Oleh: Misbahuddin
Betapa cintanya Ibrahim kepada Allah swt. Sehingga ia pun melakukan perintahnya untuk menyembelih anaknya yang ia cintai. Buah hati satu-satunya bernama Isamail.
Setelah sekian lamanya menginginkan anak, lalu Allah mengaruniai anak dari Siti hajar, tapi kemudian Allah malah menyuruhnya nyembelih. Perintah itupun datang dalam mimpi Ibrahim, tapi ia meyakini bahwa itu bukan sekedar mimpi biasa. Tapi sebuah perintah Allah swt.
Atas perintah Allah itulah, ia pun menawarkan kepada Ismail. Tanpa keraguan sedikitpun, Ismail menyetujuinya. Fenomena cinta Ibrahim dan Ismail dari bapak kepada anak dan dari anak kepada bapak dikalahkan cintanya kepada Allah swt.
Allah pun berhasil memberikan ujian apakah benar Ibrahim lebih mencintai keluarga dari pada Allah. Dan jawaban yang diperoleh, tiada yang paling Ibrahim cintai kecuali Allahu robbul 'alamin.
Dan kita bisa betapa cintanya Allah kepada manusia. Sehingga Allah pun mengganti Ismail dengan seekor kambing. Tidak akan mungkin Allah tega melihat hambanya dibunuh dengan cara penyembelihan. Ketika Allah tahu bahwa Ibrahim dan Ismail benar-benar taat menjalankan perintahnya, maka agar Ismail tidak disembelih beneran digantikan dengan hewan.
Mengapa tidak dengan mahluk mati saja yang gantikan dalam posisi Ismail? Agar kita dapat mengambil banyak pelajaran. Seperti halnya membuang sifat kehewanan kita sebagai mahluk berfikir. Memberikan manfaat pada orang fakir.
Implementasi dari hikmah qurban saat ini, bukan seberapa banyak daging yang dibagikan. Bukan seberapa banyak bingkisan yang dishodaqohkan. Tapi seberapa tulus niat taqorrubnya kepada Allah swt.
Tidak heran keturunan dari keluarga Ibrahim banyak yang diangkat menjadi nabi. Ketulusan cinta yang semata karena Allah lah menjadi sebab utama. Sehingga akhirnya nabiyullah Muhammad saw adalah keturunan Ibrahim.
Semoga kita dapat mengambil banyak pelajaran dari kisah-kisah yang tersirat yang disampaikan Allah dalam Al-Quran. Diabadikan agar terus jadi pelajaran penting, kita pun selalu diingatkan setidaknya setiap tahun. Lebih-lebih kita bisa setiap waktu.
Wallahu a'lam
Masjid Jami Kota Malang, 1-9-17
10 DzulHijjah 1438
Posting Komentar