sumbergambar: berbagaigadget.com
Kemarin saya
bersama teman ta’ziyah ke rumah orang tua Abah Man, seorang bapak yang menjadi
tuan rumah saat saya KKM di UIN Maliki Malang. Saya berta’ziah atas
meninggalnya ibu beliau beberapa hari lalu allahummaghfirlahu. Tidak disangka
ada dua orang bapak yang menyambut dan menemani saya di ruang tamu. Saya belum
sempat bertanya siapa nama dari bapak dua bapak ini. Tapi yang jelas mereka
seorang bapak yang mempunyai pengalaman menarik dengan kisah hidupnya.
Sebut saja
bapak A, beliau bercerita dengan kisahnya saat menjadi tukang bakso di Bali dan
saat pernah kerja di Madura. Kebetulan saya dari madura dan teman saya dari
Bali. Si bapak A ini bercerita tentang lika-liku menjadi tukang bakso di Bali. Pesan
yang saya tangkap salah satunya, beliau tidak mencari untung besar dari setiap
apa yang ia kerjakan, lebih baik untung kecil yang penting barokah. Mengapa dia
berkata demikian? Karena yang terjadi saat ia bekerja, banyak hal yang
mengganggu pikiriannya mulai dari lingkungan yang tidak bersahabat dan situasi
yang tidak mendukung.
Bapak A ini
punya semangat dan tekad kuat. Di Madura waktunya lebih singkat dari pada di
Bali. Baginya Madura dan Bali tidak mempunya perbedaan besar. Lain halnya
dengan cerita dari bapak B, seroang adik dari Abah Man. Beliau punya pengalaman
menjadi petualang Nusantara. Mulai dari Aceh sampai Papua. Baginya seorang
berpendidikan tinggi belum tentu bisa menikmati luasnya Nusantara ini. Seorang bapak
yang berprofesi sebagai pekerja besi ini, mengakui bahwa pekerjaannya tidak
terlalu berat tapi mengungtungkan besar, yang terpenting ulet dan telaten
ditambah kreatif.
Bapak yang
bekerja enam bulan di Madura dan delapan tahun di Bali memberikan cerita menarik.
Ia memberikan perpaduan dari apa yang ia dapat di Madura dan Bali. Seorang
bapak yang berwawasan sosial, punya kepekaan budaya, dan rasa ingin tahu yang
tinggi membuat ia bercerita panjang lebar. Orang Bali dan Madura baginya punya
khas sendiri, tetapi juga punya kesamaan yang terikat. Mengapa dari tadi serba
Madura dan Bali, karena kebetulan saya dan teman dari dua daerah itu. Jadi wajar
saja pembahasannya terkait dua daerah yang dikenal dengan kaya budaya.
Pesan moral dari
cerita panjang yang ia paparkan salah satunya “pergilah kemana saja yang kita
mau, kenalilah sejarahnya, tradisinya, dan budayanya. Jangan hanya uang saja
yang bisa dibawa pulang, pengalaman dan wawasan pengetahuan baru harus juga
dikantongi. Kerja keras, keberanian dan tekad yang ia contohkan dari orang
madura sebagai penguasa dunia menjadi jalan sukses yang ia jadikan kunci utama.”
Dua bapak yang
sekarang tinggal di kampung Sukolilo ini sudah merasa pensiun untuk menjelah menjadi
perantau dari dunia kerjanya. Mereka lebih indah dengan menikmati masa tuanya
di kampung yang masih asri dengan tanaman, subur dari tumbuhan, dan kampung sapi
perah. Mereka akan menikmati masa tua dengan kebahagian yang ia rasakan bersama
keluarga.
Posting Komentar