Tanpa Judul (Bukan untuk dibaca)

Sabtu, 08 November 20140 komentar

Tanpa Judul (Bukan untuk dibaca)
Saya bingung dengan sebuah perjalanan hidup saya yang kurang jelas keberadaannya. Aktifis bukan, akademisi bukan, romantis pun bukan. Saat kesendirian datang tanpa ada orang yang menghampiri saya, perasaan bimbang tak menentu berkobar-kobar dalam pikiranku. Mulai dari pikiran tentang besok, besok lusa, dan masa depan nanti. Apa yang masyarakat butuhkan dari saya, jika saya hanya seperti ini, pintar tidak, cerdas tidak, kreatif tidak sehingga tidak punya prestasi apapun. Perasaan malu pada diri saya sendiri sangat tinggi, apalagi pada teman sekitar saya yang keseharian sibuk dengan organisasinya, sibuk dengan kegiatan ekstranya, dan kesibukan-kesibukan yang lain. Sedangkan aku hanya duduk manis di depan laptop main game, membaca, dan menulis.
Ada sebuah pengalaman menarik yang saya alami beberapa waktu yang lalu. Saya bertemu dengan teman senior angkatan dan berbicara banyak hal. Pembicaraan kami meliputi banyak hal, mulai dari politik hingga akhirnya kegiatan kemahasiswaan. Dari pembicaraan ini, ada tema yang menarik atau menggelitik perasaan saya, yakni teman saya ini ditolak lamaran kerja hanya karena tidak pernah ikut kegiatan organisasi. Teman saya ini bukanlah orang bodoh atau kuper (kurang pergaulan-red). Ia adalah mahasiswa berprestasi. Ia juga bukan berasal dari golongan kurang mampu. Dalam kegiatan belajar di kampus, ia adalah salah satu mahasiswa yang cukup aktif bertanya. Akan tetapi, ia memiliki kekurangan, yakni tidak pernah mengikuti kegiatan organisasi sedikitpun karena terlalu sibuk dengan urusan belajar. Kekurangannya inilah yang menjadi batu sandungan baginya dalam proses melamar pekerjaan. Dalam perbincangan tersebut, ia sempat menggugat kepada saya mengenai hal ini. Ia bertanya, “Apakah gw salah bila tidak mengikuti kegiatan organisasi di kampus atau lainnya? Bukankah gw udah melakukan hal yang tepat sebagai mahasiswa, yakni menunaikan tugas belajar dengan baik?” Gugatannya ini menggilitik saya untuk membuat tulisan mengenai hal ini. Seberapa pentingnya kegiatan organisasi bagi mahasiswa bagi masa depannya? Apakah mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan organisasi dalam masa-masa kuliahnya akan mengalami kesulitan apabila melamar pekerjaan?
Para kaum muda, sebagaimana dalam tulisan saya sebelumnya (mahasiswa bukan lagi agent of change (majalah LPM fenomena), tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar dan menunaikan tugasnya dengan baik. Hal ini pula dipertegas oleh salah satu mahasiswa kenalan saya yang juga saya cantumkan dalam tulisan sebelumnya. Ketika saya bertanya dengan seorang dosen di kampus saya, ia juga mengatakan hal yang sama bahwa seorang mahasiswa harus mengutamakan tugas belajarnya. Maka dari itu, kita mendapatkan kesimpulan yang jelas dan pasti bahwa tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar dan pada akhirnya lulus dengan baik. Hal ini tidak bisa diganggu gugat lagi dalam proses kehidupan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa tugas utama seorang mahasiswa adalah bermain, berorganisasi, atau bekerja. Sekali lagi, dengan tegas, tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar dan lulus kata salah satu dosen saya.
Sebagai seorang mahasiswa juga, kita tidak hanya berkutat dengan urusan belajar di kampus tetapi juga dengan kegiatan ekstra. Belajar adalah tugas utama kita sebagai mahasiswa. Kita juga memiliki tugas lain yang porsinya dibawah tugas utama, yakni mengembangkan kepribadian dan bakat yang dimiliki. Tempat untuk mengembangkan bakat ini salah satunya berada di kegiatan keorganisasian. Hal ini yang sebenarnya harus tetap dipegang oleh seorang mahasiswa. Belajar adalah kegiatan kita untuk mengembangkan daya intelektual. Kegiatan ektra seperti organisasi adalah kegiatan untuk mengembangkan daya kepribadian dan bakat serta keterampilan yang kita miliki. Hal ini seharusnya berjalan seimbang. Dalam kegiatan organisasi, kita dituntut banyak hal, seperti pengaturan waktu, kerjasama, daya kreatif, menerima masukan dan kritikan, dan masih banyak lagi. Apabila kita bisa menjadi salah seorang pengurus dalam organisasi, maka kita mendapat pengembangan yang lebih seperti tanggung jawab akan posisi yang dipegang, keterampilan, daya memimpin, dan lainnya. Artinya adalah kegiatan organisasi cukup membawa dampak positif bagi perkembangan diri kita selain daya intelektual. Kita juga tidak dapat memungkiri apabila kegiatan ekstra dapat membawa dampak negatif kepada diri kita. Akan tetapi, hal ini tergantung akan diri kita masing-masing.
Fenomena yang menarik saat ini adalah banyak sekali perusahaan atau tempat kerja yang memasukkan kriteria kegiatan organisasi sebagai salah satu syarat masuk atau nilai tambah bagi si pelamar. Alasannya yang dikemukakan adalah bahwa saat ini tidak cukup hanya daya intelektual yang dibutuhkan tetapi juga daya kreatif serta ketrampilan dalam mengatasi persaingan global. Bagi mereka, hal ini hanya akan ditemukan apabila para pelamar pernah mengikuti kegiatan organisasi. Hal ini tidak dapat dipungkiri oleh kita. Coba kita melihat teman-teman kita yang setiap hari hanya berkutat dengan buku dan belajar. Mereka akan mengalami kekurangan dalam daya kreatif atau ketarmpilannya kurang diasah meskipun mereka memiliki daya intelektual yang cukup. Akan tetapi, apabila kita melihat teman kita yang ikut kegiatan organisasi, maka kita akan menemukan banyak hal yang berkembang dalam bidang di luar intelektual. Hampir sebagian besar orang mengalami hal ini. Alhasil, wajar jika banyak perusahaan atau tempat kerja mulai memasukkan hal ini ke dalam proses lamaran. Mereka menginginkan orang yang pintar tetapi kreatif. Bagi mereka, tidak cukup hanya pintar, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan fenomena ini, setidaknya saya bisa mulai menjawab pertanyaan yang saya ajukan diawal. Bagi saya, kegiatan organisasi cukuplah penting bagi seorang mahasiswa. Di dalam kegiatan organisasi, kita dapat mengembangkan banyak hal dan mendapatkan hal baru yang berguna bagi masa depan kita. Akan tetapi, meskipun hal ini penting, kita tidak boleh melupakan kegiatan belajar. Jadi, antara kegiatan belajar dan organisasi haruslah seimbang. Kedua-duanya mendapatkan posisi penting. Memang, saya pun mengakui bahwa tidak semua orang yang tidak mengikuti kegiatan organisasi tidak dapat diterima dalam pekerjaan. Akan tetapi, bagi saya, dengan mengikuti kegiatan organisasi, kita akan mendapatkan nilai tambah bagi diri kita. Pada akhirnya, semuanya kembali kepada masing-masing pribadi. Selain itu, sebagaimana yang telah saya katakana bahwa tidak semua orang yang tidak ikut organisasi akan mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Namun, akan nampak perbedaan dalam proses bekerjanya antara orang yang pernah ikut organisasi dan yang belum. Sekali lagi hal itu tergantung dari pada masing-masing pribadi.

Pada akhirnya, bagi saya, mahasiswa penting untuk berorganisasi demi pengembangan dirinya. Belajar dan kegiatan organisasi adalah kegiatan yang penting. Belajar adalah tugas utama kita sebagai mahasiswa. Kegiatan organisasi adalah salah satu kegiatan ektra dimana kita mendapat tugas untuk mengembangkan diri dalam wadah tersebut. Kehidupan kita saat ini akan terus mengalami perkembangan. Dunia semakin maju dan berkembang. Sekarang, tidak cukup hanya intelektual yang pintar, tetapi juga pengembangan diri yang meliputi daya kreatif, ketrampilan, dan lainnya sangat dibutuhkan. Seorang pemimpin yang cakap adalah pemimpin yang tahu bagaimana memimpin anggotanya bukan hanya dengan daya intelektual tetapi juga dengan pengembangan dirinya dari kegiatan ekstra. Bagaimana dengan pembaca dan kaum muda? Kamu semua berhak untuk memiliki jawaban yang sama ataupun beda dengan saya. Yang terpenting, jangan takut untuk menatap masa depan
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger