Oleh: Misbahuddin
Ibadah yang dalam hal ini saya tulis lebih kepada ibadah spritual. Yakni hubungan kita bersama Tuhan baik dalam hal sholat, puasa, zakat dan juga haji. Yang seringkali kita terjebak pada kebiasaan-kebiasaan yang berlaku secara turun temurun. Tanpa kita tahu, dan terkadang tidak mau tahu maknanya, sebab-sebabnya dan hal-hal lain yang perlu dikaji.
Mengapa saya tidak juga menulis tentang ibadah sosial? Karena yang biasanya kita penuh dengan hitungan adalah tentang ibadah spritual. Misalnya jumlah rokaat sholat, jumlah besarnya zakat, dan berapakali haji serta berapa banyak berpuasa.
Sebagian dari kita mungkin lebih mementingkan ibadah kita yang berkali-kali walaupun secara kualitas rendah. Ada juga yang lebih prioritas yang penting berkualitas walaupun tidak terlalu banyak jumlahnya. Akan tetapi, tidak banyak yang mementingkan kedua-duanya yaitu berjumlah banyak dan berkualitas.
Tentunya ukuran kuantitas disini hanyalah tuhan yang tahu. Karena yang berhak memberi pahala dan menilai. Yang berhak memutuskan dan juga memberi peringatan. Akan tetapi kita manusia dapat berikhtiar untuk mencapai hal itu melalui perasaan khusyuk khidmat dalam melaksanakan.
Ketika kita membaca tulisan singkat ini, kita dapat instrospeksi bersama, sebenarnya kita berada pada posisi yang mana? Ataukah kita ada pada posisi sedikit dan juga tidak berkualitas atau malah tidak sama sekali? Wallahu alam
Malang, 5 Juni 2018
Posting Komentar