Oleh: Misbahuddin
(Guru MI Kalifa Nusantara)
Amanah dan tanggung jawab seorang guru sangatlah besar, selain tugas mengajar ia memiliki tugas mendidik. Yakni mengantarkan siswa atau murid untuk berubah menjadi lebih baik, baik dari segi tingkah laku, pengetahuan, dan kepekaan sosial. Menjadi guru tentu merupakan pilihan dari orang-orang yang memiliki kepuasaan, kesenangan, dan minat untuk terus belajar mengembangkan dunia pendidikan. Karena tidak semua orang berpendidikan akan mau, dan apalagi menyukai dunia belajar mengajar.
Teruntuk guru yang sudah menekuni dunia Sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, atau Lembaga pendidikan yang lain diharapkan dapat terus belajar. Tidak berhenti pada apa yang dipelajari sebelumnya di bangku kuliah atau di tempat belajar sebelum ia menjadi guru. Karena apa? Guru sejatinya adalah teladan perubahan zaman bagi siswa. Guru adalah panutan yang dijadikan acuan perubahan berpikirnya siswa. Begitupun dalam perubahan sikap dan tingkah lakunya.
Maka untuk merubah sikap baik siswa dimulailah dari gurunya. Untuk mengembangkan pola pikir siswa dimulai dari cari berpikir gurunya. Semakin guru melek belajar, tentang banyak hal yang dapat digali, maka dalam menghadapi siswa yang beranika ragam akan semakin banyak cara.
Di dalam sebuah kelas pembelajaran, yang disuguhkan bermacam-macam mata pelajaran tentu siswa akan menyukai beberapa saja. Karena pelajaran di kelas bagaikan menu makanan di sebuah rumah makan. Seorang pengunjung akan memilih salah satu yang menjadi makanan favorit. Dan ia tidak akan mau dipaksa untuk makan yang memang bukan kesenangannya. Kecuali dalam keadaan darurat.
Begitu juga siswa di kelas, maka ia akan sangat semangat dengan pelajaran tertentu yang ia minati dan kurang semangat pada pelajaran yang mungkin tidak ia minati. Untuk menyelesaikan permasalahan ini tentunya dimulai dari gurunya. Seorang guru pembelajar ia tidak akan mudah menyerah. Mulai dari pendekatan ke siswa, menanyakan alasan tidak menyukainya, dan menanyakan apa yang ia sukai. Kemudian ia dapat mengemasnya materi yang siswa tidak sukai itu dengan mengambil konsep yang ia sukai. Sehingga secara tidak langsung tidak walaupun sebenarnya siswa tidak mampu pada bidang itu, ia akan berusaha untuk ikut serta.
Dari setiap proses pembalajaran di sanalah proses belajar seorang guru. Maka jika menemui hal-hal unik dalam mengajar, yang mungkin sampai berpendapat bahwa semua teori pembelajaran tidak sama dengan aplikasi di lapangan karena kurangnya pengetahuan kita seorang guru. Itu sebenarnya bukan karena tidak sesuainya teori dengan praktik. Melainkan kita seorang guru dituntut untuk belajar lebih lagi.
Wallahu a'lam bish showab.
Denpasar, 9 Juli 2018
Posting Komentar