Kepada
Sang Tercinta
©
“IBU” ©
Di
kampung halaman
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatu.
Melirik
awan biru yang begitu anggun akan kelembutannya mengingatkanku akan sosok
pemberi kasih sayang itu. Kasih sayang yang dibalut dengan hangatnya cinta
darimu membuatku seakan ingin selalu dalam pelukanmu. Ucapan bibir pertamaku
yang memanggil sosokmu yang mulia. Engkau wahai syurgaku. Tempat air mata
rinduku berlabuh.
Ibu.
Sang cinta pertamaku. Apa kabarmu wahai cintaku. Adakah kau baik-baik saja di
sana. Maafkan diriku yang menyakitimu. Maafkan diriku yang membuat awan sang
syurgaku teriris pilu.
Bu,
tak banyak yang kucurahkan di lembaran hampa ini. Aku hanya ingin mengabarkan
bahwa kau tidak perlu khawatir akan diriku. Anak durhaka yang selalu membuatmu
menangis. Bahkan untuk menulis sebuah kata rinduku untukmu sempat terhalang
oleh aliran air mata ini. Maafkan aku bu.
Bu.
Boleh diriku bernostalgia akan kita dulu. Disaat aku masih dalam pelukanmu.
Disaat kau mengatakan padaku bahwa aku adalah hidupmu. Kau mengecupku dengan
kasih sayang terbesar yang kuterima. Mengatakan pada semua orang bahwa aku
adalah anakmu. Dan menjadi penolongmu di akhirat sang ilahi. Itu membuatku
seakan-akan menjadikanku anak durhaka. Yang nyatanya sekarang diriku membuatmu
susah, menyakitimu, dan mengecewakanmu dengan keras kepalanya diriku. Tapi apa
yang kau lakukan. Kau hanya tersenyum melihat anakmu ini, menyimpan kepedihanmu
sendiri dengan menegarkanku akan jalan ini.
Bu.
Akankah kau juga ingat saat kau melepaskan aku untuk pergi dalam mengejar
cita-citaku dan cita-citamu. Kau memelukku dengan erat, terus mengecup kepalaku
seakan tak ingin melepasku pergi. Tapi apa yang ku lakukan. Aku hanya mencoba
tegar. Bukankah diriku sangat jahat padamu. Dan sekarang hati rasanya dililit
rindu akan sosokmu wahai syurgaku. Akan senyummu dan tutur katamu.
Bu.
Ku rasa hanya sampai di sini surat ini ku tulis. Hanya surat ini yang sampai di
sini bu. Dan bukan akan rasa rinduku yang selalu tercurah untukmu dan cintaku
akan sang bidadariku. Do’aku selalu untukmu, untuk pahlawanku dan untuk para
kurcaci-kurcaciku. Yang kututur setiap mengahadapi sang Ar-rahman. Hai cinta,
aku mencintaimu karena Allah.
Salam
rindu dari anakmu
Misbahuddin
Malang,
22-12-2016
Posting Komentar