tingkat remaja sabtu,
12-02-2014” pada bawah piala itu,
Andi penuh kagetan….
Dian pun menceritakan dari awal dia menghubungi
sampai saat itu..
Singkat cerita, , Andi pun paham. Akhirnya Andi
pun mengajak Dian ke toga mas dan gramedia untuk belanja buku bacaan. Sebagai
hadiah dan kenangan keberhasilan. SEKIAN……..
+ komentar + 2 komentar
Kayaknya cerita ini memuat pengalaman pribadi ya mis
Ini bukan pengalaman pribadi, karena terdapat banyak tokoh di dalamnya.
Posting Komentar