Oleh: Misbahuddin
Hari ini saya akan bercerita tentang soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional 2018 pada mata pelajaran Matematika. Tepatnya pada hari Jumat tanggal 4 Mei 2018. Saya kebagian ruang ketiga dari tiga ruang yang ada. Yang kebetulan pesertanya hanya berisi lima siswa dalam satu ruangan.
Karena ruangan ini merupakan siswa yang paling sedikit diantara ruang yang lain jadinya banyak soal yang masih tersisa. Saya sangat beruntung mendapatkan ruang ini pada jadwal hari ini, sehingga dalam masa menjadi pengawas bisa juga membaca soal sebagaimana yang dikerjakan siswa. Dan kebetulan juga adalah mata pelajaran matematika.
Saya baca satu persatu secara urut dari 35 soal yang ada. Dalam benak saya, soal-soal matematika ini mirip soal bahasa Indonesianya. Banyak bercerita, dan banyak soal yang teks-teksnya panjang. Walaupun sebagian tetap ada yang langsung tertuju pada hitungan.
Akan tetapi, ini uniknya bahwa matematika itu adalah ilmu berpikir. Tidak terdefinisi sempit pada ilmu menghitung, mengukur, dan serba angka. Walaupun penyelesaiannya tidak lepas dari dunia hitung. Tanpa didasari pada logika cerdas dalam memahami teks dan kritis dalam membaca maka sulit untuk menemukan penyelesaian.
Dalam soal-soal yang saya baca, ada banyak soal cerita yang langsung bersentuhan dengan aktifitas kehidupan sehari-hari. Jika pandai mencermati maka matematika seakan ilmu kehidupan yang bernuansa sosial. Karena aktifitas apapun terkadang tidak lepas dari dunia matematika.
Bisa dibilang tidak semua siswa yang mengikuti USBN ini suka matematika oleh karena mereka menganggap sulit. Dan pasti sebaliknya ada yang suka mengerjakan matematika karena mereka menganggap mudah. Dan dalam konteks ini siapapun boleh mempunyai favorit dan kesukaan dalam hal apapun. Tidak terkecuali dalam hal mata pelajaran.
Maka tidak bisa disalahkan siswa yang rendah nilai matematika oleh karena ia tidak suka matematika. Karena yang demikian itu berkaitan dengan minat dan bakat masing-masing siswa. Tulisan ini mencoba memberikan informaai bagi yang tidak mencintai matematika bahwa matematika itu asyik. Matematika itu unik. Tidak selalu terkait dengan ilmu hafalan rumus. Wallahu alam
Malang, 4 Mei 2018
Posting Komentar