Oleh: Misbahuddin
Bercinta tentu dimiliki oleh setiap manusia yang sempurna akalnya. Aspek cinta yang begitu luas saya kerucutkan dalam tulisan ini hanya pada cinta kepada lawan jenis. Tidak bisa dipungkiri lagi, adanya pernikahan dan kemudian terdapat keturunan didasari atas nama cinta dalam diri manusia.
Seseorang yang kita cintai akan kita sebut kekasih. Bahkan ada yang menyebutnya kekasih hati. Dalam bercinta kita dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan. Apalagi sampai keterlaluan. Karena khawatir sesuatu yang kita cintai nantinya menjadikan kita kita kecewa, lalu merubah cinta kita menjadi benci. Dan apa yang kita cintai semua akan sirna. Kecuali sang maha cinta.
Mengapa kita menyebutnya kekasih hati? Dan kepada anak menyebutnya sang buah hati? Karena semua itu berangkat dari hati yang tulus. Mencari atau menemukan pasangan hidup di dunia ini sangat penting untuk bertanya kepada hati terlebih dahulu. Sudah cocokkah atau tenangkah hati kita?
Untuk bercinta dengan seorang pasangan hidup, kita bisa memulai dari hati. Mata hati lebih tajam melihat dari pada kedua kelopak mata di kepala. Dengan mengedepankan hati maka pikiran sehat akan tumbuh dari akal. Jika mengedepankan apa yang tampak dari mata maka akal akan diselubungi pikiran yang senang-senang saja.
Manusia tiada yang sempurna, kecuali sang makhluk agung (khuluqin 'adzim) Nabi Muhammad saw. Namun, kesempurnaan seseorang tercipta dari sebuah kenyamanan hidup bersama. Kebahagian akan tercipta dari saling menerima kekurangannya dan menganggap kelebihannya sebagai rahmat dan nikmat Allah SWT.
Ust. Quraish Shihab bertutur bercintalah sewajarnya saja jika ingin cinta kita terbangun dan terawat. Bercintalah dengan hati. Pikirkanlah dengan logika sehat. Dan mintalah petunjuk sama yang maha pencipta.
Dan pesan Cak Nun pikiran jernih yang sehat dapat mengantarkan hidup kita lebih sosialis dan manusiawi. Mengasihi dan menyayangi manusia dengan lebih banyak membahagiakan. Memahami kekurangan dengan mensyukuri kelebihan. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT pencipta alam semesta.
Semoga kita yang sedang bercinta, baik yang sudah berada dalam keluarga atau yang masih menuju sebuah keluarga dapat diluruskan niat dan perilakunya. Menuju cinta yang nantinya ada dalam keluarga sehat dan sejahtera. Sehat jasmani dan rohani. Sejahtera bathinan wa dzohiran.
Wallahu a'lam.
LG, Sana Daja, 22-08-2017
Posting Komentar