MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PENAMATIKA (PENALARAN MATEMATIKA) MELALUI PENERAPAN STRATEGI
PEMBELAJARAN TIME TOKEN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA SMP
Hafshoha
Risma H, Mar’ah Rohmatul U, Deviana Tri P
(Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam
Malang)
Abstrak: Penelitian ini
bertujuan untuk 1) mendeskripsikan proses pembelajaran matematika dengan
menggunakan strategi pembelajaran Time
Token Student Facilitator and Explaining dan 2) meningkatkan kemampuan
penalaran matematika (penamatika) siswa selama proses pembelajaran. Jenis
penelitian pada penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek
penerima tindakan adalah siswa kelas VII MTs Ma’arif NU Malang yang berjumlah
18 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes, observasi, wanwancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang terdiri dari reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan penalaran matematika (penamatika) siswa dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan segiempat. Hal ini dapat dilihat
dari: (1) persentase hasil tes akhir siklus I mencapai 66,67% dengan jumlah
siswa yang tuntas 12 siswa dan yang tidak tuntas 6 siswa dengan rata-rata kelas
72,11, sedangkan pada siklus II mencapai 83,33% dengan jumlah siswa yang tuntas
55 siswa dan yang tidak tuntas 3 siswa dengan rata-rata kelas 80,27. Terlihat
bahwa terjadi peningkatan sebesar 16,66%. (2) keterlaksanaan pembelajaran
siklus I mencapai 70,22% dengan taraf keberhasilan dapat dikategorikan cukup
baik dan pada siklus II mencapai 91,56% dengan taraf keberhasilan dapat
dikategorikan sangat baik. Terlihat bahwa terjadi peningkatan sebesar 21,34%.
(3) kegiatan siswa siklus I mencapai 70,22% dengan taraf keberhasilan dapat
dikategorikan cukup baik dan siklus II mencapai 90,11% dengan taraf
keberhasilan dapat dikategorikan sangat baik. Terlihat bahwa terjadi
peningkatan sebesar 19,89%. (4) hasil wawancara siswa pada siklus I mencapai
50% dengan 6 siswa yang telah diwawancarai, 3 siswa menyatakan sangat senang
terhadap strategi pembelajaran time token
student facilitator and explaining, dan 3 siswa tidak senang terhadap strategi pembelajaran yang
diterapkan. Pada siklus II mencapai 83,33% dari 6 siswa ada 5 siswa yang merasa
senang dengan penerapan strategi pembelajaran time token student facilitator
and explaining. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran Time Token Student
Facilitator and Explaining dapat meningkatkan kemampuan penalaran
matematika (penamatika) siswa pada pokok bahasan segiempat.
Kata kunci:
kemampuan penalaran matematika, time
token, student facilitator and
explaining.
PENDAHULUAN
Matematika
sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam sekolahsekolah dengan
sistem pendidikannya yang telah diatur oleh pemerintah tentunya mempunyai peran
yang sangat penting terutama dalam kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan
suatu ilmu yang diperoleh melalui penalaran dan pemikiran yang kontinu,
sehingga dalam matematika terdapat suatu proses berpikir kritis, kreatif,
logis, dan ilmiah. Menurut Suherman (2001: 18) matematika terbentuk sebagai
hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.
Ciri-ciri khusus yang dimiliki matematika diantaranya yaitu sifatnya yang
menekankan pada proses berpikir deduktif yang memerlukan penalaran yang logis.
Peningkatan
kemampuan penalaran siswa selama proses pembelajaran sangat diperlukan guna
mencapai keberhasilan. Semakin tinggi tingkat penalaran yang dimiliki oleh
siswa, maka akan lebih mempercepat proses pembelajaran guna mencapai
indikatorindikator pembelajaran. Menurut Depdiknas (dalam Shadiq, 2004: 3),
materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan karena materi matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran
dipahami dan dilatih melalui belajar matematika.
Dapat dilihat
bahwa memodelkan matematika merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam
pembelajaran matematika. Dalam memodelkan matematika pada soal cerita, siswa
sering mengalami kesulitan dalam mengubah soal cerita ke dalam bentuk
matematika. Pada penyelesaian soal cerita siswa memerlukan kemampuan penalaran
matematika. Kemampuan tersebut terlihat pada pemahaman soal yakni kemampuan
menuliskan apa yang diketahui dari soal, apa yang ditanyakan dalam soal, apa
saja informasi yang diperlukan, dan bagaimana cara menyelesaikan soal.
Saat
menyelesaikan soal matematika, setiap siswa dimungkinkan mempunyai cara
bernalar yang berbeda. Hal ini sebagai akibat dari perbedaan sifat yang
dimiliki setiap individu yang berbeda. Untuk mengantisipasi masalah tersebut,
maka perlu mencari strategi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat
meningkatkan penalaran belajar siswa pada pelajaran matematika.
Kemampuan
penalaran matematika ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan berbagai
pendekatan dengan strategi pembelajaran. Sehingga dalam belajar matematika
tidak hanya mendengarkan guru di depan kelas saja, tetapi memerlukan banyak
latihanlatihan, berani mengemukakan ide dan berani bertanya, berani mengerjakan
soal-soal di depan kelas. Sebagai alternatif pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah dengan strategi pembelajaran time
token student facilitator and explaining yaitu suatu strategi pembelajaran
modifikasi, dengan menggabungkan dua strategi menjadi satu.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatan kemampuan PENAMATIKA (Penalaran
Matematika) melalui penerapan strategi pembelajaran Time Token Student
Facilitator and Explaining pada siswa SMP (MTs Ma’arif NU Malang). Dengan
menggunakan strategi pembelajaran Time
Token Student Facilitator and Explaining akan membantu siswa untuk
mengatasi kesulitan dalam belajar matematika sehingga dapat
meningkatkan kemampuan penalaran
matematika (penamatika), serta siswa lebih termotivasi dan berminat dalam
mengikuti proses pembelajaran matematika.
KAJIAN
KEPUSTAKAAN
Kemampuan
Penalaran Matematika
Menurut Suherman
(2001: 18) matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Ciri-ciri khusus yang dimiliki
matematika diantaranya yaitu sifatnya yang menekankan pada proses berpikir
deduktif yang memerlukan penalaran yang logis.
Istilah
penalaran dijelaskan Keraf (dalam Shadiq, 2004: 2) sebagai, “Proses berpikir
yang berusaha menghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui
menuju kepada suatu kesimpulan”. Jadi secara umum, penalaran adalah suatu
proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data-data yang
sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain,
penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang
logis.
Materi
matematika dan kemampuan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Materi matematika dipahami melalui kemampuan penalaran, dan
kemampuan penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar matematika. Jadi, pola
pikir yang dikembangkan matematika membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis,
sistematis, logis, dan kreatif. Indikator kemampuan penalaran matematika dalam
penelitian ini, diantaranya adalah: a) Mengajukan dugaan. b) Melakukan
manipulasi matematika. c) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, dan memberi alasan
terhadap kebenaran solusi.
Strategi
Pembelajaran Time Token Student
Facilitator and Explaining
“Strategi
pembelajaran dalam kaitannya dengan pembelajaran adalah alat atau kiat yang
sengaja direncanakan oleh guru berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran
agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan dengan lancar dan tujuannya yang
berupa hasil belajar dapat tercapai secara optimal” (Suherman, 2001: 8). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, strategi pembelajaran merupakan suatu cara
yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran agar mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Huda (2013: 240)
menjelaskan, strategi pembelajaran time
token digunakan untuk melatih siswa dan mengembangkan keterampilan sosial
agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Huda (2013:
228) menjelaskan, strategi pembelajaran student
facilitator and explaining merupakan rangkaian penyajian materi ajar yang
diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk
menjelaskan kembali kepada teman-temannya, dan diakhiri dengan penyampaian
semua materi kepada siswa.
Strategi
pembelajaran time token student
facilitator and explaining yaitu suatu strategi pembelajaran modifikasi,
dengan menggabungkan dua strategi menjadi satu.
Strategi pembelajaran time token sangat tepat untuk
pembelajaran dengan pendekatan kontruktivisme yang dapat digunakan untuk
mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi
pembicaraan atau siswa diam sama sekali. Sedangkan student facilitator and explaining dalam proses pembelajaran siswa
berusaha untuk menjadi fasilitator dengan teman sebayanya untuk mencari tahu
mengenai sebuah materi dengan berbagai usaha (explain).
Adapun
langkah-langkah strategi pembelajran time
token student facilitator and explaining adalah: a) Guru menyampaikan
materi dan tujuan pembelajaran. b) Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan
diskusi dengan anggota kelompok 4 – 5 siswa. c) Guru menyajikan secara garis
besar materi pembelajaran. d) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk mempresentasikan/menjelaskan hasil diskusi, misalnya melalui bagan/peta
konsep. e) Guru memberi sejumlah kupon dengan waktu ± 30 detik per kupon pada
tiap siswa untuk berbicara. f) Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan semua
materi yang telah disajikan.
METODE
Penelitian
tindakan kelas yang dilakukan ini bersifat deskriptif kualitatif. Jenis
penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
partisipan karena peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari
awal sampai akhir penelitian.
Penelitian ini
dilaksanakan di MTs Ma’arif NU Malang selama 3 bulan. Alasan peneliti memilih
sekolah ini karena dengan pertimbangan bahwa sekolah ini belum pernah dilakukan
penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti. Subyek dalam penelitian ini
yaitu siswa kelas VII MTs Ma’atif NU Malang tahun pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan siklus I, observasi, analisis data,
pengecekan keabsahan data, dan refleksi siklus I. Berdasarkan hasil refleksi
siklus I apabila belum ada peningkatan kemampuan penalaran matematika
(penamatika) siswa, maka peneliti memberikan tindakan lagi pada siklus selanjutnya
dengan mempertahankan dan meningkatkan kelebihan pada pembelajaran siklus
I serta memperbaiki kekurangan pada
siklus II.
Sumber data
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Ma’arif NU Malang. Jenis data
yang diperoleh yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh
dari lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, catatan
lapangan dan wawancara dengan siswa, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari
hasil tes setiap akhir siklus.
Siswa dikatakan
tuntas belajar dan memahami materi apabila memenuhi kriteria keberhasilan
sebagi berikut:
No
|
Kegiatan
|
Kriteria
|
1
|
Observasi kegiatan guru dan siswa
|
Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa
|
2
|
Hasil tes akhir siklus
|
Perolehan Skor 70% siswa
|
3
|
Hasil wawancara
|
Sebagian besar siswa senang dengan penerapan strategi pembelajaran time token
student facilitator and explaining (siswa senang
|
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan
analisis dan pengolahan data yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Analisis Data Kualitatif
a. Hasil Lembar Observasi Kegiatan
Guru
b.
Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa
c.
Wawancara dan Catatan Lapangan
2.
Analisis Data Kuantitatif
3.
Pengecekan Keabsahan Data
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Ketekunan Pengamatan
|
Kedua
pengamat mengamati data
pengelolaan kelas dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran time
token student facilitatr and explaining yang diperoleh dari kedua
pengamat secara teliti dan rinci.
|
Kedua pengamat mengamati hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan
peneliti sebagai pengajar dalam mengelola kelas, dan mengamati aktivitas
siswa selama penerapanstrategi pembelajaran time token student facilitatr and explaining.
|
Triangulasi
|
(1)
Membandingkan
antara hasil observasi kegiatan
guru dengan hasil catatan lapangan.
Diperoleh bahwa hasil
observasi kegiatan guru dan catatan lapangan tersebut valid.
(2)
Membandingkan
antara hasil observasi siswa dengan hasil catatan lapangan. Diperoleh
bahwa data hasil
observasi siswa dan catatan lapangan tersebut valid.
(3)
Membandingkan
antara hasil wawancara
siswa dengan hasil tes akhir siklus I. Diperoleh bahwa bahwa data hasil wawancara siswa dan hasil tes akhir
siklus I tersebut valid.
|
1)
Membandingkan
antara hasil observasi kegiatan
siswa dengan hasil tes akhir siklus II.
Diperoleh bahwa hasil
observasi kegiatan siswa dan hasil tes akhir siklus II tersebut valid.
2)
Membandingkan
antara hasil observasi kegiatan guru dengan hasil catatan lapangan. Diperoleh bahwa data hasil observasi kegiatan guru
dan hasil catatan lapangan siklus II tersebut valid.
3)
Membandingkan
antara hasil wawancara
siswa dengan hasil catatan
lapangan. Diperoleh bahwa data hasil wawancara siswa dan hasil catatan lapangan
siklus II tersebut valid.
|
Pemeriksaan Sejawat
|
Pada
siklus I penerapan strategi pembelajaran time
token student facilitator and explaining masih banyak kekurangan
diantaranya keterlaksanaan pembelajaran, respon dan kekondusifan siswa belum
memenuhi target yang ditentukan, dan hasil tes hasil belajar matematika siswa
masih belum memenuhi SKM.
|
Pada siklus II penerapan
strategi pembelajaran time token
student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar
matematika, hal ini dibuktikan dengan persentase keberhasilan yang telah
memenuhi kriteria keberhasilan.
|
4.
Refleksi
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Refleksi
|
1) Hasil
observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh pengamat I dan II menunjukkan
bahwa, 70,22% guru sudah melaksanakan indikator dan deskriptor dengan cukup
baik, sehingga belum memenuhi kriteria yaitu hasil pengamatan aktifitas guru80%.
2) Hasil
observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh pengamat I dan II, menunjukkan
bahwa 70,22% siswa sudah melaksanakan indikator dan deskriptor dengan cukup
baik, sehingga belum memenuhi kriteria yaitu hasil pengamatan Aktifitas siswa 80%.
3) Hasil
tes akhir siklus I siswa diketahui
bahwa jumlah siswa yang tuntas dalam belajar hanya 12 siswa dari 18
siswa, dan presentase ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 66,67%,sehingga
belum memenuhi kriteria yaitu suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika ≥
70% siswa mendapat nilai ≥ 75 dengan
rentangan nilai (0-100).
4) Dari
hasil catatan lapangan yang dilakukan oleh pengamat I dan II dapat
disimpulkan bahwa, kegiatan belajar mengajar belum maksimal, hal ini dapat
dilihat dari banyaknya siswa yang ramai ketika guru meminta siswa
mendiskusikan LKPD secara berkelompok.
5) Dari
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek wawancara dapat
diketahui bahwa, siswa kurang senang (siswa senang < 50%) dengan strategi
yang diterapkan oleh guru, sehingga memenuhi kriteria keberhasilan siklus
yaitu sebagian besar siswa senang dengan penerapan strategi pembelajaran time token student facilitator and
explaining (siswa senang ).
|
1)
Hasil
observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh pengamat I dan II menunjukkan
bahwa, 91,56% guru sudah melaksanakan indikator dan deskriptor dengan sangat
baik, sehingga memenuhi kriteria yaitu hasil pengamatan aktifitas guru80%.
2)
Hasil
observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh pengamat I dan II, menunjukkan
bahwa 90,11% siswa sudah melaksanakan indikator dan deskriptor dengan sangat
baik, sehingga memenuhi kriteria yaitu hasil pengamatan Aktifitas siswa 80%.
3)
Hasil tes
akhir siklus II siswa diketahui bahwa
jumlah siswa yang tuntas dalam belajar ada 15 siswa dari 18 siswa, dan
presentase ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 83,33%, sehingga memenuhi
kriteria yaitu suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika ≥ 70% siswa mendapat nilai ≥ 75 dengan rentangan
nilai (0-100).
4)
Dari hasil
catatan lapangan yang dilakukan oleh pengamat I dan II dapat disimpulkan
bahwa, kegiatan belajar mengajar sudah maksimal, hal ini dapat dilihat dari
siswa sudah aktif dan kondusif mendiskusikan LKPD secara berkelompok dan
menjawab kupon bicara dengan baik.
5)
Dari hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek wawancara dapat
diketahui bahwa, siswa kurang senang (siswa senang < 50%) dengan strategi
yang diterapkan oleh guru, sehingga sudah memenuhi kriteria keberhasilan
siklus yaitu sebagian besar siswa senang dengan penerapan strategi
pembelajaran time token student
facilitator and explaining (siswa senang ).
|
PENUTUP
Berdasarkan
hasil penelitian dari serangkaian kegiatan tindakan pembelajaran yang mencakup
empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dapat
disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran
time token student facilitator and explaining dapat meningkatkan kemampuan
penalaran matematika pada siswa MTs Ma’arif NU Malang tahun pelajaran
2016/2017.
UCAPAN TERIMA
KASIH
Terima kasih
disampaikan kepada orang tua dan dosen pendamping yang selalu memberikan bimbingan,
serta kepada Kemenristek Dikti yang telah mendanai keberlangsungan penelitian
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Huda,
Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Shadiq,
Fadjar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Makalah disajikan
dalam rangka Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar, 6 s.d.
19 Agustus 2004.
Sugiyono.2015.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, dkk. 2001.
Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.
Posting Komentar