Saya bingung dengan
sebuah perjalanan hidup saya yang kurang jelas keberadaannya. Aktifis bukan,
akademisi bukan, romantis pun bukan. Saat kesendirian datang tanpa ada orang
yang menghampiri saya, perasaan bimbang tak menentu berkobar-kobar dalam
pikiranku. Mulai dari pikiran tentang besok, besok lusa, dan masa depan nanti. Apa
yang masyarakat butuhkan dari saya, jika saya hanya seperti ini, pintar tidak,
cerdas tidak, kreatif tidak sehingga tidak punya prestasi apapun. Perasaan malu
pada diri saya sendiri sangat tinggi, apalagi pada teman sekitar saya yang
keseharian sibuk dengan organisasinya, sibuk dengan kegiatan ekstranya, dan
kesibukan-kesibukan yang lain. Sedangkan aku hanya duduk manis di depan laptop
main game, membaca, dan menulis.
Ada sebuah pengalaman
menarik yang saya alami beberapa waktu yang lalu. Saya bertemu dengan teman senior
angkatan dan berbicara banyak hal. Pembicaraan kami meliputi banyak hal, mulai
dari politik hingga akhirnya kegiatan kemahasiswaan. Dari pembicaraan ini, ada
tema yang menarik atau menggelitik perasaan saya, yakni teman saya ini ditolak
lamaran kerja hanya karena tidak pernah ikut kegiatan organisasi. Teman saya
ini bukanlah orang bodoh atau kuper (kurang pergaulan-red). Ia adalah mahasiswa
berprestasi. Ia juga bukan berasal dari golongan kurang mampu. Dalam kegiatan
belajar di kampus, ia adalah salah satu mahasiswa yang cukup aktif bertanya.
Akan tetapi, ia memiliki kekurangan, yakni tidak pernah mengikuti kegiatan
organisasi sedikitpun karena terlalu sibuk dengan urusan belajar. Kekurangannya
inilah yang menjadi batu sandungan baginya dalam proses melamar pekerjaan.
Dalam perbincangan tersebut, ia sempat menggugat kepada saya mengenai hal ini.
Ia bertanya, “Apakah gw salah bila tidak mengikuti kegiatan
organisasi di kampus atau lainnya? Bukankah gw udah melakukan
hal yang tepat sebagai mahasiswa, yakni menunaikan tugas belajar dengan baik?”
Gugatannya ini menggilitik saya untuk membuat tulisan mengenai hal ini.
Seberapa pentingnya kegiatan organisasi bagi mahasiswa bagi masa depannya?
Apakah mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan organisasi dalam masa-masa
kuliahnya akan mengalami kesulitan apabila melamar pekerjaan?
Para kaum muda,
sebagaimana dalam tulisan saya sebelumnya (mahasiswa bukan lagi agent of change
(majalah LPM fenomena), tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar dan
menunaikan tugasnya dengan baik. Hal ini pula dipertegas oleh salah satu mahasiswa
kenalan saya yang juga saya cantumkan dalam tulisan sebelumnya. Ketika saya
bertanya dengan seorang dosen di kampus saya, ia juga mengatakan hal yang sama
bahwa seorang mahasiswa harus mengutamakan tugas belajarnya. Maka dari itu,
kita mendapatkan kesimpulan yang jelas dan pasti bahwa tugas utama seorang
mahasiswa adalah belajar dan pada akhirnya lulus dengan baik. Hal ini tidak
bisa diganggu gugat lagi dalam proses kehidupan. Kita tidak bisa mengatakan
bahwa tugas utama seorang mahasiswa adalah bermain, berorganisasi, atau
bekerja. Sekali lagi, dengan tegas, tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar
dan lulus kata salah satu dosen saya.
Sebagai seorang
mahasiswa juga, kita tidak hanya berkutat dengan urusan belajar di kampus
tetapi juga dengan kegiatan ekstra. Belajar adalah tugas utama kita sebagai
mahasiswa. Kita juga memiliki tugas lain yang porsinya dibawah tugas utama,
yakni mengembangkan kepribadian dan bakat yang dimiliki. Tempat untuk
mengembangkan bakat ini salah satunya berada di kegiatan keorganisasian. Hal
ini yang sebenarnya harus tetap dipegang oleh seorang mahasiswa. Belajar adalah
kegiatan kita untuk mengembangkan daya intelektual. Kegiatan ektra seperti
organisasi adalah kegiatan untuk mengembangkan daya kepribadian dan bakat serta
keterampilan yang kita miliki. Hal ini seharusnya berjalan seimbang. Dalam
kegiatan organisasi, kita dituntut banyak hal, seperti pengaturan waktu,
kerjasama, daya kreatif, menerima masukan dan kritikan, dan masih banyak lagi.
Apabila kita bisa menjadi salah seorang pengurus dalam organisasi, maka kita
mendapat pengembangan yang lebih seperti tanggung jawab akan posisi yang dipegang,
keterampilan, daya memimpin, dan lainnya. Artinya adalah kegiatan organisasi
cukup membawa dampak positif bagi perkembangan diri kita selain daya
intelektual. Kita juga tidak dapat memungkiri apabila kegiatan ekstra dapat
membawa dampak negatif kepada diri kita. Akan tetapi, hal ini tergantung akan
diri kita masing-masing.
Fenomena yang menarik
saat ini adalah banyak sekali perusahaan atau tempat kerja yang memasukkan
kriteria kegiatan organisasi sebagai salah satu syarat masuk atau nilai tambah
bagi si pelamar. Alasannya yang dikemukakan adalah bahwa saat ini tidak cukup
hanya daya intelektual yang dibutuhkan tetapi juga daya kreatif serta
ketrampilan dalam mengatasi persaingan global. Bagi mereka, hal ini hanya akan
ditemukan apabila para pelamar pernah mengikuti kegiatan organisasi. Hal ini
tidak dapat dipungkiri oleh kita. Coba kita melihat teman-teman kita yang
setiap hari hanya berkutat dengan buku dan belajar. Mereka akan mengalami
kekurangan dalam daya kreatif atau ketarmpilannya kurang diasah meskipun mereka
memiliki daya intelektual yang cukup. Akan tetapi, apabila kita melihat teman
kita yang ikut kegiatan organisasi, maka kita akan menemukan banyak hal yang
berkembang dalam bidang di luar intelektual. Hampir sebagian besar orang
mengalami hal ini. Alhasil, wajar jika banyak perusahaan atau tempat kerja
mulai memasukkan hal ini ke dalam proses lamaran. Mereka menginginkan orang
yang pintar tetapi kreatif. Bagi mereka, tidak cukup hanya pintar, begitu pula
sebaliknya.
Berdasarkan fenomena
ini, setidaknya saya bisa mulai menjawab pertanyaan yang saya ajukan diawal.
Bagi saya, kegiatan organisasi cukuplah penting bagi seorang mahasiswa. Di
dalam kegiatan organisasi, kita dapat mengembangkan banyak hal dan mendapatkan
hal baru yang berguna bagi masa depan kita. Akan tetapi, meskipun hal ini
penting, kita tidak boleh melupakan kegiatan belajar. Jadi, antara kegiatan
belajar dan organisasi haruslah seimbang. Kedua-duanya mendapatkan posisi
penting. Memang, saya pun mengakui bahwa tidak semua orang yang tidak mengikuti
kegiatan organisasi tidak dapat diterima dalam pekerjaan. Akan tetapi, bagi
saya, dengan mengikuti kegiatan organisasi, kita akan mendapatkan nilai tambah
bagi diri kita. Pada akhirnya, semuanya kembali kepada masing-masing pribadi.
Selain itu, sebagaimana yang telah saya katakana bahwa tidak semua orang yang
tidak ikut organisasi akan mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Namun,
akan nampak perbedaan dalam proses bekerjanya antara orang yang pernah ikut
organisasi dan yang belum. Sekali lagi hal itu tergantung dari pada
masing-masing pribadi.
Pada akhirnya, bagi saya, mahasiswa
penting untuk berorganisasi demi pengembangan dirinya. Belajar dan kegiatan
organisasi adalah kegiatan yang penting. Belajar adalah tugas utama kita
sebagai mahasiswa. Kegiatan organisasi adalah salah satu kegiatan ektra dimana
kita mendapat tugas untuk mengembangkan diri dalam wadah tersebut. Kehidupan
kita saat ini akan terus mengalami perkembangan. Dunia semakin maju dan
berkembang. Sekarang, tidak cukup hanya intelektual yang pintar, tetapi juga
pengembangan diri yang meliputi daya kreatif, ketrampilan, dan lainnya sangat
dibutuhkan. Seorang pemimpin yang cakap adalah pemimpin yang tahu bagaimana
memimpin anggotanya bukan hanya dengan daya intelektual tetapi juga dengan
pengembangan dirinya dari kegiatan ekstra. Bagaimana dengan pembaca dan kaum
muda? Kamu semua berhak untuk memiliki jawaban yang sama ataupun beda dengan
saya. Yang terpenting, jangan takut untuk menatap masa depan
Posting Komentar