Oleh: Misbahuddin
Dua siswaku hari ini belajar tentang Kerukunan dan persaudaraan. Tiba-tiba salah satu siswa tersebut bertanya, Pak Misbah apakah terjadinya bom di Surabaya kemarin tidak mau menerapkan kerukunan seperti dalam buku ini? Bukankah sesama manusia dianjurkan untuk hidup rukun, tidak saling menyakiti apalagi saling membunuh?
Saya sempat terdiam mendengar pertanyaan tersebut. Walaupun saat dia menyampaikan pertanyaan tersebut tidak terlalu serius, tetapi penuh dengan makna yang dalam. Dia bertanya dengan polos untuk dijelaskan dari apa yang dianjurkan pada buku tema 8 dengan apa yang dia lihat di berita dan televisi.
Dengan penuh meyakinkan, aku pun menjelaskan bahwa ledakan bom yang terjadi di Surabaya sama sekali tidak menerapkan konsep kerukunan nak. Mereka tidak paham persaudaraan antar sesama. Hal seperti itu tidak perlu dicontoh. Kita harus hidup rukun sesama teman, walaupun beda agama, beda tempat tinggal, beda bahasa. Jadi kalau ketemu orang yang berbeda dengan kita dalam hal apapun, kita harus saling menghormati dan saling menyayangi ya nak.
Dua siswa tersebut dengan penuh yakin menjawab ya pak. Aku pun kembali memberi penjelasan bahwa, begitu banyak ragam di Indonesia. Apalagi di seluruh penjuru dunia. Dari sekian banyak perbedaan itu agar kita saling mengenal. Jadi pak Misbah yang dari Madura bisa kenal dengan Baim dan Nasir yang dari Malang berkat saling mengenal satu sama lain, saling menyayangi, menghormati, dan mengasihi.
Jadi kalian hati-hati ya kalau nanti sudah besar, jangan mudah terpengaruh ya nak. Kalau ada yang ngajak-ngajak tidak benar harus ditolak ya. Kalian harus pandai berpikir. Pandai memilih mana yang membahayakan dan memberi manfaat.
Catatan pagi, Wallahu a'lam
Malang, 15 Mei 2018
Posting Komentar