Kalender atau Penanggalan adalah suatu
cara yang disepakati untuk menandai unsur rentang waktu. Perhitungannya dapat
berdasarkan pada gerakan siklus matahari (kalender solar) dan gerakan siklus
bulan (kalender lunar).
Patokan kalender adalah hari, bulan dan
tahun. Hari dihitung berdasarkan waktu putaran bumi pada porosnya dengan
rentang waktu 24 jam. Bulan dihitung berdasarkan putaran bulan mengelilingi
bumi dengan rentang waktu 1 bulan. Tahun dihitung berdasarkan putaran bumi
mengelilingi matahari dengan rentang waktu 1 tahun.
Kalender diawali bulan Januari diakhiri
bulan Desember dan kemudian kembali ke Januari lagi. Demikian pula hari kerja,
dimulai hari Senin sampai Minggu, dan kemudian kembali ke hari Senin lagi. Hari
dimulai dari pagi sampai malam dan kembali pada pagi lagi. Demikianlah
kehidupan ini merupakan suatu siklus.
Akan tetapi Sang Kala tidak hanya
bersifat siklus, tetapi juga bersifat maju. Kondisi bumi pada tanggal 1 Januari
tahun 1 Masehi akan berbeda dengan tanggal 1 Januari tahun 2017. Berapa banyak
manusia yang telah didaur ulang Sang Kala? Berapa banyak peradaban yang lenyap
dikubur Sang Kala?
Sejarawan Inggris Arnold Toynbee
(1889-1975) mengemukakan teori siklus peradaban lahir-tumbuh-mandeg-punah.
Manusia pun mengalami siklus lahir-tumbuh-mandeg-punah. Dan, apa yang dialami
manusia tercatat dalam DNA, catatan sejarah genetiknya.
Mereka yang percaya adanya siklus
kehidupan yakin bahwa fisiklah yang mengalami kematian, akan tetapi pikiran
tidak mati, dan perbaikan hanya dapat dilakukan selama seseorang hidup. Terlalu
lama mengulang pelajaran yang sama dapat menyebabkan kita terpola dengan
kebiasaan tersebut dan semakin sulit melepaskan diri.
Alam berjalan dan bertindak sesuai
dengan hukum yang sudah ditentukan. Penentunya siapa - silakan Anda sendiri
yang menentukan. Sebutlah Tuhan, Allah, Buddha, Bapa di Surga, Widhi, Tao, atau
apa saja - Keberadaan atau Ketiadaan Abadi. Hukum Alam yang paling menonjol
adalah: Hukum Perubahan: Tak ada sesuatu pun yang tak berubah. Segalanya
senantiasa berubah. Maka, bila kita tidak ikut berubah, sudah pasti sengsara
sendiri.
Penulis
sebagai seorang muslim tentu mempunyai faham akan kebenaran Allah dalam segala
sesuatu. Waktu terus berjalan dengan
bergantinya siang dan malam. Seakan-akan tak begitu terasa, ternyata besok kita
akan bertemu tahun baru Masehi 1 Januari 2017. Artinya usia biologis kita terus bertambah, namun usia
kehidupan kita semakin dekat dengan Allah SWT.
Akhir umur
manusia adalah rahasia Allah SWT. Kita tidak tahu kapan harus menghadap Allah
SWT. Akan tetapi kita mengimani bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian. Kita
juga memahami bahwa batas usia kita sudah ditentukan Allah SWT.
Seiring dengan
berjalannya waktu dan bergantinya tahun, kita pasti bisa mengingat apa yang
pernah terjadi selama setahun kemarin dalam lembaran kehidupan kita. Apakah
tinta emas yang kita sempat goreskan dalam kanvas kehidupan atau noda-noda
hitam yang telah mewarnai kanvas tersebut. Kita telah mencatat itu semua dalam
buku ingatan amal.
Kalaupun kita tidak mencatatnya atau lupa, dan atau tidak
mampu mengingatnya, semua amal itu sudah pasti tercatat dalam buku catatan
Roqib dan ‘Atid. Dan akhirnya semua kita akan menemukan amal-amal itu dan
balasan yang setimpal dari perbuatan dan amal tersebut. Allah berfirman: “dan segala
sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan dan segala
(urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.” QS 54 (al-Qamar):
52-53.
“tiada suatu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang
selalu hadir.” QS 50 (Qoof):18.
“Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar arrahpun, niscaya Dia akan
melihat (balasan)nya pula.” QS 99:7-8.
Wallahu a'lam bisshowab.
Posting Komentar