Upa... adinda yang kusayang. Kita sudah sangat jauh, dengan kedekatan kita yang sudah kadang tanpa batas ini memang sudah sepantasnya untuk menikah. Bahkan wajib. Kita sudah sama-sama tahu, bagaimana gejolak nafsu kita, saat bersama atau tidak.
Di waktu yang lain kita sangat menyadari perbuatan maksiat kita. Tapi di saat yang lain pula kita pun benar-benar kalah dengan nafsu. Tidak bisa dipungkiri lagi untuk menyikapi ini adalah menikah.
Menikah secepat ini memang tidak mudah untuk kita adinda. Ada banyak kendala yang menjadi hambatan. Pertama, kurang kayanya kaka untuk saat ini, sehingga dikhawatirkan ekonomi keluarga kita kesusahan di kemudian hari. Kedua, rasa takut dan tidak siapnya dinda jika kita harus hidup susah. Ketiga, izin orang tua dinda jika diantara kita belum mapan.
Seperti yang kita dinda katakan semalem kalau kakanya ini yang menunda-nuda waktu untuk menikahi dinda. Tidak ada usaha dan semangat sama sekali. Dengan mencari uang atau apapun itu.
Adindaku, kaka sudah berusaha mencari lowongan kesana kemari. Mencari info kesana kemari. Mencari link dan chanel kepada dosen, teman, tetangga. Yang sekiranya pekerjaan itu sesuai dengan bidang kaka dan juga memberikan hasil yang cukup untuk kita berdua. Tapi, Allah belum memberikan jalan untuk itu kepada kaka.
Kaka tidak akan menyerah dengan hal ini adinda. Dengan kedekatan kita yang sudah sangat jauh ini. Hari-hari kaka selalu terpikirkan untuk hidup kaka dan dinda. Saat ini, walaupun kaka belum sekamar dengan dinda, sudah merasakan bagaimana kaka bisa hidupi dinda. Dengan uang secukupnya yang kaka punya.
Memang dinda, siapa yang tidak mau dengan uang banyak. Uang yang melimpah. Kekayaan yang besar. Tapi, untuk melangkah ke sana bagi kakanya ini harus bertahap dinda. Mungkin dengan berproses hidup sama dinda. Bangun bersama-sama suatu saat kita dapat merasakan kebahagiannya berdua.
Dalam tulisan kali ini, kaka ingin menguatkan lagi hubungan kita ini dinda. Yang mungkin dinda dan kaka sudah sama-sama tahu mendalam dan aslinya dari sifat kita. Untuk saling menerima dan saling memberi masukan dari sifat jeleknya kita. Bukan saling menyalahkan apalagi harus meninggalkan dinda. Kaka tidak mau sama sekali.
Kita sudah sangat jauh, kulit sama kulit kita sudah saling bersentuhan. Rasa kekeluargaan diantara semakin terasa dinda. Kaka mohon jangan sampai karena kekurangan yang semakin tampak yang ada dalam diri kita ini membuat kita ingin berpisah dinda. Jangan ya dinda.
Kaka sangat berterimakasih sama dinda. Selalu menegur, selalu mengingatkan, selalu memperhatikan apa-apa yang tidak cocok untuk dilakukan baik kepada dinda maupun teman-teman yang lain. Dengan seperti itu kaka InsyaAllah akan lebih baik. Akan selalu berusaha memperbaiki diri.
Ada banyak potensi positif yang bisa kita bangun dinda. Dari sekian banyak kekurangan kita. Potensi-potensi positif ini yang kaka yakini nanti akan menjadi penguat keharmonisan dan keromantisan kita dalam berkeluarga. Kaka tidak menjadikan kekurangan kita adalah kendala. Tapi bagi kaka kekurangan kita adalah sesuatu yang wajar yang patut kita syukuri dan terima bersama adinda.
Ke depan, tentu kita sama-sama berharap, semoga kita dapat menjadi lebih baik lagi. Dapat mengontrol nafsu kita agar tidak "kebablas" dalam naiknya nafsu kita. Sampai akhirnya kita benar-benar ada dalam ikatan yang sah. Semoga hubungan ini tetap terjaga dan terjalin dengan baik.
Ayok kita sama-sama yakin. Kita akan bahagia bersama. Dengan tekad yang ada dalam diri kita. Kita harus sabar menunggu waktu kelulusan kita sebentar lagi dinda. InsyaAllah setelah kita lulus kita akan menikah. Amin allahumma amin.
By: Kaka Misbah
Jumat ke-12
Malang, 1 Desember 2017
Posting Komentar