Pamelingan
adalah nama kerajaan kecil sebelum nama Pamekasan. Kerajaan sebelah Barat
Sumenep ini mempunyai Raja yang dikenal sangat bijak, negarawan dan ahli
strategi. Ia dikenal dengan Panembahan Ronggosukowati. Keislamannya sejak ia
masih remaja. Tercatat bahwa masa remajanya Ronggosukowati pernah Nyantri
kepada Sunan Giri atau yang dikenal dengan Raden Paku.
Setelah
dewasa dan ilmu yang dia dapatkan terasa cukup maka segera kembali ke
Pamelingan untuk menggantikan posisi ayahandanya yang sudah usia lanjut. Namun,
sebagaimana disebutkan di atas, kepulangannya tidak sendirian. Sunan Giri
berinisiatif mengirimkan juru dakwah yang nantinya akan mendampingi
Ronggosukowati menyiarkan Islam kepada masyarakat Pamelingan. Juru dakwah itu
kemudian dikenal dengan Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bil Faqih.
Tentu
saja Sunan Giri sangat mengerti proses Islamisasi di Pamekasan akan lebih
maksimal jika dibantu oleh seorang “misionaris” (da’i) yang mempuni. Sayyid
Abdurrahman sebagai utusan Sunan Giri memainkan peranan yang penting di sini.
Tentu saja dengan kemahirannya rakyat Pamekasan dengan cepat menerima dakwah
yang dikembangkannya.
Maka
wajar apabila keberpihakan Ronggosukowati terhadap dakwah itu sangat dibantu
oleh Sayyid Abdurrahman. Sang juru dakwah ini akhirnya dikawinkan dengan
keluarga kraton agar tidak meninggalkan Pamekasan nantinya.
Sebagai
keturunan Arab, dialah yang memelopori pemukim Arab di Pamekasan ini. Kemudian
keturunan-keturunannya banyak melakukan perkawinan dengan penduduk setempat
sehingga mempercepat proses akulturasi dan mempermudah penyebaran Islam di
kalangan penduduk. Bahkan, pembauran besar-besaran antara orang-orang Arab
dengan masyarakat di Pamekasan khususnya dan di Madura pada umumnya terjadi
pada abad-abad berikutnya, khususnya setelah terusan Suez mulai dibuka pada
tahun 1869, di mana waktu itu para pemuka-pemuka Islam di Nusantara, termasuk
Madura memperoleh kemudahan belajar langsung ke negara-negara Arab, khususnya
di Mekkah al-Mukarramah.
Demikian
juga, waktu itu arus orang-orang Arab dari Hadramaut yang tentunya dengan para
da’inya semakin banyak masuk ke Indonesia. Tidak terlupakan Madura menjadi
salah satu tujuan mereka. Bahkan, pemuka-pemuka dari Arab itu menetap di
Pamekasan dan menjadi penyiar agama Islam yang terkemuka.
Posting Komentar