Oleh: Misbahuddin
Setelah membaca tulisan-tulisan para penulis yang memiliki banyak ilmu pengetahuan, saya merasa belum bisa menulis. Oleh karena salah satunya kurangnya ilmu yang saya miliki. Dan juga kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang saya alami. Ditambah lagi krisis analisisnya yang kurang tajam.
Perlu lebih banyak dan lebih giat lagi membaca. Serta lebih berjuang mengistiqomahkan menulis lagi. Karena keduanya membaca dan menulis tidak terpisahkan. Agar apa yang saya baca tidak hilang maka perlu saya ikat dengan menulis.
Sungguh malu rasanya pada jeleknya tulisan dan rangkaian kata yang saya susun ketika membaca tulisan-tulisan yang lebih menyejukkan, menginspirasi, dan menggugah jiwa. Lebih-lebih ketika saya berpikir bahwa saya adalah seorang sarjana yang tulisannya tidak lebih inspiratif daripada tulisan anak-anak SMA dan juga santri-santri pondok pesantren.
Betapa banyak waktu yang terbuang selama ini untuk belajar. Untuk membaca dan menulis. Maka bisa dikatakan sebagian umurku adalah sebuah kerugian besar. Dari sekolah dasar sampai kuliah belum menghasilkan karya apapun. Belum mengetahui banyak ilmu. Belum menyelami pengetahuan-pengetahuan dalam hidup ini.
Andai saja tulisan ini tidak sekedar teori dalam perubahan hidupku yang lebih baik. Lebih produktif menulis dan juga lebih banyak karya, mungkin sisa waktu dalam hidup ini tidak terlalu ada dalam kerugian.
Harapan akan pupus tanpa ada tindakan. Teori akan mati tanpa ada aplikasi. Dan bahkan mimpi hanya akan jadi ilusi jika tidak pernah terealisasi. Semoga dan semoga melalui tulisan ini saya dapat mengaplikasikan apa yang menjadi keinginan saya. Giat membaca dan menulis. Wallahu a'lam.
Malang, 30 Mei 2018
Posting Komentar