Jika
kita merasa kehilangan motivasi dan merasa tidak ada gairah. Kita bisa mencoba
membangkitkan kembali dengan cara menyaksikan dan merenungkan keindahan alam
semesta yang telah diciptakan oleh Tuhan untuk kita semua.
Bukalah
mata, bangkitlah dari tidur, cobalah melangkah dan telusuri jalan dipagi hari.
Nikmatilah sejuknya udara dan embun pagi sampai mentari menampakkan sinarnya
meresap dan menghangatkan tubuh. Terlalu sayang jika rumput bergoyang dan
bunga-bumga menebarkan aroamanya kita biarkan begitu saja tanpa
memperhatikannya. Sebagai manusia tiada salahnya jika kita mempelajari dan
mengambil hikmah dari sesuatu yang tampak dimuka bumi ini sebagai salah satu
ayat-ayat Allah yang mengajarkan kita dalam kehidupan.
Belajarlah
dari kupu-kupu, yang awalnya adalah dari ulat yang menjijikkan. Namun lihatlah
perubahan yang ia usahakan ia berubah menjadi kupu-kupu yang begitu cantik
menghinggap dan melengkapi keindahan bunga-bunga ditama tempat kita
menghilangkan penat. Belajarlah pada nyamuk, yang ia selalu berani mengambil
resiko meski nyawa menjadi taruhannya saat menghisap darah pada manusia, meski
menjadi buruan dan santapan cicak-cicak didinding.
Belajarlah
dari air, yang ia meski terbentur oleh batu-batu, pohon-pohon atau akar yang
menghambat perjalanannya untuk menuju muara, namun tetap selalu teguh pendirian
hingga mencapai muara atau laut tersebut. Iapun selalu meninggalkan bekas dan
memberikan arti yang sangat bagi kelangsungan makhluk hidup dimuka bumi.
Belajarlah
dari kura-kura, ia tidak pernah mengeluh meski kemana-mana selalu membawa beban
berat (cangkangnya) dan ia tak mau berjalan mundur akan tetapi terus maju meski
perlahan dan lamban nanum ia dengan pasti untuk menempuhnya.
Belajarlah
dari lebah, yang ia ikhlas mencari makanan yang suci, ia tak mau sembarangan
mencari makanan selain madu, saat hinggap dibunga manapun ia tak merusaknya .
ia memiliki sengat bukan untuk menyakiti namun untuk membela diri.
Belajarlah
pada burung, yang keluar dari sarangnya dan pulang dengan perut kenyang tapi
tak jarang burung juga tidak mendapat makanan dan ia berpuasa meskipun burung
lebih sering mengalami kekurangan makanan, karena ia tak punya kantor yang
tetap seperti manusia. Apalagi kalau lahatempatnya telah punah dirusak oleh
tangan manusia. Tetapi kita belum pernah melihat seekor burung berusaha untuk
membunuh diri karena kesulitan alam menjalani hidup. Kita melihat bahwa burung
tetap optimis akan hikmah yang dieikan oleh Tuhan. Meskipun lahannya punah oleh
manusia dan merasa lapar, tetap saja burung berkicau dengan merdu setiap hari.
Nampaknya sadar betul burung ini menyadari lika liku hidup ini terkadang diatas
terkadang terhempas kebawah. Ada saat-saat berkelimpahan da ada waktu
kekurangan, ada saat kekurangan dan ada saat kelaparan.
Belajarlah
pada cacing, ia tak mempunyai sarana untuk mempertahankan diri ia lemah tak
memiliki tanduk, tangan, sayap atau telinga. Tetapi tetap ia punya perut yang
sama seperti manusia yang harus diisi, tetapi dalam keterbatasanya ia tak mudah
putus asa. Ia melata dengan perutnya untuk terus mencari rezeki Tuhan yang
telah disediakannya di bumi.
Sahabat
pembaca, Tuhan telah menciptakan manusia dengan sempurtna karena diberi
kelebihan yaitu akal dan sarana-sarana lainnya. Dalam kesempurnaan ini
terkadang tingkah manusia lebih rendah dari pada binatang. Dengan demikian
banyak anugrah yang telah iberikan oleh Than tetapi tetap saja manusia sering
mengeluh dan putus asa. Maka mulailah dari sekarang bangkitkan semangatmu,
keluarkan obsesimu, raihlah segala mimpimu, berjuanglah untuk hidup yang lebih
baik dan jangan sia-siakan kehidupan yang sangat singkat ini. Kita belajar dari
apa saja termasuk dari alam semesta untuk merubah kehidupan kita menjadi lebih
baik lagi. amin
Jika anda merasa
kehilangan motivasi dan merasa tidak ada gairah. Anda bisa mencoba
membangkitkan kembali dengan cara menyaksikan dan merenungkan keindahan
alam semesta yang telah diciptakan oleh Tuhan untuk kita semua.
Bukalah matamu, bangkitlah dari tidurmu, cobalah melangkah dan telusuri
jalan dipagi hari. Nikmatilah sejuknya udara dan embun pagi sampai
mentari menampakkan sinarnya meresap dan menghangatkan tubuh anda.
Terlalu sayang jika rumput bergoyang dan bunga-bumga menebarkan
aroamanya kita biarkan begitu saja tanpa memperhatikannya. Sebagai
manusia tiada salahnya jika kita mempelajari dan mengambil hikmah dari
sesuatu yang tampak dimuka bumi ini sebagai salah satu ayat-ayat Allah
yang mengajarkan kita dalam kehidupan.
Belajarlah dari kupu-kupu, yang awalnya adalah dari ulat yang
menjijikkan. Namun lihatlah perubahan yang ia usahakan ia berubah
menjadi kupu-kupu yang begitu cantik menghinggap dan melengkapi
keindahan bunga-bunga ditama tempat kita menghilangkan penat.
Belajarlah pada nyamuk, yang ia selalu berani mengambil resiko meski
nyawa menjadi taruhannya saat menghisap darah pada manusia, meski
menjadi buruan dan santapan cicak-cicak didinding.
Belajarlah dari air, yang ia meski terbentur oleh batu-batu, pohon-pohon
atau akar yang menghambat perjalanannya untuk menuju muara, namun tetap
selalu teguh pendirian hingga mencapai muara atau laut tersebut. Iapun
selalu meninggalkan bekas dan memberikan arti yang sangat bagi
kelangsungan makhluk hidup dimuka bumi.
Belajarlah dari kura-kura, ia tidak pernah mengeluh meski kemana-mana
selalu membawa beban berat (cangkangnya) dan ia tak mau berjalan mundur
akan tetapi terus maju meski perlahan dan lamban nanum ia dengan pasti
untuk menempuhnya.
Belajarlah dari lebah, yang ia ikhlas mencari makanan yang suci, ia tak
mau sembarangan mencari makanan selain madu, saat hinggap dibunga
manapun ia tak merusaknya . ia memiliki sengat bukan untuk menyakiti
namun untuk membela diri.
Belajarlah pada burung, yang keluar dari sarangnya dan pulang dengan
perut kenyang tapi tak jarang burung juga tidak mendapat makanan dan ia
berpuasa meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan,
karena ia tak punya kantor yang tetap seperti manusia. Apalagi kalau
lahatempatnya telah punah dirusak oleh tangan manusia. Tetapi kita belum
pernah melihat seekor burung berusaha untuk membunuh diri karena
kesulitan alam menjalani hidup. Kita melihat bahwa burung tetap optimis
akan hikmah yang dieikan oleh Tuhan. Meskipun lahannya punah oleh
manusia dan merasa lapar, tetap saja burung berkicau dengan merdu setiap
hari. Nampaknya sadar betul burung ini menyadari lika liku hidup ini
terkadang diatas terkadang terhempas kebawah. Ada saat-saat
berkelimpahan da ada waktu kekurangan, ada saat kekurangan dan ada saat
kelaparan.
Belajarlah pada cacing, ia tak mempunyai sarana untuk mempertahankan
diri ia lemah tak memiliki tanduk, tangan, sayap atau telinga. Tetapi
tetap ia punya perut yang sama seperti manusia yang harus diisi, tetapi
dalam keterbatasanya ia tak mudah putus asa. Ia melata dengan perutnya
untuk terus mencari rezeki Tuhan yang telah disediakannya di bumi.
Sahabat pembaca, Tuhan telah menciptakan manusia dengan sempurtna karena
diberi kelebihan yaitu akal dan sarana-sarana lainnya. Dalam
kesempurnaan ini terkadang tingkah manusia lebih rendah dari pada
binatang. Dengan demikian banyak anugrah yang telah iberikan oleh Than
tetapi tetap saja manusia sering mengeluh dan putus asa.
Maka mulailah dari sekarang bangkitkan semangatmu, keluarkan obsesimu,
raihlah segala mimpimu, berjuanglah untuk hidup yang lebih baik dan
jangan sia-siakan kehidupan yang sangat singkat ini. Kita belajar dari
apa saja termasuk dari alam semesta untuk merubah kehidupan kita menjadi
lebih baik lagi. amin
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kompasiana.com.aat/belajar-dari-alam-untuk-memotivasi_550d67e3a33311251e2e39d9
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kompasiana.com.aat/belajar-dari-alam-untuk-memotivasi_550d67e3a33311251e2e39d9
Posting Komentar