Matematika dianggap ilmu yang dominan dengan simbol oleh
sebagian orang. Anggapan ini benar pada sebagian sub bahasan yang ada dalam
matematika. Simbol-simbol dalam matematika mempunyai makna yang berbeda tafsir.
Bergantung dari sudut mana kita melihat dan menilai. Misalkan kita melihat
simbol x dan y pada koordinat kartesius. Di satu sisi simbol x adalah garis
horizontal dan y adalah garis vertikal. Apakah ini menjadi makna satu-satunya dari
simbol x dan y pada koordinat kartesius ini? Tentu tidak kan.
Begitu pula dalam agama, kita sebaiknya tidak terpancing
pada simbol-smbol agama. Bukan berarti karena pakaian ini maka punya sifat yang
seperti ini. Bukan karena berpenampilan ini maka perilakunya akan seperti ini.
Jadi dalam perilaku sosial kita, kita tidak bisa menilai hanya kerena pakaian
yang dipakai. Kita tidak bisa menganggap seseorang sebagai orang taat beragama
karena penampilannya saja. Karena Islam mendifinisikan pakaian terbaik manusia
adalah takwa. Sedangkan takwa merupakan simbol abstrak yang hanya Allah yang
tahu.
Islam merupakan agama yang penuh dengan nilai-nilai
keutamaan dari setiap amal ibadah. Sebisa mungkin kita dianjurkan untuk tidak
mengingat kebaikan-kebaikan yang telah kita kerjakan. Dalam bahasa matematika
kita dianjurkan untuk tidak perhitungan pada ibadah yang telah kita lakukan
baik secara ritual maupun sosial.
Jika kita mengingat saja tidak diperkenankan maka kita
pun tidak diperkenankan melakukan sesuatu kebaikan karena alasan hadiah atau
dalam islam dikenal ganjaran atau pahala. Kebanyakan kita umat islam melakukan
ibadah lebih kepada karena pahala yang berlipat ganda, harapan untuk hidup di
surga, untuk tidak mendapat siksa sehingga terkadang lupa kepada yang
menciptakan pahala, surga, dan siksa. Hati ini memang berat untuk memurnikan
apa yang kita lakukan seutuhnya untuk sang pencipta. Apalagi seorang yang
seperti saya ini hidup penuh iming-imingan belaka.
Sebisa mungkin kita berikhtiar untuk tidak terpancing
pada simbol-simbol yang belum jelas maknanya. Dan juga kita tidak terperangkap
pada pemahaman makna simbol yang salah. Kita terus brikhtiar untuk tidak
mematematikakan perbuatan baik kita, baik yang akan dilakukan maupun yang sudah
dilakukan. Wallahu a’lam bisshowab.
Posting Komentar