Ajari Aku tentang Arti SAMAWA

Kamis, 20 September 20180 komentar



Oleh: Misbahuddin

Doa yang biasa disingkat dengan kata SAMAWA bukanlah kata singkatan biasa. Maknanya sangat dalam dan implementasinya sangat menantang. Kata singkatan inilah yang sering diucapkan kepada pasangan pengantin baru. Termasuk saya dan istri yang kemarin baru berikrar sebagai pasangan suami istri. Begitu banyak kami mendapatkan ucapan yang mengandung doa untuk menjadi keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah itu. Dari hati yang paling dalam, kami berdua mengucapkan ribuan terimakasih, hanya Allah yang mampu membalas doa-doa dari kalian, keluarga, saudara, teman, dan kerabat.

Untuk mendapatkan keluarga yang SAMAWA tentu agama yang menjadi peran utama. Karena di dalam Agama yang terdapat ketentuan-ketentuan Tuhan untuk membimbing dan mengarahkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Di dalam Islam, membangun keluarga sudah diatur sedemikian rapi, teratur, dan bijaksana. Allah SWT memberi petunjuk melalui Quran-Nya dan Rosulullah memberi risalah melalui Haditsnya untuk dipahami dengan baik dan benar, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pandangan Al-Quran sebagaimana pemahaman saya, salah satu tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan keluarga Sakinah, Mawaddah Warahmah antara pasangan suami istri bersama anak-anak dan keturunannya. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 21, yang artinya:

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya (sakinah), dan dijadikan-Nya diantaramu Mawaddah dan Rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”

Sejauh yang saya pahami dari potongan ayat yang kemudian disingkat menjadi SAMAWA diantaranya sebagai berikut:

1.  Sakinah memiliki arti Ketentraman atau Ketenangan

Tentu ketentraman dan ketenangan dapat diraih jika kedua mempelai dan mendahulukan sifat saling memahami, mengerti dan saling mengisi kekurangannya. Suami akan tenang ketika apa yang ia inginkan dari istrinya tercapai. Begitupun istri akan tenang ketika apa yang ia inginkan dari sang suami terpenuhi. Keduanya saling terpenuhi hak dan kewajibannya. Jika salah satu tidak pernuhi maka ketimpangan akan terasa sehingga kemudian timbul ketidaksesuaian pada harapan. Dan kemudian pasangan suami istri menjadi kurang tenang.

Doa dari pada undangan tentunya hanya sekian persen sebagai faktor eksternal atas terwujudnya keluarga yang tentram dan tenang. Yang menjadi pondasi dasar adalah ikhtiar dari kedua mempelai. Mereka yang menjalani kehidupannya. Mereka yang hidup bersama. Dan mereka yang tahu dengan masalah dan solusi penyelesaiannya. Maka doa dan usaha mereka berdua, antara suami dan istri yang menjadi faktor penting terbangunnya keluarga yang memberi ketenangan.

Sakinah terlihat dari raut wajah yang murah senyum, hati yang lapang dada, budi bahasa yang santun dan halus. Maka untuk mewujudkannya itu tentu atas dasar saling memahami dan mengerti. Saling akur, saling menghormati. Semoga doa dari teman-teman sekalian, diterima oleh Allah sebagai nilai tambah dari usaha dan doa kita berdua.

2.  Mawaddah Mengandung Arti Rasa Cinta

Kalau meminjam kata-kata dari sujiwo tejo, “Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa saja, tapi tidak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa”. Dari kata-kata ini cinta itu lahir dari keadaan yang berbeda, ada cinta yang lahir sebelum menikah, ada yang lahir setelah menikah. Sehingga muncul pernikahan karena mereka saling mencintai, ada yang lahir pernikahan karena perjodohoan.

Dalam hal ini, yang menjadi pondasi penting adalah mencintai. Dari faktor apapun itu kita menikah, yang terpenting setelah kita terjalin dalam hubungan pernikahan maka bangunlah cinta diantara keduanya. Baik pernikahan dari hasil saling kenal dan saling mencintai, atau pernikahan hasil perjodohan maka yang terpenting setelah dinyatakan sah sebagai suami istri ia dapat membangun cintanya. Apa yang ia pilih sebagai istri, dan apa yang ia pilih sebagai suami, ia adalah titipan Tuhan yang terbaik.

Semoga adinda yang Tuhan ciptakan sebagai takdir Cintaku, dapat tetap kokoh dan berjodoh sampai kita berdua disidang Tuhan kelak. Semoga adanya cinta yang kita miliki ini menjadikan kita semakin cinta pada yang menciptakan kita, yakni pada Allah SWT, pada kedua orang tua kita, pada kemanusiaan yang selalu hidup bersama kita.

Rasa cinta juga hadir atas pemahaman yang saling menyatu. Segala sifat yang kurang dari sang suami diterima dengan lapang dada oleh sang istri. Dan segala sifat yang kurang dari sang istri dapat diterima dengan lapang dada oleh sang suami. Keduanya saling menerima kelemahannya sebagai sebuah pelajaran untuk bersama-sama berikhtiar menjadi lebih baik.

3.  Rahmah Mengandung Arti Rasa Sayang

Rasa sayang tidak terdefinisikan dengan kata-kata indah, karena implementasinya bisa lebih indah dari apa yang kita tulis. Kita bisa saja berkata sayang kepada siapapun, tapi yang merasa disayangilah yang mengerti kalau kita benar-benar sayang. Banyak sekali kata sayang bertebaran, entah dari seorang laki-laki atau dari seorang perempuan. Tapi sangat sedikit yang tampak bukti yang sebenarnya dari apa yang ia katakan. Maka rasa sayang dari pasangan suami istri itu, bukan yang tampak foto romantisnya, bukan yang tampak story-story di sosial medianya. Tapi dari sikap, sifat dan pengorbanan setiap waktunya.

Maka sudah sangat lengkap ketiganya saya bahas satu persatu, sejauh pengalaman dari apa yang saya lihat, dari apa yang saya amati dan dari apa yang saya alami sendiri. Bahwa sakinah mawaddah warohmah itu tidak datang begitu saja, tetapi banyak syarat dan tantangan yang perlu diperjuangkan. Tidak cukup berdoa saja, tetapi harus diiringi dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh. Ikhtiar bisa dilakukan dengan terus saling membuka hati untuk saling belajar satu sama lain. Menjadikan keluarga ibarat sekolah, menjadi keluarga ibarat lembaga pendidikan.

Melalui tulisan ini, semoga saya dan istri dapat terus saling belajar untuk terus membangun keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Semoga ikhitiar kita semakin giat dan sungguh-sungguh. Semoga saya dapat dapat menjadi imam yang baik, menuntun istri ke jalan yang sesuai dengan kita suci Allah, dan hadis Rosulullah. Dan semoga istri tercinta Indana Zulfa dapat menjadi istri yang bermakmum pada suami dari segala ajakan yang baik. Dan dapat menolak ajakan suami dari segala yang jelek. Semoga kita berdua dapat melewati bait-bait masalah dengan penyelesaian yang tulus. Wallahu a’lam bish showab.

Tulisan Jumat untukmu
Denpasar, Jumat 21 September 2018 
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SalamuN RespectoR | Johny | Tutorial Software
Copyright © 2014. MisbahPost - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by SalamuN RespectoR
Proudly powered by Blogger