Oleh: Misbahuddin
Rutinitas yang selama ini saya lakukan menjadi marbot masjid akhirnya harus jeda selama delapan hari dikarenakan bekerja menjadi penjaga stand pameran untuk memasarkan produk Alquran dari Syamil Quran melalui perantara Rumah Syamil milik Bu Rani. Sebuah pekerjaan yang bisa dikatakan santai tidak perlu menguras tenaga dan pikiran.
Di saat menjaga stand toko yang di dalamnya juga menyuarakan penjualan Alquran untuk diwaqofkan ada lebih banyak waktu untuk produktif membaca dan menulis. Di samping itu bisa juga sambil mengerjakan tugas lain di laptop.
Sebuah rutinitas yang tidak biasa namun harus dibiasakan. Yang terpenting kita dapat memetik hikmah dan memanfaatkannya dengan baik. Di tempat ini ada banyak waktu, merenung, berpikir, membaca dan menulis. Jika saja saya menolak tawaran dari Bu Rizka untuk bekerja di sini, barangkali saya tidak sempat untuk menghatamkan buku dan menulis bait-bait harian.
Bekerja sebagai buruh seperti ini tentu jika tidak dikerjakan dengan tulus akan membosankan. Makna ketulusan yang saya maksudkan adalah bayaran memang penting dan itu adalah tujuan dari sebuah pekerjaan. Tapi dalam catatan saya itu bukan satu-satunya.
Keyakinan bahwa rejeki Allah kepada hamba-Nya yang berusaha mencari rizkinya dengan cara yang baik maka rejeki itu akan datang melalui perantara dari berbagai jalan. Bahkan terkadang jalannya rizki itu tidak diberi dari apa yang sedang ia ikhtiarkan atau dari apa yang sedang ia usahakan.
Ada banyak hal menarik yang dapat saya petik dari menjadi seorang penjaga toko. Lebih-lebih produk yang dijual adalah Al-Quran. Saya berkeinginan untuk menjadi pedagang buku. Tujuannya bukan cuma mendapatkan laba, tapi bisa banyak waktu untuk mengenal buku dan lebih-lebih bisa membacanya dan memahaminya. Hanya saja belum dana untuk modal awal.
Malang, 1 Mei 2018
Posting Komentar